Assalamu'alaykum Wr.
Wb.
Bermula
dari ucapan Nabi Musa as terhadap Bani Israil :
"YÁOHU UL thy
ULHIM will raise up unto thee a Prophet from the midst of thee, of thy
brethren, like unto me; unto him ye shall hearken." (Deuteronomy 18 :15)
Pada ayat diatas,
Nabi Musa menyebutkan bahwa Allah akan membangkitkan SEORANG NABI kepada Bani
Israil yang berasal dari saudara mereka yang mana Nabi tersebut akan memiliki
karakteristik SAMA seperti halnya Nabi Musa.
Dalam beberapa
perdiskusian yang pernah saya lakukan dengan kaum Ahli Kitab (Nasrani), mereka
menyandarkan bahwa terhadap Yesus-lah nubuatan Nabi Musa ini ditujukan. Namun
bila kita kaji lebih jauh, rasanya kesimpulan tersebut terlalu dini untuk
dinisbatkan kepada Yesus.
Kalimat "brethren atau
dari antara saudaramu" yang tercantum dalam kalimat Nabi Musa as pada ayat diatas,
jelas dari tidak merefer pada kalangan Yahudi sendiri.
Mari kita analogikan
ayat tersebut :
1. Arman X Saudaranya
Arman (Adik atau kakak saya)
Disini saudara Arman bukanlah Arman itu sendiri, melainkan harus orang lain
Disini saudara Arman bukanlah Arman itu sendiri, melainkan harus orang lain
2. Seorang Israel X
Saudaranya Israel
Saudaranya Israel adalah bukan Israel itu sendiri tetapi Bani Ismail
Saudaranya Israel adalah bukan Israel itu sendiri tetapi Bani Ismail
Jadi ayat Ulangan
18:15 jo Ulangan 18:18 tersebut jika kita artikan secara harfiah akan memiliki
makna :
"Seorang Nabi
akan dibangkitkan lagi oleh Allah bagi kaum Bani Israil tetapi Nabi tersebut
berasal dari saudara mereka, yaitu Bani Ismail, dimana Nabi dari Bani Ismail
ini akan memiliki karakteristik dan keagungan sama seperti Musa yang berasal
dari Bani Israil."
Saudara Bani Israel
terkecuali Bani Ismail, tidak ada yang mengeluarkan doktrin keNabian,
termasuklah didalamnya dari benih Ketura. Hanya Bani Ismail sajalah yang kita
dapati Nabi dari antara saudara Bani Israi tersebut.
Islam menolak konsep
bahwa Musa telah bertemu dengan Allah secara berhadapan muka, sebab Allah tidak
dapat dilihat. Dan jika kita kembalikan pula hal ini pada Bible, kita pun akan
mendapati keterangan yang serupa, Allah itu adalah dzat yang Maha halus yang
tidak bisa dicapai dengan penglihatan. Dan perihal adanya nas terlihatnya Allah
dalam beberapa ayat Bible yang justru menimbulkan suatu kontradiksi dalam
ayat-ayat Bible sendiri.
Lihat Kejadian 17:22 ... apakah maksudnya
Allah naik meninggalkan Abraham ?
Apakah anda menyetujui bahwa Allah bisa terlihat oleh Abraham sebagaimana pada Kejadian 17:1 ?
Jika jawabnya "Ya" maka berupa apakah Allah ini yang terlihat oleh Abraham pada kejadian ini ?
Ingat pada Kejadian 17:1 jelas disebut Allah terlihat kepada Abraham dan pada Kejadian 17:22 Tuhan naik meninggalkan Abraham yang menurut penafsiran saya yang awam ini adalah - maaf - seperti seorang pilot pesawat terbang yang tinggal landas meninggalkan bandara.
Apakah anda menyetujui bahwa Allah bisa terlihat oleh Abraham sebagaimana pada Kejadian 17:1 ?
Jika jawabnya "Ya" maka berupa apakah Allah ini yang terlihat oleh Abraham pada kejadian ini ?
Ingat pada Kejadian 17:1 jelas disebut Allah terlihat kepada Abraham dan pada Kejadian 17:22 Tuhan naik meninggalkan Abraham yang menurut penafsiran saya yang awam ini adalah - maaf - seperti seorang pilot pesawat terbang yang tinggal landas meninggalkan bandara.
