Berbicara mengenai
pribadi Isa al-Masih, kita tidak akan bisa menghindari pembahasan terhadap diri
ibundanya, Maryam. Bahkan latar belakang ketokohan Isa al-Masih sepanjang
sejarah agama-agama langit bertitik tolak dari peranan Maryam yang namanya
menjadi salah satu pujaan ditengah masyarakat Kristiani Trinitas melalui devosi
Maria dan Islam sendiri menyatakan bahwa ia salah satu dari empat wanita
termulia yang pernah hidup didunia.
Siti Maryam atau
dikenal juga sebagai bunda maria diduga dilahirkan dikota Sepphoris yang
terletak disebelah utara kota Palestina. Kota Sepphoris adalah sebuah kota
besar dimana bangsa Yahudi dan bangsa Romawi hidup berdampingan dengan damai.
Sepphoris juga merupakan ibu kota Galilea yang terkenal dengan rumah-rumahnya
yang indah dan gedung teaternya yang besar.
Kota ini hancur luluh
dilanda gempa bumi besar ketika Maria masih anak-anak sehingga keluarganya
pindah beberapa mil jauhnya ke Nazareth, sebuah desa kecil yang berpenduduk
sekitar 150 hingga 300 orang. Istilah Nazareth sendiri dalam bahasa Ibrani
memiliki dua arti berbeda, yaitu bunga bakung dan arti lainnya adalah
keturunan.
Tidak banyak cerita
dalam versi yang lebih lengkap mengenai perjalanan hidupnya dari awal hingga
akhir, data yang kita dapatkan dari al-Qur'an bahwa dia merupakan puteri dari
Imran, salah satu keluarga yang terhormat dimasyarakatnya, namun meski begitu
semenjak kecilnya Maria berada dibawah pengawasan Zakaria, salah seorang Nabi
Allah, adapun latar belakang pengambil alihan pengawasan Maria kepada Zakaria
tidak lain karena ibu Maria pernah bernazar kepada Allah untuk mengabdikan
puterinya tersebut terhadap Allah. Dan Nabi Zakaria sendiri adalah seorang yang
hingga usia tuanya belum juga dikarunia seorang anak, baik itu putera maupun
puteri. Selama dalam pengawasan Zakaria itu, maka Maria tinggal dirumah peribadatan
(kira-kira sejenis masjid atau gereja).
Ketika isteri 'Imran
berkata:"Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah nazarkan anak yang dalam
perutku ini untuk mengabdi kepada-Mu, karena itu, terimalah nazarku itu, sebab
Engkau sungguh Maha Mendengar dan Mengetahui." ; Lalu saat tiba waktu
melahirkannya, berkatalah ia : "Ya Tuhanku, ternyata aku melahirkan
seorang anak wanita ! -padahal Allah lebih tahu apa yang dilahirkannya, sebab
laki-laki memang tidak sama seperti wanita- ; "Dan aku namakan dirinya
Maryam, dan aku mohonkan perlindungan bagi dirinya dan keturunannya kepada-Mu
dari setan yang terkutuk !" ; Maka Tuhan menerima nazarnya dengan cara
yang baik, dan Dia besarkan Maryam dengan cara yang baik pula, dan Dia jadikan
Zakaria sebagai pemeliharanya." - Qs. 3 ali Imron : 35 s/d 37
Sebagai keturunan
orang baik-baik dan sholeh, Maryam senantiasa menjaga kehormatan dirinya,
meskipun ia tinggal didalam rumah suci tempat banyak orang datang untuk
beribadah kepada Tuhan dan menyalurkan zakatnya, dia membuat semacam pembatas
ditempat itu agar mereka tidak bisa bertindak kurang ajar ataupun memancing
suatu perbuatan negatip terhadap dirinya.
Dan ingatlah kisah
Maryam yang diceritakan didalam kitab, saat dia menjauhkan diri dari
keluarganya kesebuah tempat disebelah timur; dan ia mengadakan pembatas antara
dirinya dan mereka ... - Qs. 19 Maryam 16 s/d 17
Dengan demikian,
al-Quran mengadakan klarifikasi atas status kesucian Maryam dari semua tuduhan
dan fitnahan yang memojokkannya seolah Maryam adalah seorang wanita murahan
yang bisa dengan bebas bertemu dan bercengkarama dengannya.
al-Masih putera Maryam
itu hanyalah seorang Rasul yang sungguh telah berlalu sebelumnya beberapa
rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar.
