Assalamu'alaykum Wr.
Wb.
Sampailah kita pada
pembahasan mengenai Tafsir Kitab Kejadian, dimana Allah telah menubuatkan akan
kenabian Rasulullah Muhammad Saw melalui benih Nabi Ismail as.
Bermula dari doa Nabi
Ibrahim as kepada Allah :
Dan Ibrahim berkata
kepada Allah: "Ya Allah, biarlah kiranya Ismail sajalah diperkenankan
hidup di hadapan-Mu!" (Kejadian 17:18)
Lalu Firman Allah
kepada Ibrahim atas permintaannya ini :
"Tentang Ismail,
Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu
yang sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas pangeran, dan Aku akan
membuatnya menjadi satu bangsa yang besar." (Kejadian 17:20)
Kemudian firman Allah
melalui malaikat kepada Hagar setelah pengusiran yang dilakukan oleh Sarah.
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi satu bangsa yang besar." (Kejadian 21:18)
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi satu bangsa yang besar." (Kejadian 21:18)
Bahwa doa Nabi
Ibrahim as terhadap putranya, Ismail agar tetap diperkenankan hidup dihadapan
Allah bisa kita kaji secara luas dan mendalam, bukan dalam pengertian phisik,
sebab tiada seorangpun yang hidup kekal abadi, namun ini merupakan doa rohani
dari Nabi Ibrahim akan kelangsungan kemuliaan dari Ismail as dan keturunannya
dihadapan Allah.
Apa yang diharapkan
oleh Nabi Ibrahim as ini dikabulkan oleh Allah, bahkan Allah telah mengulangi
firman-Nya untuk menjadikan keturunan Ismail sebagai bangsa yang besar sebanyak
dua kali, yaitu pada kejadian 17:20 dan kejadian 21:18. Sementara firman Allah
untuk memperbanyak keturunan Ismail as juga terulang sebanyak dua kali, yaitu
pada Kejadian 16:10 disaat Hagar melarikan diri dari rumah Sarah karena tidak
tahan terhadap perlakuan Sarah kepadanya dan pada Kejadian 17:20 sebagaimana
telah disinggung diatas.
"Lagi kata
Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu,
sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." (Kejadian 16:10)
Kalimat bahwa Allah
akan memperbanyak keturunan Ismail tentunya juga tidak bisa kita batasi hanya
dalam pengertian keturunan phisik semata, namun lebih jauh dari itu kita bisa
pula menafsirkannya sebagai pengikut, sebab untuk menjadikan keturunan Ismail
suatu bangsa yang besar, dia harus memiliki banyak pengikut, jika tidak, maka
firman Allah ini tiada akan terbukti.
Bahkan dalam Bible
Terjemahan Indonesia, ayat Kejadian 16:10 ini diartikan : "...bahwa Aku
akan memperbanyak anak buahmu ...." (LAI 1963)
Dan sebagai awal
terbuktinya firman Allah ini adalah Nabi Ismail telah menurunkan dua belas
orang pangeran sesuai janji Allah tersebut :
"Inilah nama
anak-anak Ismail, disebutkan menurut urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung
Ismail, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam, Misyma, Duma, Masa, Hadad, Tema,
Yetur, Nafish dan Kedma. Itulah anak-anak Ismail, dan itulah nama-nama mereka,
menurut kampung mereka dan menurut perkemahan mereka, dua belas orang pangeran,
masing-masing dengan sukunya."
(Kejadian 25:13-15)
(Kejadian 25:13-15)
Nabi Muhammad Saw,
terlahir dari keturunan Kedar, putra Nabi Ismail yang kedua.
Dalam kamus Bible
Davis 1980, yang disponsori oleh Dana Pendidikan Kristen Gereja Phebriteria di
USA menulis pada artikel Kedar sebagai berikut :
"....suatu suku
keturunan Ismail (Kej. 25:13).... masyarakat keturunan KEDAR ialah orang Pliny
Cedrai, dan dari suku mereka itulah lalu Muhammad dilahirkan secara
terhormat."