Lalu pada Kejadian 18:1 dinyatakan lagi
Abraham kembali melihat Tuhan dekat pohon Mamre dan kali ini rupanya Tuhan
datang bertiga dan disembah oleh Abraham pada Kejadian 18:2 sambil menyediakan
dirinya untuk membasuh kaki 3 orang Tuhan ini yang rupanya kotor setelah
menemui Abraham.
Kejadian ini rupanya
seringkali terjadi.
Banyak ayat dalam Bible yang menyatakan bahwa Tuhan dapat dilihat oleh manusia. Mereka yang pernah melihat Tuhan antara lain: Ishak (Kejadian 26:2), Yakub (Kejadian 35:9), Musa, Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang Israel (keluaran 24:9), bangsa Israel (Bilangan 14:14) dan (Yeremia 31:3), Yesaya (6:1)
Banyak ayat dalam Bible yang menyatakan bahwa Tuhan dapat dilihat oleh manusia. Mereka yang pernah melihat Tuhan antara lain: Ishak (Kejadian 26:2), Yakub (Kejadian 35:9), Musa, Harun, Nadab, Abihu dan 70 orang Israel (keluaran 24:9), bangsa Israel (Bilangan 14:14) dan (Yeremia 31:3), Yesaya (6:1)
Bahkan Yakub telah
berhasil mengalahkan Tuhan dalam pergumulannya dan menang (Kejadian 32:28) dan
juga penamaan tempat Pniel pada Kejadian 32:31 yang dinyatakan bahwa Yakub
melihat Allah berhadapan muka serta Musa pada Ulangan 34:10.
"And he said, Thy
name shall be called no more Jacob, but Israel: for as a prince hast thou power
with Elohim and with men, and hast prevailed." (Genesis 32:28)
"And Jacob called
the name of the place Peniel: for I have seen Elohim face to face, and my life
is preserved."(Genesis 32:30)
Padahal Injil
Yohanes/Yahya/Johnpada 1:18 menyebutkan bahwa Allah belum pernah
dilihat oleh seorangpun juga melainkan hanya dinyatakan melalui Jesus selaku
utusan-Nya sebagaimana yang dinyatakan oleh Jesus sendiri dalam Injil
Yohanes 17:8 dan Samuel 7:22
"Maka kata
Pilipus kepadanya: 'Ya Tuan, tunjukkanlah Bapa itu kepada kami, maka padalah
(dengan begitu akan cukuplah) itu bagi kami. Kata Jesus kepadanya: 'Hai
Pilipus, sekian lamanya aku bersama-sama dengan kamu, dan tiadakah engkau kenal
aku ? Siapa yang sudah melihat aku, ia sudah melihat Bapa. Bagaimanakah katamu
: 'Tunjukkanlah Bapa itu kepada kami ?'" (Johanes 14:8-9)
Jadi akhirnya Yesus
sendiri menunjukkan kepada Pilipus, bagaimana membuktikan kehadiran Tuhan
kepada murid-muridnya; bahwa hal itu tidak mungkin.
Adalah salah apabila
umat Kristen menangkap kesan bahwa Jesus sudah menyatakan dirinya sama dengan
Allah (alias Bapa). Bagaimana mungkin menafsirkan yang demikian sementara Jesus
sendiri menolak anggapan tersebut dalam dua ayat dibawah ini:
John 13:16 - Douay
"Amen, amen I say to you: The servant is not greater than his lord; Neither is the apostle greater than he that sent him."
"Amen, amen I say to you: The servant is not greater than his lord; Neither is the apostle greater than he that sent him."
John 14:28 - Douay
"Because I go to the Father: for the Father is greater than I."
"Because I go to the Father: for the Father is greater than I."
Jelas dari kalimat
diatas, bahwa Allah tidaklah sama dengan Jesus, Allah jauh lebih berkuasa,
lebih mulia daripada Jesus yang hanya sebagai hamba dari Allah itu sendiri,
sebagai utusan Allah kepada Bani Israil.
Kita harus mempercayai
eksistensi Tuhan hanya dengan memperhatikan makhlukNya, matahari, bulan,
seluruh makhluk dan termasuklah Jesus sendiri yang merupakan ciptaan Tuhan.