- Qs. 5 al-Maaidah :
75
Karenanya, bisa
dipertanyakan kembali otentisitas cerita didalam alkitab mengenai kisah
pertunangan yang terjadi antara diri Maryam dengan Yusuf si tukang kayu (lihat
Matius 1:18 dan Lukas 1:27), sebab bagaimana Maryam bisa melakukan pertunangan
jika dirinya sejak kecil sudah berada dalam pengawasan Nabi Zakaria dirumah
suci peribadatan yang jauh dari pergaulan dunia luar ? Apakah Maryam
melakukannya secara diam-diam tanpa sepengetahuan siapapun ? Jika ini yang
terjadi maka semua klaim kesucian Maryam yang diceritakan oleh al-Quran akan
menjadi gugur dan benarlah dakwaan orang-orang Yahudi bahwa Maryam bukan wanita
baik-baik, dan benar juga akhirnya pernyataan alkitab yang merunut silsilah Isa
al-Masih dengan leluhur yang penuh perzinaan sepanjang sejarahnya.
Ini semua tidak bisa
dibenarkan secara akal sehat, al-Quran sendiri memberikan beberapa kali
pengulangan terhadap status kesucian Maryam dari semua perbuatan yang bisa
mendatangkan aib baginya.
Bagi wanita yang
menjaga kehormatannya ...
- Qs. 21 al-anbiyaa : 91
Dan Maryam puteri Imran yang menjaga kehormatannya ...
- Qs. 66 at-Tahrim :12
- Qs. 21 al-anbiyaa : 91
Dan Maryam puteri Imran yang menjaga kehormatannya ...
- Qs. 66 at-Tahrim :12
Nama Yusuf si tukang
kayu seolah disisipkan untuk membenarkan silsilah keturunan Isa al-Masih atas
Nabi Daud, raja bangsa Yahudi dimasa silam, padahal fakta sejarah berbicara
bahwa Isa al-Masih tidak dilahirkan atas hubungan phisik Yusuf dan Maryam
sehingga penisbatan ini akan menjadi kesia-siaan belaka, apalagi bila terus
dirunut maka silsilah tersebut akan saling kontradiksi satu dengan yang lain,
dimana menurut Matius pasal 1 ayat 6 Isa al-Masih merupakan benih keturunan
dari Nabi Sulaiman sedangkan dalam Lukas pasal 3 ayat 31 dinyatakan Isa
al-Masih merupakan benih keturunan dari Natan, saudara Nabi Sulaiman.
Bahkan mengenai
silsilah Yusuf situkang kayu itupun terdapat kontradiksi, dimana dalam Lukas
pasal 3 ayat 23 disebutkan sebagai putera dari Eli sedangkan menurut Matius
pasal 1 ayat 16 dinyatakan sebagai putera dari Yakub.
Eliud memperanakkan
Eleazar, Eleazar memperanakkan Matan, Matan memperanakkan Yakub, Yakub
memperanakkan Yusuf suami Maria, yang melahirkan Yesus yang disebut Kristus.
Jadi seluruhnya ada: empat belas keturunan dari Abraham sampai Daud, empat
belas keturunan dari Daud sampai pembuangan ke Babel, dan empat belas keturunan
dari pembuangan ke Babel sampai Kristus. - Matius 1 ayat 15 s/d 17
Ketika Yesus memulai
pekerjaannya, Ia berumur kira-kira tiga puluh tahun dan menurut anggapan orang,
Ia adalah anak Yusuf, anak Eli anak Matat, anak Lewi, anak Malkhi, anak Yanai,
anak Yusuf - Lukas 3 ayat 23 s/d 24
Nama dan cerita
mengenai diri Yusuf si tukang kayu yang didalam alkitab disebut-sebut sebagai
suami Maryam justru sama sekali tidak mendapatkan validitas sedikitpun meski
dalam satu ayat didalam kitab al-Qur'an, sebaliknya al-Quran hanya menonjolkan kesucian
dan ketokohan pribadi Maryam dan Isa al-Masih.
Kembali pada kisah
Maryam diawal pembahasan, hak asuh Maryam ada dibawah pengawasan Nabi Zakaria
didalam rumah peribadatan. Sebagai orang yang membesarkan dan mengasuhnya sejak
kecil, secara logika, semua kebutuhan sandang pangan Maryam pasti disiapkan
oleh Zakaria dan keluarganya, tidak ada kebutuhan-kebutuhan primer dan skunder
Maryam terpenuhi secara abrakadabra (terjadi spontanitas bagaikan dalam sulap
dan sihir). Tentunya setiap hari kebutuhan akan makanan dan minuman diantarkan
kepada Maryam, begitu pula dengan kebutuhan pakaian, obat-obatan dan sebagainya
sesuai kebutuhannya selama ia tinggal disana.