Standard Ensiklopedia
Bible International dari A.S. Fulton menyatakan sbb:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"...salah satu diantara suku-suku keturunan Ismail, maka KEDAR-lah yang terpenting dan daripadanya kemudian berkembang menjadi beberapa suku padang pasir primitif. Ia mencakup seluruh keturunan KEDAR (Arab, Keidar) yang menjadi silsilah orang Muslim dimana Muhammad adalah seorang keturunan Ismail."
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"...salah satu diantara suku-suku keturunan Ismail, maka KEDAR-lah yang terpenting dan daripadanya kemudian berkembang menjadi beberapa suku padang pasir primitif. Ia mencakup seluruh keturunan KEDAR (Arab, Keidar) yang menjadi silsilah orang Muslim dimana Muhammad adalah seorang keturunan Ismail."
Dictionary Bible
karangan Smith :
------------------------------------------------
"KEDAR (hitam), putra Ismail kedua (Kej, 25:13)....Muhammad menghubungkan silsilah beliau kepada Abraham (Ibrahim) melalui jalur suku Quraisy, yang berkembang dari KEDAR. Orang-orang Arab disepanjang Hejaz disebut dengan Bani Harb (tentara-tentara perang) yaitu yang dahulu pada mulanya keturunan Ismail."
------------------------------------------------
"KEDAR (hitam), putra Ismail kedua (Kej, 25:13)....Muhammad menghubungkan silsilah beliau kepada Abraham (Ibrahim) melalui jalur suku Quraisy, yang berkembang dari KEDAR. Orang-orang Arab disepanjang Hejaz disebut dengan Bani Harb (tentara-tentara perang) yaitu yang dahulu pada mulanya keturunan Ismail."
Bible sendiri
memberikan tempat yang istimewa dalam ayat-ayatnya terhadap keturunan Kedar,
misalnya Kedar dan para pangerannya kembali disebut didalam Yehezkiel 27:21
"Arabia, and all
the princes of Kedar..." (Ezekiel 27:21)
Atau juga :
"...that I dwell
in the tents of Kedar." (Psalm 120:5)
"I am black, but comely, O ye daughters of Jerusalem, as the tents of Kedar, as the curtains of Solomon." (Song of Solomon 1:5)
"I am black, but comely, O ye daughters of Jerusalem, as the tents of Kedar, as the curtains of Solomon." (Song of Solomon 1:5)
"...the villages
that Kedar doth inhabit.." (Isaiah 42:11)
"All the flocks of Kedar..." (Isaiah 60:7)
"...and send unto Kedar.." (Jeremiah 2:10)
"Concerning Kedar..." (Jeremiah 49:28)
"All the flocks of Kedar..." (Isaiah 60:7)
"...and send unto Kedar.." (Jeremiah 2:10)
"Concerning Kedar..." (Jeremiah 49:28)
Dan kita kembali pada
penyebutan dua belas pangeran (twelve princes) yang keluar dari benih Nabi
Ismail adalah sangat tepat sekali, sebab pangeran adalah "raja kecil"
(little King) yang akan menjadi cikal bakal raja sebenarnya (The real King)
yang akan mengantarkan kaumnya menjadi bangsa yang besar sebagaimana firman
Allah pada kitab Kejadian.
Pada kitab Yesaya
kita menjumpai bahwa Allah telah memberikan beban kepada orang-orang Arab,
dimana jika kita merefer pada tafsir ayat Ezekiel 27:21 bahwa tanah Arabia ini
berdiam seluruh keturunan Kedar.
"The burden upon
Arabia..." (Isaiah 21:13)
Didalam terjemahan
LAI (Bible versi Indonesia) ayat ini diterjemahkan dengan kalimat "Inilah
firman akan hal negri Arab.."
Padahal terjemahan
sebenarnya bukanlah demikian, namun "Beban atas Arab" yang
bermaknakan tanggung jawab Muslimin Arab pada mula-mula kebangkitan Islam untuk
mengembangkan risalah Islam.