Jesus juga menyatakan
didalam Johanes 4:24 Elohim is a Spirit (Tuhan adalah Roh ...), Ye have
neither heard his voice at any time, nor seen his shape. (Kamu belum pernah
mendengar suaraNya atau melihat rupaNya.)" - Johanes 5:37
Bagaimana anda dapat
melihat suatu roh ?
Yang dapat mereka lihat adalah Yesus, bukan Tuhan.
Yang dapat mereka lihat adalah Yesus, bukan Tuhan.
Paulus didalam 1 Timotius
6:16 mengatakan hom no man hath seen, nor can see (...yang tiada pernah dilihat atau
dapat dilihat orang...)' Hal ini juga terjadi pada Keluaran 33:20 And he said, Thou
canst not see my face: for there shall no man see me, and live.
Dalam AlQur'an sendiri
dinyatakan :
"Dia tidak dapat
dicapai oleh penglihatan mata, sedang Dia dapat melihat segala yang kelihatan
dan Dialah Yang Maha Halus lagi Maha Mengetahui."(QS. al-An'aam 6:103)
Bagaimana menurut
pendapat anda ini ?
Saya rasa anda tidak akan lari dari kebenaran, bukan ?
Saya rasa anda tidak akan lari dari kebenaran, bukan ?
Lalu sekarang kita
kembalikan pembahasan kita pada diri Nabi Musa yang dikatakan telah berhadapan
dengan Tuhan secara muka bukan dalam arti yang sesungguhnya sebagaimana saya
umpamanya berhadapan dengan anda disuatu ruangan lobi sebuah hotel.
Melainkan bahwa Allah
telah berkenan untuk menyampaikan langsung wahyu-Nya kepada Nabi Musa as tanpa
perantaraan malaikat-Nya, dan ini pun dialami oleh Nabi Muhammad Saw ketika
mendapatkan kewajiban sholat dalam perjalanan Mi'raj beliau ke Sidratul
Muntaha.
Sekarang, untuk
menghormati pemahaman Kristen bahwa Nabi yang dimaksud dari "Brethern
of Israel" itu adalah Jesus, mari sama-sama kita lihat dan pelajari
secara objektif.
Dalam hal apa
persamaan Jesus terhadap Musa ?
Jika ditilik dari garis keturunan, adalah benar Jesus serupa dengan Musa, yaitu sama-sama orang Yahudi. Dan ditilik dari status mereka-pun adalah sama, yaitu Musa adalah seorang Nabi dan Jesus-pun diakui sebagai Nabi.
Jika ditilik dari garis keturunan, adalah benar Jesus serupa dengan Musa, yaitu sama-sama orang Yahudi. Dan ditilik dari status mereka-pun adalah sama, yaitu Musa adalah seorang Nabi dan Jesus-pun diakui sebagai Nabi.
Penyandaran kedua hal
persamaan diatas, rasanya tidak memiliki pengaruh apapun dalam hal pemenuhan
nubuat dari Musa, sebab kriteria ini dapat dipenuhi oleh setiap tokoh setelah
Musa seperti Sulaiman, Yesaya, Ezekiel, Daniel, Hosea, Yoel, Malachi, Yohanes
pembaptis dan lain sebagainya, karena secara garis keturunan, mereka pun orang
Yahudi yang sekaligus juga berstatuskan Nabi, lalu kenapa tidak menetapkan
kepada salah seorang Nabi tersebut dan kenapa mesti kepada Jesus ?
Dari apa yang bisa
saya simpulkan, terlebih dahulu disertai dengan permintaan maaf kepada anda dan
umat Nasrani lainnya, saya katakan bahwa Jesus tidak sama seperti Musa.
1. Bahwa Jesus dalam
kalangan Nasrani sekarang ini dianggap sebagai Tuhan sementara Musa bukanlah
Tuhan.