Inilah kiranya yang
menjadi awal dari keanehan Zakaria terhadap Maryam, sebab setiap kali ia menemuinya
dimihrab, Zakaria pasti menemukan makanan lain diluar dari apa yang disiapkan
oleh keluarganya, kejadian ini terus berulang dan berulang, sampai akhirnya
Zakaria mengajukan pertanyaan kepada Maryam :
Zakariya bertanya :
"Hai Maryam dari mana engkau memperolehnya ?" ; Maryam
menjawab:"Semuanya itu dari sisi Allah, Allah memberi rezeki kepada siapa
yang dikehendaki tanpa pilih kasih." - Qs 3 ali Imran : 37
Sebelum kita membahas
lebih jauh, adalah maklum bagi kita bahwa kalimat jawaban dari Maryam diatas
adalah umum sekali. Saat kita mendapatkan rezeki, entah itu berupa makanan,
uang, kedudukan dan kesenangan lainnya, kita akan mengatakan bahwa semuanya
datang dari sisi Allah. Sehingga kalimat Maryam ini tidak perlu kita tafsirkan
pada hal-hal yang bersifat luar biasa dan irrasional. Rasyid Ridha dalam Tafsir
al-Manar III/293 menulis sehubungan dengan ayat ini :
"Bahwa ayat
tersebut tidak menjelaskan jika rezeki yang datangnya dari sisi Allah itu suatu
hal yang mustahil diakal dan menyalahi kebiasaan.....al-Quran diwahyukan kepada
Nabi Muhammad adalah suatu kitab yang mudah dan jelas untuk dimengerti oleh
siapa saja tanpa menghabiskan tenaga dengan penjabaran yang berbelit-belit atau
mempergunakan arti yang menyalahi kebiasaan."
Kita harus ingat
bahwa rumah peribadatan tidak hanya digunakan sebagai tempat melakukan sholat
berupa ruku dan sujud semata, namun juga berfungsi sebagai tempat untuk
berkumpul, berdakwah dan menyantuni orang-orang yang dalam perjalanan atau
mereka-mereka yang tinggal dan mengurus tempat ibadah tersebut sebagaimana
berlaku pada kaum sufa dimasjid Madinah pada jaman kenabian Muhammad, hal ini
tentunya sudah menjadi kebiasaan yang diwariskan oleh para Nabi dan Rasul
sepanjang masa seiring dengan perintah Tauhid dan Sholat itu sendiri (ingat
bahwa perintah zakat pun sudah ada sejak sebelum Muhammad menjadi Nabi, bukti
bahwa Nabi Ismail dan Nabi Isa al-Masih sendiri sebagaimana disitir oleh
al-Qur'an memiliki kewajiban menunaikan zakat.
Dia menjadikan aku
orang yang berbakti dimana saja aku berada dan Dia mewajibkan aku Sholat dan
zakat selama aku hidup - Qs. 19 Maryam 31
Dan ingatlah cerita
mengenai Ismail yang ada didalam kitab, sungguh dia adalah orang yang benar
dalam berjanji dan ia salah seorang Rasul dan Nabi, dia menyuruh ahlinya (keluarga
dan umatnya) untuk melakukan sholat dan berzakat, dan dia adalah orang yang
diridhoi disisi Tuhannya. - Qs. 19 maryam 54 s/d 55
Zakat artinya
menyisihkan sedikit bagian dari rezeki yang kita miliki bagi kepentingan orang
lain yang memang dirasakan membutuhkannya. Dalam kasus Maryam tadi maka adalah
sesuatu hal yang bisa diterima dengan baik apabila rezeki yang ada diterimanya
yang menjadi pertanyaan dari Zakaria adalah dari hasil pemberian orang-orang
atau jemaah tempat ibadah dimana dia tinggal. Tentunya Zakaria tidak setiap
menit berada disisi Maryam sehingga dia mengetahui apa, darimana dan siapa yang
memberikannya itu.
Kita harus mampu
berpikir luas didalam memahami ayat-ayat al-Qur'an, sebab al-Qur'an bukan
seperti buku cerita yang isinya saling sambung menyambung antara satu ayat
dengan ayat yang lain, apabila anda melihat terjemahan secara letterlyknya maka
ayat-ayat al-Quran pun sering menyatukan satu kalimat yang sebenarnya tidak
diucapkan oleh subyek yang sama, dan memang seperti itulah sebagian dari gaya
al-Qur'an bercerita. Kita harus melepaskan pemikiran penuh keajaiban dalam
roman Harry Poeter, komik Doraemon atau dongeng-dongeng alkitabiah didalam
memahami maksud ayat-ayat al-Quran agar bisa menerimanya dengan wajar, mari
kita gunakan akal untuk memahaminya.