Kita juga melihat
arti dari kata "burden" pada the Scofield Study Bible:
"…which also means an oracle is a word sometimes used in the prophetical writings to indicate a divine message of judgment" (Scofield Study Bible New King James Version, note 1, p. 792)
"…which also means an oracle is a word sometimes used in the prophetical writings to indicate a divine message of judgment" (Scofield Study Bible New King James Version, note 1, p. 792)
Kita baca dalam kitab
Habakkuk 3:3
"Eloah came from
Teman, and the Holy One from mount Paran. Selah. His glory covered the heavens,
and the earth was full of his praise." (Habakkuk 3:3)
"Tuhan datang
dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah.
Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."
(Habakkuk 3:3)
(Habakkuk 3:3)
Merefer pada Habakkuk
3:3 ini, mari kita lihat dulu pada apa yang dinubuatkan oleh Jesaya dalam
kitabnya pada pasal 21:14
"The inhabitants
of the land of Tema brought water to him that was thirsty, they prevented with
their bread him that fled." (Isaiah 21:14)
"Para penduduk
dari tanah Tema itu membawakan air kepadanya yang kehausan, mereka menjamunya
dengan roti kepunyaan mereka terhadap yang telah melarikan diri." (Jesaya
21:14)
Lebih jauh pembahasan
ini kita mulai dari nubuatan Yesaya pada 21:7 mengenai "Dua
pengendara" :
"And he saw a
chariot with a couple of horsemen, a chariot of asses, and a chariot of camels;
and he hearkened diligently with much heed." (Isaiah 21:7)
"Dan dia melihat
sebuah kereta dengan sepasang penunggang kuda, yang sebuah kereta keledai dan
yang sebuah kereta unta, lalu dia mendengar dengan ketekunan dan segenap
perhatian."
(Jesaya 21:7)
(Jesaya 21:7)
Dalam hal ini
nubuatan Jesaya akan penglihatannya itu terbagi menjadi dua bagian, bahwa
seorang penunggang keledai dan seorang penunggang unta, setiap orang Kristen
akan segera menjawab dengan pasti bahwa sang penunggang keledai itu adalah
gambaran dari Jesus, sebagaimana yang termuat didalam Yohanes 12:14
"And Jesus, when
he had found a young ass, sat thereon; as it is written." (John 12:14)
Dan Jesus, ketika dia
mendapatkan seekor keledai muda, lalu duduk diatasnya seperti yang tersurat.
Lalu siakapah yang
dijanjikan akan mengendarai unta ?
Tokoh yang dinubuatkan oleh Jesaya ini sudah dilalaikan oleh para pembaca Bible, bahwa sang pengendara unta itu adalah Nabi Muhammad Saw. Apabila ayat ini tidak diterapkan kepada beliau Saw, maka kenabian belum terpenuhi. Oleh sebab itulah maka Jesaya dalam pasal yang sama menjelaskan lebih lanjut (21:13)
Tokoh yang dinubuatkan oleh Jesaya ini sudah dilalaikan oleh para pembaca Bible, bahwa sang pengendara unta itu adalah Nabi Muhammad Saw. Apabila ayat ini tidak diterapkan kepada beliau Saw, maka kenabian belum terpenuhi. Oleh sebab itulah maka Jesaya dalam pasal yang sama menjelaskan lebih lanjut (21:13)
Baru pada ayat ke-14
kita kembali pada pembahasan masalah "Tema", sebagaimana ayat yang telah
kita kutip dan akan kita kutip lagi dibawah ini :
"The inhabitants
of the land of Tema brought water to him that was thirsty, they prevented with
their bread him that fled." (Isaiah 21:14)
"Para penduduk
dari tanah Tema itu membawakan air kepadanya yang kehausan, mereka menjamunya
dengan roti kepunyaan mereka terhadap yang telah melarikan diri." (Jesaya
21:14)
Berikut ini akan saya
kutipkan pernyataan dari alamat : http://www.aol40.com/prediction.htm
In "The
Dictionary of the Bible," bearing the Nihil Obstat, Imprimatur, and
Imprimi Potest (official Church seals of approval), by John McKenzi, we read
that "Tema" is:
"a place name
and tribal name of Arabia; a son of Ishmael.... The name survives in Teima, an
oasis of the part of the Arabian desert called the Nefud in N Central
Arabia."