2. Jesus telah dianggap wafat untuk menebus dosa-dosa manusia, tetapi Musa tidak wafat untuk hal tersebut.
3. Jesus bangkit setelah 3 hari wafatnya dikayu salib namun Musa tidak bangkit dari kematian setelah 3 hari dari wafatnya
2. Jesus telah dianggap wafat untuk menebus dosa-dosa manusia, tetapi Musa tidak wafat untuk hal tersebut.
3. Jesus bangkit setelah 3 hari wafatnya dikayu salib namun Musa tidak bangkit dari kematian setelah 3 hari dari wafatnya
Oleh karena itu : Jesus tidaklah seperti
Musa.
Namun, pada
kesempatan ini, dengan hormat, izinkan saya membuat daftar persamaan serta
perbedaan antara Nabi Musa - Nabi 'Isa - Nabi Muhammad Saw.
Bahwa :
Musa memiliki seorang
Ayah dan Ibu,
Muhammad Saw juga memiliki seorang Ayah dan Ibu
Jesus hanya memiliki Ibu dan tidak memiliki Ayah, sementara Yusuf Arimathaea hanyalah ayah tirinya
Muhammad Saw juga memiliki seorang Ayah dan Ibu
Jesus hanya memiliki Ibu dan tidak memiliki Ayah, sementara Yusuf Arimathaea hanyalah ayah tirinya
Musa dan Muhammad
lahir secara normal dan alamiah, yaitu melalui percampuran phisik antara
seorang pria dan seorang wanita, sementara Jesus lahir tidak seperti itu.
Musa dan Muhammad
menikah dan mempunyai anak, sementara Jesus menurut sejarah Bible tidak menikah
dan tidak beranak.
Musa dan Muhammad
diterima sebagai seorang Nabi dan Rasul oleh kaumnya dalam kehidupan mereka
bahkan hingga jaman sekarang ini sementara Jesus sendiri ditolak oleh kaumnya
(Yahudi) sejak dari awal beliau diutus Allah sampai pada menjelang abad
millenium kita sekarang, bahkan Jesus sendiri mengatakan bahwa dia harus pergi
karena umatnya tidak sanggup mendengar perintahnya.
Musa dan Muhammad
selain sebagai Nabi sekaligus juga berfungsi selaku Raja/Pemimpin yang
menetapkan aturan hukum kepada masyarakatnya, tidak menjadi masalah apakah
mereka mengenakan mahkota dan pakaian kebesaran kerajaan ataupun tidak, namun
yang jelas, keduanya diakui sebagai pimpinan oleh masing-masing umatnya pada waktu
keduanya masih hidup, sementara Jesus, kerajaannya bukanlah berasal dari dunia
melainkan dia hanyalah sebagai seorang pemimpin spiritual
Musa berhijrah kebumi
Median, Muhammad berhijrah kebumi Madinah, Jesus tidak hijrah kemanapun didalam
menyebarkan misinya.
Musa dan Muhammad
menetapkan hukum-hukum baru, sementara Jesus mengikuti hukum Musa
Musa dan Muhammad wafat secara wajar, Jesus wafat disalib
Musa dan Muhammad dikuburkan didalam bumi sementara Jesus dalam pandagangan Nasrani tidak.
Musa dan Muhammad wafat secara wajar, Jesus wafat disalib
Musa dan Muhammad dikuburkan didalam bumi sementara Jesus dalam pandagangan Nasrani tidak.
Dengan demikian dari
persamaan antara Musa terhadap Jesus atau Muhammad yang dijelaskan diatas, maka
Muhammad-lah yang lebih condong untuk sama seperti Musa seperti nubuat Ulangan 18:15.
Selanjutnya, kita
juga mengetahui bahwa Nabi Ibrahim alias Abraham memiliki dua orang istri,
Sarah dan Hagar dimana keduanya melahirkan Ishaq dan Ismail.Dan jika Ishak
serta Ismail adalah anak dari ayah yang sama, maka mereka adalah kakak beradik,
karenanya anak dari salah seorang mereka adalah saudara dari anak yang lain.
Keturunan Ishak
adalah bangsa Yahudi dan keturunan Ismail adalah bangsa Arab, jadi jika
disebutkan pada Ulangan 18:15 bahwa sang Nabi akan muncul of thy brethren, maka
saudara dari Bani Israil tentu saja adalah Bani Ismail, yaitu bangsa Arab,
garis keturunan yang menurunkan Nabi Muhammad Saw.