Akal adalah sebuah
perlengkapan manusia yang memiliki nilai yang tinggi. Akal pulalah yang
membedakan antara manusia dengan binatang. Pada manusia, akal berfungsi untuk
membuat analisa-analisa logis sebagai dasar bagi pengambilan keputusan. Dengan
demikian, akal juga memiliki nilai-nilai khusus. Nilai-nilai ini digunakan
sebagai sebagai suatu ketetapan-ketetapan. Ketetapan-ketetapan atau hukum-hukum
atau penilaian-penilaian yang ditetapkan oleh akal disebut sebagai HUKUM AKAL
dalam ilmu tauhid.
Secara singkat hukum akal bisa dibagi dalam tiga bagian yang mendasar, yaitu :
Secara singkat hukum akal bisa dibagi dalam tiga bagian yang mendasar, yaitu :
1. WAJIB, yaitu
ketetapan akal akan MESTI adanya sesuatu pada sesuatu yang lain. artinya, akal
tidak dapat menerima TIDAK ADANYA sesuatu pada sesuatu yang lain itu. Misalnya,
secara akal kita telah sepakat bahwa ADANYA TULISAN ini karena ADA yang
MENULISnya. Jadi dengan melihatnya adanya sesuatu tulisan, akal menetapkan
bahwa PASTI ADA PENULISNYA.
2. MUSTAHIL, yaitu
mesti tidak adanya sesuatu pada sesuatu yang lain. Artinya akal tidak dapat
menerima ADANYA sesuatu pada sesuatu yang lain.Sebagai contoh adalah tulisan
ini pasti tidak ada kalau tidak ada yang menulisnya. Kepastian tidak adanya
tulisan ini karena akal telah memiliki nilai bahwa tulisan ini pasti ada yang
menulisnya.
3. JAIZ (Mungkin),
yaitu boleh jadi adanya sesuatu pada sesuatu yang lain. Artinya, akal dapat
menerima ada atau tidak adanya sesuatu pada sesuatu yang lain. Misalnya, untuk
sampai kepada anda, tulisan ini bisa jadi diantarkan oleh seorang kurir atau
bisa jadi juga bukan kurir yang mengantarkannya. Kalau jaman dahulu orang
mengkhayalkan peristiwa Isra dan Mi'raj Nabi seperti seorang ksatria penunggang
kuda sembrani terbang menembus langit tinggi, maka boleh jadi jaman sekarang
orang bisa mengkhayalkan peristiwa tersebut tidak ubahnya seperti seorang
astronot didalam pesawat berkecepatan tinggi.
Kisah hamilnya Maryam
tanpa proses perkawinan dan hubungan phisik laki-laki dengan wanita tidak bisa
dijustifikasi sebagai hal yang diluar nalar, sebab pemikiran seperti ini akan
mengantarkan pada penafsiran model Kristen Trinitas yang karena jumudnya
berpikir akhirnya menganggap Isa al-Masih sebagai anak Tuhan yang lahir tanpa
bapak jasmani.
Ilmu kedokteran
modern sudah berhasil menjelaskan proses Parthenogenesis, yaitu kehamilan tanpa
proses pembuahan oleh sperma laki-laki. Istilah Parthenogenesis sendiri berasal
dari bahasa Yunani (greek) : Partheno-genesis παρθενος, "perawan", +
γενεσις, "kelahiran/lahir"). Proses ini kurang lebih memiliki
persamaan dengan model asexual reproduction. (Informasi lengkap silahkan baca
di Wikipedia online : http://en.wikipedia.org/wiki/Parthenogenesis).
Memang proses
Parthenogenesis ini lebih banyak terjadi dalam dunia hewan akan tetapi beberapa
kali juga pernah terjadi pada manusia sebagaimana dilansir oleh majalah Kartini
no.5 tahun 1975 halaman 32 :
"Pada tanggal 30
September tahun lalu, lahirlah anak perempuan saya melalui pembedahan
Keizersnee, seorang bayi cantik gemuk dengan mata biru seperti mata saya,
dengan rambut sawo matang seperti rambut saya dan halus seperti kulit saya
juga.
Dokter spesialis
mengatakan bahwa dia segera akan melakukan penyelidikan medis terhadap saya dan
anak saya itu. Dan pada akhir Desember, dokter memberitahukan sesuatu yang
penting kepada saya : "Nona Young," katanya: "Anda ini dapat
dikatakan sebagai suatu keajaiban medis. Anda merupakan kejadian yang ketiga
kalinya dalam sejarah ilmu pengobatan dimana dengan pasti dapat ditentukan
tentang terjadinya suatu parthenogenese." ; Suatu PARTHENOGENESE ialah
suatu kelahiran perawan. Seorang wanita menjadi hamil tanpa ada hubungan seks
dengan seorang pria. Itu pernah terdapat di Jerman pada tahun 1945 dan sebelum
itu juga di Brazilia."