This word, Tema, is
the name of the ninth son of Ishmael (the father of the
Arabs), in Genesis 25:13-15
Arabs), in Genesis 25:13-15
Strong's concordance
tells us that this name was also applied to the land settled by Tema the son of
Ishmael. It goes on to explain how this word is "probably of foreign
derivation".
Indeed, this word,
Teima, is an Arabic word which means "Barren desert". It remains the
name of a city in the Arabian peninsula just north of "Al-Madinah
Al-Munawarah," or "Madinah" for short.
Yang dimaksudkan
dengan Tema disini adalah kota "Madinah" atau "Yathrib",
yaitu kota tempat hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan para sahabat beliau setelah
mendapatkan siksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi dan terusir dinegri
kelahirannya, Mekkah.
Sejarah mencatat
bahwa dinegri Tema atau Madinah ini Rasulullah Saw mendapatkan sambutan dan
penghormatan yang menggembirakan dari penduduk kota tersebut, sesuai dengan
Yesaya 21:14 dan Yesaya 21:15.
Dan setelah hijrahnya
Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat dan pengikutnya ketanah Madinah, yaitu
dimulainya tahun Hijriah Islam, maka pada tahun berikutnya yaitu tahun kedua
Hijriah, Nabi Allah Muhammad Saw menepati nubuatan Yesaya pada ayat berikutnya,
yaitu :
"For thus hath
Yahweh said unto me, Within a year, according to the years of an hireling, and
all the glory of Kedar shall fail. And the residue of the number of archers,
the mighty men of the children of Kedar, shall be diminished: for the LORD God
of Israel hath spoken it." (Isaiah 21:16-17)
Pada tahun kedua
Hijriah, yaitu setahun sesudah hijrahnya Rasulullah Muhammad Saw ("within
a year according to the years of an hireling"), terjadilah peperangan
Badar yang mengakibatkan banyaknya para pemuka Kedar (yaitu kaum serumpun
Muhammad Saw yang menyembah berhala dan memusuhinya dikota Mekkah) gugur dalam
peperangan tersebut
Kemenangan kaum
Muslimin pimpinan Nabi Muhammad Saw dalam peperangan Badar ini merupakan awal
dari kehancuran keturunan Kedar yang menyembah berhala ditanah Arabia.
Lalu kembali kita
pada pembahasan Habakkuk 3:3 bahwa :
"Tuhan datang
dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah.
Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."
(Habakkuk 3:3)
(Habakkuk 3:3)
Biasanya umat Nasrani
akan mengatakan bahwa isi kitab Habakkuk ini adalah perihal pernyataan Allah
kepada Musa yang memimpin umatnya, padahal sama sekali Habakkuk dalam kitabnya
tidak pernah ada menyinggung-nyinggung masalah penyertaan Tuhan kepada bangsa
Israel dengan pimpinan Musa, isi kitab Habakkuk adalah menceritakan tentang
pengagungan kepada Tuhan.
Apa arti kata Selah
pada Habakkuk 3:3 ?
Mari kita lihat pada Genesis / Kejadian 49:1 :
Mari kita lihat pada Genesis / Kejadian 49:1 :
"And Jacob
called unto his sons, and said, Gather yourselves together, that I may tell you
that which shall befall you in the last days." (Genesis 49:1)
Dan Yakub telah
memanggil anak-anaknya, dan berkata, berhimpunlah kalian bersama, bahwa aku
hendak mengatakan kepadamu tentang apa yang akan menimpa kepada kamu pada hari
kemudian.
