Dalam banyak seminar/acara motivasi, terdapat hal yang sering ditanyakan sbb : Saya sudah menjalankan apa yang dinamakan bekerja keras. Seperti yang dinasehatkan para motivator, saya pun sudah ikhlas & bersyukur pada pekerjaan saya ini, juga pada kondisi saya. Tetapi kenapa sampai saat ini sepertinya tidak banyak hasilnya, keuangan saya tetap begitu2 saja (tidak kaya). Ini saya sampaikan BUKAN sebagai keluhan, karena saya BERSYUKUR terhadap hidup saya ini, dan saya juga ikhlas.
Dengan keadaan seperti saya yang bersyukur, ikhlas, dan sudah bekerja keras, namun kok tetap tidak kaya ?
Berikut ini adalah jawaban2 dari berbagai motivator (salah satunya Mario Teguh), yg kami anggap cukup menjawab pertanyaan tsb.
Mohon jawaban2 ini dibaca pelan2, karena setiap jawabannya mempunyai makna yang sangat dalam, sehingga perlu dicerna pelan2, terima kasih.
JAWABAN ke 1 :
"Kalau anda sudah bekerja keras, tetapi masih juga merasa tidak menghasilkan, coba anda tanyakan pada diri anda sendiri, apakah kerja keras yang anda lakukan itu sudah sesuai dengan rencana yang akan anda hasilkan ?"
JAWABAN ke 2 :
Coba kita introspeksi diri, sebenarnya kerja keras kita ini tergolong yang bagaimana ?
Di lingkungan kerja memang kita sibuk bekerja keras, tapi bisa jadi bahwa sebenarnya kerja keras yang kita lakukan itu termasuk salah satu di bawah ini.
kerja keras "ngomongin orang",
kerja keras "yang tidak sistematis",
kerja keras "yang mikirin kepentingan sendiri",
kerja keras "mencari kegiatan2 yang mubazir",
kerja keras "mencari-cari kesalahan orang"
kerja keras "agar dianggap orang lain kita telah bekerja keras" … dsb.
Bisa jadi sebenarnya tanpa kita sadari, kitapun termasuk diantara pekerja keras yg di atas itu.
Jadi coba meng-evaluasi diri kita sendiri, benarkah kita telah bekerja keras ?
JAWABAN ke 3 :
Jangan2 kerja keras yang anda lakukan adalah :
"KERJA KERAS untuk Tidak Melakukan Apa pun" ...
yang otomatis menjadi "BERHASIL tidak melakukan apa pun"
Yang dimaksud "tidak melakukan apa pun" adalah tidak berusaha melakukan pengembangan diri terhadap yang dikerjakannya, sehingga nilai tambah ke diri kita relatif tidak ada.
Nilai tambah itu bisa berupa kebiasaan yang lebih baik, syukur2 target2 menjadi lebih baik, dsb.
Yang lebih berbahaya adalah bisa jadi anda sebenarnya tidak melakukan apa2 tapi sudah merasa kerja keras.
Ada baiknya menggunakan terapi diri dengan menghadap cermin, sebagaimana disarankan Pak Mario Teguh, tanyakan pada diri anda melalui cermin : "Sebenarnya apa sih yang sudah anda lakukan ?!"
JAWABAN ke 4 :
Kalau ada orang yang secara fisik (plus pikiran sadar) bekerja sangat keras, tetapi secara finansial tidak mendapat banyak, maka itu menunjukkan bahwa MINDSET-nya memang tidak ingin kaya.
Untuk jelasnya ada tiga kondisi di bawah ini yg membuatnya menjadi tidak kaya.
Kondisi A :
Memang mindsetnya sudah demikian (tidak kaya), dan memang tidak mau untuk mengubah (mengembangkan) mindsetnya.
Yang sangat dominan pada mindset seseorang adalah "PERASAAN"-nya (HATI-nya).
Jadi walau pun pikirannya ingin kaya, namun kalau hatinya tidak ingin kaya, tapi HANYA ingin bahagia dan sehat lahir bathin. Maka kerja keras yg dilakukannya cenderung menghasilkan hidup yang tidak kaya, namun bahagia dan sehat lahir bathin, tidak masalah dan tetap wajib disyukuri hidup yg demikian.
Kondisi B :
Cita-cita sesungguhnya ingin kaya “saja”, bukan ingin bermanfaat bagi orang banyak. Jadi hanya ingin kaya untuk dirinya sendiri.
Cita-cita seperti ini sangat sulit terwujud, walau pun sudah bekerja keras. Karena "KEKAYAAN (HARTA) itu hanya SEBUAH ALAT" untuk mencapai TUJUAN MULIA yaitu "BERMANFAAT bagi orang lain (orang banyak)".
Seandainya cita2 anda seperti ini, yaitu ingin kaya "saja". Maka segera diubah cita2 tsb, yaitu menjadi "INGIN BERMANFAAT BAGI ORANG BANYAK".
Dan selanjutnya setiap anda bekerja keras, orientasi dan sasarannya selalu ke arah berusaha agar yang anda kerjakan itu bermanfaat (membantu) orang lain (orang banyak). Maka otomatis anda akan diberi "alat" oleh Yang Maha Memberi Kekayaan (Al-Mughnii), sedemikian rupa sehingga anda dapat mencapai tujuannya. Alat tersebut pada umumnya adalah "HARTA yang BERLEBIH". Karena praktis dengan harta yg berlebih, akan semakin banyak yg dapat dilakukan untuk membantu banyak orang (bermanfaat bagi banyak orang).
Kondisi C :
Cita-citanya ingin kaya, namun dalam praktek sehari-harinya tidak sesuai dengan keinginan tersebut.
Misalkan kurang dermawan (alias pelit). Hal ini sama saja dengan “pikirannya” ingin kaya, namun "MINDSET-nya" ingin miskin.
Membiasakan diri tidak dermawan (pelit), akan membentuk perasaan bahwa "HARTA KITA SEDIKIT", artinya kita "TIDAK KELEBIHAN HARTA". Otomatis ini akan membentuk "MINDSET tidak kelebihan harta (Mindset tidak kaya)". Yang tentu saja mindset tidak kaya inilah yang akan membawa diri anda untuk menjadi tidak kaya, bahkan miskin. Walau pun telah bekerja keras, namun setiap kerja keras itu akan diarahkan oleh mindset kita untuk tidak menghasilkan harta yg berlebih.
Membiasakan diri untuk dermawan (suka memberi dng ikhlas), akan mendorong kita untuk merasakan bahwa kita "seolah-olah kelebihan" harta. Dan ini akan membentuk "MINDSET kelebihan harta (Mindset Kaya)". Yang tentu saja mindset kaya inilah yang akan membawa diri anda untuk menjadi kaya. Jadi disadari atau pun tidak, otomatis kerja keras anda akan "digiring" oleh mindset anda sedemikian rupa sehingga anda menjadi kelebihan harta (kaya).