Allah sendiri
menyatakan kepada Bani Israil pada Ulangan 32:21
"Mereka
membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan murka-Ku
dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan
yang bukan kaumnya dan akan menerbitkan amarahnya dengan satu kaum yang
hina."
Isa alias Jesus
didalam Matius 21:43 juga mengukuhkan pernyataan Allah ini :
"Aku berkata
kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan
kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu."
Jelas sekali
ayat-ayat diatas menunjukkan bahwa Allah akan :
1. Mengambil
kerajaan-Nya dari Bani Israel
Disini kita mesti memahami bahwa yang dimaksud dengan kerajaan Allah dapat berupa rahmat, kemuliaan, petunjuk, nikmat kenabian
Disini kita mesti memahami bahwa yang dimaksud dengan kerajaan Allah dapat berupa rahmat, kemuliaan, petunjuk, nikmat kenabian
2. Kerajaan Allah
tersebut akan dipindahkan kepada suatu bangsa lain yang bukan berasal dari kaum
Bani Israel yang telah dipandang hina oleh mereka sebelumnya yang justru dari
kaum tersebut akan menghasilkan buah atau karya yang diinginkan oleh Allah dan
menimbulkan kebencian yang mendalam dari Bani Israel.
Kalimat yang
diutarakan oleh Jesus pada Matius 21:43 tersebut diucapkan di Bait Allah didalam negri Jerusalem
dihadapan seluruh Imam dan tua-tua penganut Taurat dinegri itu (Matius 21:23).
Dan Taurat itu adalah
kitab Musa kepada Bani Israil, jadi apabila para Imam itu adalah penganut
Taurat bahkan guru Taurat, terlepas dari apakah mereka benar-benar seorang yang
patuh atau penyeleweng dari hukum Taurat, namun tetap saja mereka adalah bagian
dari Bani Israil, dan jika kalimat ini diucapkan oleh Jesus terhadap Imam
mereka (Bani Israil), maka secara otomatis seruan Jesus ini tertuju kepada
keseluruhan kaumnya, Bani Israil.
Ingatlah kembali akan
apa yang diseru oleh Allah didalam Ulangan 32:21 diatas :
"Mereka
membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Allah, mereka menimbulkan murka-Ku
dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan
yang bukan kaumnya dan akan menerbitkan amarahnya dengan satu kaum yang
hina."
Ayat diatas ini
sangat berkaitan erat dengan apa yang disabdakan oleh Jesus sebelumnya, bahwa
Allah telah cemburu (murka) terhadap tindakan Bani Israil yang telah
menyekutukan-Nya dengan Tuhan-tuhan lain, untuk itu, Allah juga akan
membangkitkan marah dan kecemburuan Bani Israil terhadap kemuliaan yang akan
dipindahkan Allah diluar kaum Bani Israil, yaitu suatu kaum yang dianggap
mereka hina, yaitu Bani Ismail.
Dan inilah terjadinya
disaat Allah mengutus Nabi Muhammad Saw dari Bani Ismail sebagai awal
perpindahan kerajaan Allah dari Bani Israil menuju kaum selainnya.
Jadi semakin jelas
bahwa kebangkitan Muhammad Saw sebagai salah seorang Nabi dari keturunan Ismail
yang telah diberkati Allah sebelumnya, adalah dikarenakan pembangkangan dari
keturunan Ishak terhadap Allah sehingga menimbulkan murka Allah dan
mengalihkannya kepada kaum Ismail yang disebutkan pada Ulangan 32:21 sebagai kaum yang
hina, sebab bukankah Ismail dianggap tidak layak untuk bersama dengan Ishak
pada kisah pengusiran Hagar dan Ismail yang dilakukan oleh Sarah pada Kejadian 21:10.
Dan kepada benih
Ismail inilah Allah memindahkan kerajaan-Nya dari Bani Israil dan apa yang
disebut bahwa akan menghasilkan buah Allah itu menjadi kenyataan ketika masa
pengutusan Muhammad Saw yang menjadikannya suatu bangsa yang besar, yang dengan
gagah berani menyatakan firman-firman Allah dan mengembalikan citra tauhid
sejati, membersihkan segala bentuk keberhalaan dan mendirikan kerajaan Allah
diatas dunia ini.