(Kejadian 49:1)
(Kejadian 49:1)
Pada ayat yang ke-10
terdapatlah kata-kata :
"The sceptre shall not depart from Judah, nor a lawgiver from between his feet, until Shiloh come; and unto him shall the gathering of the people be." (Genesis 49:10)
"The sceptre shall not depart from Judah, nor a lawgiver from between his feet, until Shiloh come; and unto him shall the gathering of the people be." (Genesis 49:10)
"Tongkat lambang
kekuasaan itu tidak akan mundur dari Judah, pemberi hukumpun tidak dari antara
kakinya, sehingga datanglah Selah, maka kepadanyalah segala bangsa akan
menurut." (Kejadian 49:10)
Selah, dalam konteks
ayat diatas dapat kita artikan sebagai "Shaluah", yang artinya
"Rasul" (Utusan Allah), Selah juga merupakan nama sebuah kota, tetapi
pengertian ini kurang tepat bila dimasukkan kedalam pengertian Kejadian 49:10
ini, begitu pula Selah dapat diartikan sebagai bentuk pujian terhadap Allah
sebagaimana yang terdapat dalam kitab Mazmur (Psalm).
Sehingga maksud dari
Kejadian 49:10 adalah tongkat lambang kekuasaan dalam hal ini wahyu yang
mengabarkan tentang kerajaan Allah akan segera berakhir dengan kedatangan
"Selah" yang menurut Allah dan juga Jesus sendiri didalam Ulangan
32:21 dan Matius 21:43 bahwa kerajaan Allah itu pada akhirnya akan diangkat dan
dipindahkan kepada suatu bangsa selain dari Bani Israel, dan disanalah Selah
itu akan mengakhiri wahyu mengenai kerajaan Allah.
"Tuhan datang
dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah.
Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."
(Habakkuk 3:3)
(Habakkuk 3:3)
Bahwa Tuhan datang
dari Teman yang bisa diartikan bahwa Tuhan telah menolong Nabi-Nya dikota Tema
atau Madinah dan orang yang disucikan itu yakni Nabi Muhammad Saw datang dari
pegunungan Paran, bahwa Muhammad Saw selaku keturunan dari Nabi Ismail as yang
bertempat dipegunungan Paran telah datang datang kekota Madinah sebagai Selah, yaitu
sebagai utusan Allah.
Kemuliaan dari satu
yang telah disucikan dari pegunungan Paran itu akan menutupi langit dan bumi
dengan kemuliaannya, dan akan memenuhi keduanya dengan pujiannya. Jelas bahwa
Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi yang telah disucikan oleh Allah, datang sebagai
pembawa rahmat kepada seluruh alam, mengagungkan asma Allah dan ketauhidan-Nya,
menolak segala bentuk keberhalaan yang menodai ke-Esaan Allah.
Kembali saya kutipkan
pernyataan dari alamat : http://www.aol40.com/prediction.htm
"Eloah came from
Teman, and the ***Holy One*** from mount Paran. Selah. His glory covered the
heavens, and the earth was full of his praise." (Habakkuk 3:3)
However, if we were
to look more closely at this verse we would find even greater detail of this coming
message. The word which has been translated here as "Holy One" is the
Hebrew word "qadowsh" {kaw-doshe'} which has the multiple meaning of
"sacred, holy, Holy One, saint, set apart."
In this specific
verse the translators judgment drove them to translate it as "Holy
One" (notice the capitals), thus, they understood this verse to simply
mean "God came from Teman and God came from mount Paran." However, if
this was the intended reading then why did God choose to use the word "God"
in one place and "Holy One" in the other? There must be a reason for
this specific wording. Actually, there is.
If we were to read
Exodus 19:6 we would find that the same translators of the Bible have
translated this same Hebrew word as "holy nation." In Exodus 29:31 it
is translated as "holy place," and in Zec. 14:5 they translated it as
"saints." Thus, we see that according to the witness of these same
translators of the Bible, this verse of Habakkuk 3:3 could (or more correctly,
should) be translated as "and the saint from mount Paran," or
"and the holy one from mount Paran" (no capitals). This is important,
why?