Adapun bagaimana
detil proses kehamilan secara Parthenogenesis ini bukan pada tempatnya untuk
dijabarkan panjang lebar disini, poin terpenting yang akan kita ambil adalah
fakta bahwa karya besar Tuhan pada dasarnya tidak lepas dari unsur ilmiah dan
kausalita sebagaimana juga misalnya Dia menciptakan alam semesta yang menurut
firman-Nya jauh lebih rumit proses pembuatannya yang menggunakan proses dan
waktu secara alamiah, dan memang seperti itulah makna Kun Fayakunnya Allah,
bertujuan untuk pembelajaran bagi kreatifitas berpikir manusia.
Kamu sekali-kali tiada
akan mendapati perubahan pada sunnah Allah. - Qs. 33 al-Ahzaab : 62
Jika memang ada suatu
hal yang belum bisa terpecahkan saat ini, itu pasti hanya menunggu waktu saja,
Allah akan membuka rahasia-rahasia tersebut melalui perjalanan tahapan ilmu
pengetahuan dan cara berpikir manusianya. Ini juga kiranya kenapa Allah
menurunkan wahyu dalam dua model, yaitu muhkamat dan mutasyabihat atau wahyu
yang jelas dan tegas serta wahyu yang memerlukan penafsiran lebih luas dan
membutuhkan ilmu pengetahuan serta teknologi dalam menganalisanya.
Dia-lah yang
menurunkan Kitab kepada kamu. Di antaranya ada ayat-ayat yang muhkamat itulah
pokok-pokok isi al-Qur'an, dan yang lain mutasyaabihaat. Adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian
ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah /perselisihan/ dan untuk
mencari-cari pengertiannya, padahal tidak ada yang mengetahui pengertiannya
melainkan Allah serta orang-orang yang mendalam ilmunya. Katakanlah:"Kami
beriman kepada yang semua ayat-ayatnya itu dari sisi Tuhan kami". Dan
tidak dapat mengambil pelajaran melainkan orang yang mau memikirkan. - Qs. 3
ali Imran :7
Sebagaimana
sebelumnya pernah saya postingkan seri artikel LE Qur'an Et La Science 1 s/d 8,
bahwa terbukti ayat-ayat al-Quran sangat penuh dengan ilmu pengetahuan dan
memang meskipun al-Quran sendiri bukan buku manual cara mendesain pesawat atau
membuat hujan buatan namun al-Quran sudah mendirikan dasar bagi kreatifitas
berpikir dan mengolah ilmu pengetahuan Allah untuk bekal sebagai Khalifah-Nya
dibumi.
Kami akan
memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda Kami di segenap ufuk dan pada diri
mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka kebenaran itu. - Qs. 41 Fushilaat
:53
Orang yang mengatakan
Islam bukan agama ilmu pengetahuan tidak ubahnya dengan orang yang berjilbab
tetapi memakai rok mini dibagian kakinya, dia belum mengenal Islam dengan
sebenarnya, menutup matanya hanya karena dia tidak mampu dan tidak memiliki
keberanian untuk berpikir realistis terhadap keyakinannya kecuali hanya
bersikap jumud dan taklid buta, padahal ini sudah ditentang Allah sendiri :
Dan janganlah kamu
mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. sesungguhnya
pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta
pertanggunganjawabnya. Qs. al-Israa 17:36
Dan tidak ada
seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan
kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. - Qs. 10:100
Sementara bagi mereka
diluar Islam yang mengabaikan kebenaran absolut dari Allah disinggung melalui
ayat-Nya :
"Maka apakah
mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu
mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta,
ialah hati yang di dalam dada."
(Qs. 22:46)
(Qs. 22:46)
"Dan sesungguhnya
Kami telah menjadikan isi neraka itu beberapa banyak dari Jin dan manusia, yang
mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak
untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk
mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat." (Qs.
7:179)
Kembali kita pada
kisah Maryam, bahwa kehamilannya secara Parthenogenesis tanpa melalui
pernikahan sudah menjadi kehendak Allah yang Maha berkehendak, Allah tidak
berlaku zalim kepadanya dengan semua kejadian tersebut tetapi justru ini yang
membuat derajat Maryam lebih tinggi dihadapan Tuhannya.
Hai Maryam,
sesungguhnya Allah telah memlih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas
segala wanita di dunia - Qs. 3 ali Imran : 42
Saat dia sedang
berada dimihrab, malaikat Jibril datang mendekatinya menjelma dalam perwujudan
laki-laki sehingga Maryam yang memang sebelumnya sangat menjaga dirinya itu
menjadi terkejut dan merasa takut, khawatir jika laki-laki tersebut akan
berbuat sesuatu yang tidak senonoh padanya.