Lalu pengukuhan Isa
pada Matius 21:43 akan membuktikan firman Allah terhadap kebesaran Ismail dan
keturunannya pada Kejadian 17:20 dan Kejadian 21:18 yang membuktikan bahwa Bani Ismail melalui Muhammad Saw akan
menjadi suatu bangsa yang besar dan menghasilkan banyak orang yang beriman
kepada Allah secara penuh dan totalitas sebagai yang dimaksud dengan buah
kerajaan itu (yaitu kerajaan Allah).
Pembangkangan Bani
Israil ini juga disinyalir oleh Allah dalam AlQur'an secara jelas :
"Sesungguhnya
Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada
mereka beberapa orang Rasul. Tetapi setiap datang seorang Rasul kepada mereka
dengan membawa apa yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, mereka dustakan
sebagian dan mereka bunuh sebagian." (QS. Al-Ma'idah 5:70)
Lebih jauh kita
melihat pada Ulangan 18:17-22 sebagai sambungan dari Ulangan 18:15 :
"Lalu berkatalah
TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik; seorang nabi akan
Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku
akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka
segala yang Kuperintahkan kepadanya.
Orang yang tidak
mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari
padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban. Tetapi seorang Nabi, yang terlalu
berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk
dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
Jika sekiranya kamu
berkata dalam hatimu: Bagaimanakah kami mengetahui perkataan yang tidak
difirmankan TUHAN? -- apabila seorang nabi berkata demi nama TUHAN dan
perkataannya itu tidak terjadi dan tidak sampai, maka itulah perkataan yang
tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu berani nabi itu telah mengatakannya,
maka janganlah gentar kepadanya."
Ulangan 18:19 diatas memperjelas
lagi tentang sosok Nabi yang dinubuatkan itu.....Nabi itu datang bukan dari
kalangan Bani Israil tetapi dari antara saudara mereka, yaitu bani Ismail
....seperti Musa dimana Allah akan menaruh "firman-Nya" dimulut Nabi
tersebut dan dia akan mengatakan kepada mereka segala yang diperintahkan Allah
kepadanya.
Jesus adalah Firman
Tuhan yang menjelma dalam tubuh Jesus itu sendiri .. demikian keyakinan
orang-orang Kristen. Tetapi orang yang dijanjikan itu adalah "menyimpan
Firman Tuhan itu" dalam mulutnya.... berarti Firman itu diucapkannya
dengan mulutnya... dan penyampaian Firman itu adalah dengan
"mengatakannya".
Betapa mungkin
nubuatan itu tertuju kepada Jesus yang merupakan penjelmaan Firman Tuhan itu?
Kepada siapa lagi nubuatan itu tertuju kalau tidak kepada Muhammad yang
senantiasa menyampaikan firman Allah lewat ucapannya Bismillahirahmanirahim....
dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang ?
Selain itu, mari kita
lihat apa kata al-Qur'an terhadap pribadi Muhammad Saw :
"Dan tiadalah
yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. ucapannya itu tiada lain
hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."(QS. An Najm 3-4)
Nabi Musa adalah Nabi
yang terbesar dikalangan Bani Israel....Semua Nabi-nabi Bani Israil sesudah
Musa berhukum kepada Taurat yang diturunkan kepada beliau... dan Taurat adalah
Kitab syariat yang paling sempurna untuk Bani Israel, bahkan Jesus sendiri
mengatakan bahwa kedatangannya sama sekali tidak hendak untuk merombak hukum
Taurat atau juga kitab para Nabi sebelumnya, sebab tercatat hukum Taurat tidak
akan dibatalkan hingga langit dan bumi hancur sampai seluruhnya terjadi, yaitu
datangnya sang Nabi terakhir, Muhammad Saw.
Nabi Muhammad Saw
adalah Nabi yang terakhir dan terbesar untuk semua manusia Bani Adam ini dan
risalahnya meliputi semua kaum dan manusia dimuka bumi ini....termasuk Bani
Israel.