If we were to accept
everything these Biblical translators are teaching us and to accept that the
word "qadowsh" can be translated as "Holy One," or as
"holy one," or as "saint," or as "holy," etc.
based upon the meaning most appropriate for the chosen verse, then we realize
that although it would be completely appropriate to interpret the coming of
Islam from the mountains of Makkah as "the Holy One" coming from
"mount Paran," still, it would be more precise to say that "the
holy one" (or "the saint") came from "mount Paran."
This is because Muhammad (peace be upon him) was born on Paran (Makkah) and
first received the message of Islam in the mountains of Makkah.
So why does the first
part of this verse say "God came from Teman" and not "The Holy
One came from Teman"? Well, the reason for this is that Islam was indeed
first revealed to Muhammad (peace be upon him) in Makkah, however, he and his
followers remained persecuted and in constant fear of death from the pagans of
Arabia while they resided in Makkah. This continued for a period of thirteen
years. During this period, the Muslims were beaten, starved, tortured, and
killed. This situation was hardly conducive of the Muslims openly preaching the
message of God to all of mankind. For this reason, the knowledge of the
persecution that one must endure upon acceptance of Islam prevented many from
openly accepting it or preaching it to others.
However, this all
changed in the beginning of the fourteenth year. That is when God Almighty
commanded Muhammad (peace be upon him) to emigrate with his companions to Teman
(Madinah). Although the pagans escalated their persecution of the Muslims into
all-out warfare at this point, still, within the boundaries of the city of
Madinah they had begun to enjoy a measure of freedom and autonomy. This freedom
manifested itself in their ability to not only preach the message of God within
the city itself, but they also began to send delegations to the surrounding
cities inviting them to Islam. In other words, the message of Islam did not
truly begin its "global" phase until it reached "Teman" or
Madinah. This is why the verse says "God came from Teman, and the holy one
from mount Paran" In fact, just as the Christian calendar starts with the
presumed date of the birth of Jesus (peace be upon him), so does the Islamic
"Hijra" calendar start with the year in which the Muslims emigrated
to Madinah.
Tidaklah disangsikan
bahwa padang belantara Barsyeba yang dimaksud adalah dataran Sinai itu sendiri.
Jadi sesudah daratan Paran adalah Mekkah dan Hijaz.
Ahli-ahli Geologi menerangkan bahwa daratan Paran terletak antara Mekkah dan Sinai.
Ahli-ahli Geologi menerangkan bahwa daratan Paran terletak antara Mekkah dan Sinai.
Kitab Ulangan 33:2
berbunyi pula :
"Maka katanya: Bahwa Tuhan telah datang dari sinai dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir, kelihatan Ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang dengan sepuluh ribu orang suci, maka dari tangan kanannya terdapat hukum (syariat) yang bernyala-nyala bagi mereka."
"Maka katanya: Bahwa Tuhan telah datang dari sinai dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir, kelihatan Ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang dengan sepuluh ribu orang suci, maka dari tangan kanannya terdapat hukum (syariat) yang bernyala-nyala bagi mereka."
Bukankah pegunungan
Paran ini adalah dimana Ismail sebagai putra Ibrahim berdiam sebagaimana isi
kitab Kejadian 21:21 ?
Dan bukankah Allah sebagaimana yang kita kutip pada kitab Kejadian sebelumnya juga telah menjanjikan akan berkah dan karunia-Nya bagi Ismail ?
Dan bukankah Allah sebagaimana yang kita kutip pada kitab Kejadian sebelumnya juga telah menjanjikan akan berkah dan karunia-Nya bagi Ismail ?