"Lalu Kami
mengutus roh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya sebagai manusia
yang sempurna" ; Maryam berkata: "Sesungguhnya aku berlindung dari
dirimu kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, jika kamu orang yang takut terhadap
Tuhan ...! Dia (malaikat) menjawab : Aku ini adalah utusan Tuhanmu, untuk
memberimu seorang anak laki-laki yang suci ..! Maryam berkata : Bagaimana mungkin aku
bisa memiliki anak laki-laki sedangkan aku tidak pernah disentuh siapapun dan
aku juga bukan seorang tukang zina? Dia (malaikat) menjawab : Seperti itulah
kehendak Tuhanmu, Dia berkata : Hal ini mudah untuk-Ku dan agar Kami jadikan
peristiwa ini sebagai tanda untuk manusia dan rahmat dari sisi Kami, dan ini
semua sudah ditetapkan. Maka Maryampun mengandungnya dan ia menyisihkan dirinya berikut kehamilannya
itu ketempat yang jauh. - Qs. 19 maryam 18 s/d 22
Kisah diatas bisa
ditemui dengan sedikit perbedaan didalam alkitab :
Dalam bulan yang
keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama
Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf
dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria.
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. - Lukas 1 ayat 26 s/d 35
Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu.
Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan."
Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?"
Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. - Lukas 1 ayat 26 s/d 35
Istilah anak Allah
pada ayat tersebut tidak bisa diartikan sebagai anak dalam wujud phisik
sebagaimana berlaku pada manusia dengan manusia, sebab dalam alkitab, baik itu
Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru penyebutan manusia sebagai anak Allah
ataupun sebaliknya penyebutan Bapa terhadap Tuhan sebagai sesuatu hal yang
lumrah, sebab itu hanya bersifat metafora bukan dalam makna sesungguhnya.
Maka engkau harus
berkata kepada Firaun : Beginilah firman TUHAN : Israel ialah anak-Ku, anak-Ku
yang sulung; sebab itu Aku berfirman kepadamu: Biarkanlah anak-Ku itu pergi,
supaya ia beribadah kepada-Ku
- Perjanjian Lama : Kitab Keluaran 4 : 22-23
- Perjanjian Lama : Kitab Keluaran 4 : 22-23
Aku akan memimpin
mereka ke sungai-sungai, di jalan yang rata, di mana mereka tidak akan
tersandung; sebab Aku telah menjadi bapa Israel - Perjanjian Lama : Kitab
Yeremia 31 : 9
Hai anakku, janganlah
engkau menolak didikan TUHAN, dan janganlah engkau bosan akan peringatan-Nya.
Karena TUHAN memberi ajaran kepada yang dikasihi-Nya, seperti seorang ayah
kepada anak yang disayangi. - Perjanjian Lama : Kitab Amsal 3:11-12
Maka Yesuspun mulai
berbicara dan mengajar mereka, katanya :… Berbahagialah orang yang membawa
damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah. - Perjanjian Baru : Kitab
Injil Matius 5: ayat 2 dan 9
Tetapi semua orang
yang menerimanya diberinya kuasa supaya menjadi anak-anak Allah, yaitu mereka
yang percaya dalam namanya - Perjanjian Baru : Kitab Injil Yohanes 1:12
Dengan demikian
istilah “Anak ALLAH” ditujukan bagi orang yang senantiasa membawa perdamaian
ditengah masyarakat dan orang yang beriman kepada Tuhan dan Rasul-Nya, lebih
jauh dia juga memaknainya bukan dalam arti hubungan darah atau jasmani
biologis, akan tetapi hanya sebagai simbol kedekatan Tuhan dengan para
hamba-Nya.
Supaya mereka semua
menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam aku dan aku di dalam
Engkau, agar mereka juga di dalam kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah
yang telah mengutus aku Dan aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan yang
Engkau berikan kepadaku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti kita adalah
satu Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam aku supaya mereka sempurna menjadi
satu agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus aku dan bahwa Engkau
mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi aku. - Perjanjian Baru : Kitab
Injil Yohanes 17 : 21-23
Ayat-ayat Injil
diatas jelas sekali menceritakan kepada kita bahwa Nabi ‘Isa berkeinginan agar
para sahabatnya memiliki hubungan yang dekat kepada sang Maha Pencipta
sebagaimana kedekatan dirinya terhadap Tuhan dan pada kesempatan lain, beliau
juga memberi penegasan bahwa dirinya hanyalah seorang Rasul Tuhan dan bukan
Tuhan itu sendiri.