Dengan kedatangan
Nabi Muhammad Saw selesailah misi Nabi Musa yang kedatangannya hanya terbatas
untuk Bani Israel saja. Semua pengikut Taurat dan Injil itu harus menerima
kerasulan Muhammad Saw sebagaimana isi terakhir dari ayat Matius 5:18
..."sampai seluruhnya terjadi", yaitu sampai masa Nabi yang
dinubuatkan oleh Musa dalam Tauratnya itu tiba, maka Taurat tidak lagi wajib
untuk di-ikuti dan berganti dengan kitab selanjutnya.
Selain itu,
sebagaimana isi Ulangan 18:22 :
"Apabila seorang
nabi berkata demi nama TUHAN dan perkataannya itu tidak terjadi dan tidak
sampai, maka itulah perkataan yang tidak difirmankan TUHAN; dengan terlalu
berani nabi itu telah mengatakannya, maka janganlah gentar kepadanya."
Nabi Muhammad Saw
berbicara menyampaikan firman Allah kepada seluruh umat manusia tanpa dibatasi
oleh golongan maupun bangsa. Semasa hidupnya, beliau Saw menyerukan Islam
kepada Heraklius, penguasa Persia, Roma, Najasyi raja Ethiopia, Muqauqis
(gubernur Mesir) dan sebagainya.
Dikala Nabi Muhammad
Saw melakukan hijrah kekota Yatsrib (Madinah - sekarang), kala itu kota ini
masih dihuni oleh berbagai kelompok dari berbagai kaum dan agama.
Diantara mereka ada
yang sudah menganut ajaran Islam yang dibawa oleh Muhammad (yaitu kaum Anshar),
ada yang masih memiliki budaya pagan atau penyembah berhala yang umumnya
berasal dari suku Aus dan Khazraj, ada pula kelompok penduduk Yahudi yang
terdiri dari Banu Qainuqa, Bani Quraiza, Banu'n Nadzir serta kelompok Yahudi
Khaibar diutara Madinah. Kepada mereka ini pula Nabi Muhammad Saw telah
menyerukan ajaran-ajaran Allah.
Lebih jauh, ayat-ayat
al-Qur'an sendiri banyak sekali menyeru kepada Bani Israil agar mereka
mendengarkan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad Saw dan
menegur kelakuan mereka yang buruk, baik terhadap ajaran Allah, terhadap para
Nabi dan pengikutnya maupun kepada para masyarakat lainnya.
Apabila ada pihak
yang masih berusaha menyandarkan akan petunjuk Yohanes dalam pasal ke-5 nya:
John from New
American Standard Bible (NASB)
45 "Do not think that
I will accuse you before the Father; the one who accuses you is Moses, in whom
you have set your hope.
46 "For if you
believed Moses, you would believe Me; for he wrote of Me.
47 "But if you do
not believe his writings, how will you believe My words?"
Sekarang : Apa yang
sudah pernah ditulis oleh Musa ?
Kita semua sudah tahu bahwa Musa bukan penulis kitabnya sendiri.
Jadi kalimat ini masih perlu kita selidiki lebih jauh, seberapa benar kalimat yang diungkapkan oleh Johanes ini.
Kita semua sudah tahu bahwa Musa bukan penulis kitabnya sendiri.
Jadi kalimat ini masih perlu kita selidiki lebih jauh, seberapa benar kalimat yang diungkapkan oleh Johanes ini.
Dan sekarang, sebagai
kunci akhir dari penjelasan ayat Ulangan 18 sebelumnya diatas, mari kita lihat Ulangan 34:10
Deuteronomy 34:10
"And there arose no more a prophet in Israel like unto Moses, whom the Lord knew face to face."
"And there arose no more a prophet in Israel like unto Moses, whom the Lord knew face to face."
Jelas sekali disana
dikatakan bahwa TIDAK AKAN ADA LAGI NABI SEPERTI MUSA YANG BANGKIT DARI ISRAIL.
Untuk itu, mengacu
bahwa Jesus merupakan Nabi yang bangkit dari antara saudara Bani Israil yang
dimaksud oleh Musa dalam kitab Ulangan sama sekali tidak valid sebab Nabi yang
seperti Musa hanya akan bangkit dari luar Bani Israil, yaitu Bani Ismail dan
dia adalah Nabi Muhammad Saw al-Amin sang Paraclete dan The Holy Spirit.
Wassalam,