Itulah dia terjadi
pada saat kebangkitan Muhammad yang berasal dari benih Ismail manakala beliau
Saw mendapatkan wahyu dari Gua Hira dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Paran, dimana Hagar
dan Ismail bertempat tinggal ialah ditanah Arab, sebagaimana diterangkan dalam
Galatia 4:25 sebagai berikut :
"Adapun Hagar
ini gunung sinai ditanah Arab sama seperti Yerusalem yang ada sekarang ini,
karena ialah menjadi hamba beserta dengan anak-anaknya."
Dengan keterangan
beberapa ayat Bible tersebut diatas, dapatlah dipahami bahwa Paran itu adalah
sebuah padang belantara yang sangat luas, terletak antara negeri Palestina di
Utara sampai gunung Torsina disebelah selatan dan disebelah Timurnya sampai
dengan tanah Arab.
Dan pegunungan
ditanah Arab disebut "Pegunungan Paran", adalah wajar kalau lama
kelamaan karena bertambahnya penduduk, maka yang dinamakan Paran itu hanya
tinggal tempat yang ada dipegunungan Sinai.
Maka sekarang ini,
Paran sudah tidak ada lagi setelah penduduknya bertambah padat. Hal ini sama
keadaannya dengan pesisir utara tanah Jawa.
Jaman dahulu semua pesisir utara tanah jawa adalah termasuk Mataram, tetapi sekarang Mataram itu hanya tinggal Yogyakarta dan Surakarta.
Jaman dahulu semua pesisir utara tanah jawa adalah termasuk Mataram, tetapi sekarang Mataram itu hanya tinggal Yogyakarta dan Surakarta.
Hal ini mudah
dimengerti, karena bangsa Arab pendatang didalam Kitab Kejadian dan kitab-kitab
suci lainnya dikenal sebagai golongan Ismail. Sedangkan bangsa Arab pendatang
ini menisbatkan silsilahnya kepada Adnan, yaitu nenek dari bangsa Quraisy yang
pertama, yang tinggal di Mekkah.
Dan Janji Tuhan pada
Kejadian 21:18 dan 17:20 yang menyatakan akan menjadikan keturunan Ismail
sebagai suatu bangsa yang besar telah terpenuhi yang diawali dengan kelahiran
dan pengutusan Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin yang ajarannya kelak akan
menghantarkan Bangsa Arab sebagai suatu bangsa yang besar sebagai pusat
penyebaran Islam.
Dengan demikian
jelaslah bahwa Gua Hira yang berada disalah satu gunung ditanah Arab (Mekkah),
adalah termasuk pegunungan Paran, dimana Tuhan dengan gemerlapan cahaya-Nya
terlihat digunung Paran, sebagai isyarat turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad
Saw.
Dan pada kalimah
terakhir pada Kitab Ulangan 33:2 berbunyi "... maka dari tangan kanannya
terdapat hukum (syariat) yang bernyala-nyala bagi mereka."
Maksudnya ditangan
Muhammad terdapat hukum atau syariat yang tegas bagi umat manusia dengan
diiringi oleh 10 ribu orang-orang suci, yaitu para sahabat Rasulullah Saw.
Jadi semakin jelas
sudah bahwa Ulangan 33:2 mengatakan : Tuhan telah datang dari Sinai (ini berupa
wahyu kepada Musa), kemudian datang dari Seir, sebuah gunung didaerah Palestina
(ini wahyu kepada Isa / Jesus) dan yang terakhir dari pegunungan Paran (yaitu
wahyu kepada Muhammad Saw) adalah merupakan nubuatan atas diri Rasulullah
Muhammad Saw.
Kedatangan Allah
dalam konteks ayat Ulangan 33:2 itu tentunya tidak bisa kita artikan bahwa
Tuhan akan muncul face-to-face dengan manusia, sebab baik Bible maupun Qur'an
sendiri membantah bahwa Tuhan bisa dilihat oleh manusia, pengertian kedatangan,
kebangkitan dan bersinarnya Tuhan dalam konteks ayat diatas haruslah kita
artikan sebagai petunjuk atau wahyu yang datang dari Allah melalui
tempat-tempat tersebut.