Demikianlah kata
Yesus. Lalu Ia menengadah ke langit dan berkata : ... Inilah hidup yang kekal
itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan
mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus. - Perjanjian Baru : Kitab Injil
Yohanes 17:3
Jawab Yesus: Hukum
yang terutama ialah : Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu
Esa. - Perjanjian Baru : Kitab Injil Markus 12:29
Rasa sakit pada
perutnya menjelang melahirkan memaksa Maryam mengasingkan dirinya keluar dari
tempat peribadatan yang selama ini ditempatinya.
Maka karena merasa
sakit dikala akan melahirkan anaknya, memaksa ia menuju kepangkal pohon korma,
seraya berkata : 'Aduhai, alangkah baiknya jika aku mati saja sebelum
melahirkan ini sehingga aku akan menjadi sesuatu yang tidak berarti dan akan
dilupakan..! - Qs. 19 Maryam : 23
Ayat ini menjelaskan
kepada kita mengenai penderitaan Maryam saat itu, dia seorang diri menjelang
proses kelahiran anaknya, rasa sakit yang ia tanggung telah membangkitkan
rintihan menyayat hati dan belas kasihan siapapun yang mampu merasakannya. Dua
kali istri saya melahirkan anak, dan dua kali itu juga saya telah menyaksikan
betapa sakitnya detik-detik menjelang proses persalinan tiba, inilah kenapa
kita harus sangat mengasihi wanita, mencintai mereka dengan sepenuh hati, tidak
membentak atau mengasari kaum wanita, penderitaan kita sebagai laki-laki yang
mencari nafkah belum sebanding dengan apa yang mereka rasakan untuk melahirkan
kita kedunia. Belum lagi sakit bulanannya yang selalu mendatangi, penat
mengurus rumah tangga, bangun diwaktu malam untuk memberi susu pada anaknya,
melayani suaminya bahkan sampai ada pula yang ikut mencari rezeki membantu sang
suami menafkahi keluarga. Sungguh bila ada laki-laki yang zalim terhadap
wanita, menyakiti hati mereka, mengasari tubuhnya maka ia tidak layak disebut
sebagai manusia beragama bahkan mungkin dia justru tidak layak disebut sebagai
manusia. Tidak salah bila Nabi bersabda syurga itu ada ditelapak kaki ibu.
Maryam memang pantas dijadikan teladan bagi wanita manapun, setelah dia mengeluh
atas rasa sakitnya, dia sadar bahwa semuanya terjadi atas keinginan Allah, dan
manakala dia melihat kesekitar tempatnya berada dia membatin.
Maka ia diseru dari
arah yang lebih rendah : 'Jangan engkau berduka cita, Allah sudah menyiapkan
bagimu sebuah mata air dan beristirahatlah dibawah pohon korma itu, disana akan
berguguran buah-buahnya yang masak, maka makan dan minumlah serta bersenang
hatilah engkau.; Jika engkau bertemu dengan seseorang maka jawablah bahwa aku
sementara ini bernazar kepada Yang Maha Pengasih untuk diam, karenanya aku
tidak akan berbicara dengan siapapun.' - Qs. 19 Maryam : 24 s/d 26
Ayat ini pada konteks
aslinya menggunakan kata TAHTI yang memiliki arti DIBAWAH, dan pada ayat ke-24
diatas maksudnya panggilan suara itu datangnya dari bawah sadarnya, seolah ia
mendapat ilham ilahi yang menggerakkan dirinya untuk tidak terus larut dalam
kesedihan. Memang ada sebagian mufassir memahaminya sebagai seruan malaikat
kepadanya, namun ayat tersebut sama sekali tidak menunjukkan akan kehadiran
malaikat menjelang proses persalinan itu.
Sedangkan istilah HUZZI ILAIKI sebagian penterjemah al-Quran memahaminya dengan menggoyang pohon korma namun menurut saya kita pun bisa memahami kata tersebut dengan arti bersandar atau beristirahat sebab kata HUZZI disambung dengan kata ILAA. Dari ayat ini bisa pula dipahami bahwa Isa al-Masih lahir pada awal musim gugur karena buah dan daun korma yang menjadi tempat sandaran Maryam berjatuhan saat itu, jadi sekitar tanggal 21 September hingga 21 Desember, sebab diakhir musim gugur didaerah Palestina dan sekitarnya tanggal 21 Desember buah-buahan dan daun-daunan tidak lagi rontok sebab sudah habis dan harus menunggu mulai musim dingin yaitu kurang lebih tanggal 21 Desember hingga 21 maret.