Jika kita lihat
terjemahan berbahasa Inggris, didapati kalimat :
"And he said,
Yahweh came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount
Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a
fiery law for them."
(Deut 33:2)
(Deut 33:2)
Makna kata "came
from..., and rose up from ... he shined forth" jika kita pahami dengan
baik maka akan menumbuhkan pengertian yang lebih luas, bahwa Tuhan sudah datang
dari Sinai, kenapa disebut dengan "came from" ?
Sebab dalam hal
mewartakan wahyu-Nya kepada Musa, Tuhan sendiri yang menghampiri Musa diatas
gunung Sinai, dan berikutnya, setelah seluruh yang diwahyukan kepada Musa yang
dikenal dengan nama Taurat mulai dirusak dan dimanipulasi serta ditinggalkan
oleh kaum Yahudi dalam beberapa periode setelah kematian Musa, wahyu Tuhan akan
dibangkitkan lagi (rose up from) yang berfungsi mengembalikan atau mengingatkan
kembali hukum-hukum Taurat, dan pada akhirnya, setelah semua wahyu Tuhan itu
kembali diabaikan oleh manusia dengan pembangkangan mereka, Tuhan akan
mendatangkan kembali wahyu-Nya dengan kata-kata "he shined forth",
akan bersinar ....
Jadi wahyu yang
terakhir ini akan berfungsi sebagai penerang, sebagai sumber cahaya, bagaikan
matahari yang akan selalu terbit meskipun cahayanya terkadang ditutupi oleh
mega hitam yang berlalu, namun kekuatan tembus dari cahaya itu akan mampu
menguak setebal apapun mega hitam menggantung, sekalipun malam turut
menghadang, namun sang mentari akan meminjam bulan untuk meneruskan cahayanya,
menerangi kegelapan.
Itulah AlQur'an,
wahyu yang diturunkan oleh Allah, yang senantiasa bersinar, menembusi seluruh
hati manusia, menguak kebohongan dan manipulasi yang coba dilakukan oleh
pihak-pihak tertentu, menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi mereka yang mau
mempergunakan akalnya.
Seandainya suku
Quraisy dan bangsa-bangsa Arab pendatang lainnya bukan merupakan keturunan
Ismail, berarti keterangan Kitab Kejadian itu tidak benar dan janji Allah
kepadanya tidak dipenuhi, padahal Allah tidak pernah menyalahi janjiNya.
Karena di Mekkah
tiada keturunan Ismail yang Allah beri berkah dan diperbanyak keturunannya
serta tidak ada suatu bangsa besar dipenjuru manapun dibumi ini yang valid
untuk dinisbatkan kepada beliau. Maka kalau hal ini tidak benar, lalu darimana
asal-usul bangsa tersebut jika mereka bukan bangsa Arab pendatang ? DImana
tempat mereka itu bermukim, agar janji Allah yang tidak pernah menyalahi
JanjiNya itu menjadi suatu kenyataan dan kabar gembiranya terwujud, karena
tiadalah kebohongan dengan kabar tersebut ?
Disamping itu, bahasa
Arab pendatang ini mirip sekali dengan bahasa Hebrew (Yahudi), yang merupakan
bahasa Ibu dari Nabi Ismail dan tetap sampai sekarang menjadi bahasa kebangsaan
Yahudi.
Adanya persamaan
antara dua bahasa ini tidak mungkin timbul jika tidak ada hubungan silsilah
antara kedua kelompok ini.
Apabila kedatangan
Tuhan dari Paran ini masih dipaksakan kepada Yesus, maka sejauh yang kita
ketahui bahwa Yesus sepanjang hidupnya tidak pernah singgah ke Paran atau juga Teman.
Sebaliknya Muhammad Saw, beliau lahir di Paran dan diangkat menjadi Nabi
didaerah ini.
Demikianlah Tafsir
Kitab Kejadian ini.
Wassalam,