Dengan demikian Isa al-Masih lahir antara bulan September atau Nopember, tidak sebagaimana dongeng yang ada ditengah umat Kristen bahwa kelahirannya pada tanggal 25 Desember dan diperingati sebagai hari Natal. Untuk itu tidak ada yang namanya hari Natal, itu adalah perbuatan yang sama sekali tidak berdasarkan sejarah dan fakta, karenanya pula mengucapkan selamat Natal pada orang Kristen Trinitas tentu saja otomatis tidak dapat dibenarkan dalam aspek apapun.
Toleransi bisa diterima jika itu sesuai dengan fakta dan sejalan dengan nilai-nilai Tauhid Islam namun kasus Natal adalah kasus dimana orang Kristen Trinitas menganggapnya sebagai hari lahir Tuhan si juru selamat, dan jelas ini bertentangan dengan prinsip Qiyamuhu Binafsihi atau Lam Yalid Walam Yulad-nya Allah. Islam tidak memberikan tempat bagi penuhanan Yesus Kristus, Islam tidak memberikan ruang bagi penuhanan bunda Maria, penuhanan bagi Muhammad, bagi al-Quran dan sebagainya, karena itu : say no to other god ! say no to merry Chrismast. ini hanya memperbodoh diri kita saja, memperbudak akal dengan dalih toleransi dan membangkitkan amarah Allah terhadap bentuk penyekutuan terselubung. Toleransi tidak harus dengan saling mengirim selamat, atasan saya dikantor adalah orang Katholik, tetangga saya pun orang Kristen Trinitas, namun itu tidak membuat saya harus berkata : selamat natal kepada mereka.; al-Quran memberikan contoh yang lebih kompleks, lebih dari sekedar hubungan antar teman, antar atasan atau antar tetangga :
Sedangkan istilah HUZZI ILAIKI sebagian penterjemah al-Quran memahaminya dengan menggoyang pohon korma namun menurut saya kita pun bisa memahami kata tersebut dengan arti bersandar atau beristirahat sebab kata HUZZI disambung dengan kata ILAA. Dari ayat ini bisa pula dipahami bahwa Isa al-Masih lahir pada awal musim gugur karena buah dan daun korma yang menjadi tempat sandaran Maryam berjatuhan saat itu, jadi sekitar tanggal 21 September hingga 21 Desember, sebab diakhir musim gugur didaerah Palestina dan sekitarnya tanggal 21 Desember buah-buahan dan daun-daunan tidak lagi rontok sebab sudah habis dan harus menunggu mulai musim dingin yaitu kurang lebih tanggal 21 Desember hingga 21 maret.
Dengan demikian Isa al-Masih lahir antara bulan September atau Nopember, tidak sebagaimana dongeng yang ada ditengah umat Kristen bahwa kelahirannya pada tanggal 25 Desember dan diperingati sebagai hari Natal. Untuk itu tidak ada yang namanya hari Natal, itu adalah perbuatan yang sama sekali tidak berdasarkan sejarah dan fakta, karenanya pula mengucapkan selamat Natal pada orang Kristen Trinitas tentu saja otomatis tidak dapat dibenarkan dalam aspek apapun.
Toleransi bisa diterima jika itu sesuai dengan fakta dan sejalan dengan nilai-nilai Tauhid Islam namun kasus Natal adalah kasus dimana orang Kristen Trinitas menganggapnya sebagai hari lahir Tuhan si juru selamat, dan jelas ini bertentangan dengan prinsip Qiyamuhu Binafsihi atau Lam Yalid Walam Yulad-nya Allah. Islam tidak memberikan tempat bagi penuhanan Yesus Kristus, Islam tidak memberikan ruang bagi penuhanan bunda Maria, penuhanan bagi Muhammad, bagi al-Quran dan sebagainya, karena itu : say no to other god ! say no to merry Chrismast. ini hanya memperbodoh diri kita saja, memperbudak akal dengan dalih toleransi dan membangkitkan amarah Allah terhadap bentuk penyekutuan terselubung. Toleransi tidak harus dengan saling mengirim selamat, atasan saya dikantor adalah orang Katholik, tetangga saya pun orang Kristen Trinitas, namun itu tidak membuat saya harus berkata : selamat natal kepada mereka.; al-Quran memberikan contoh yang lebih kompleks, lebih dari sekedar hubungan antar teman, antar atasan atau antar tetangga :
Dan Kami wajibkan
manusia berbuat baik kepada dua orang ibu-bapaknya.Dan jika keduanya memaksamu
untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang
itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. - Qs. 29 al-Ankabut :8 Katakanlah:"Inilah
jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak kepada Allah dengan
alasan yang jelas, Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang
musyrik" ! - Qs. 12 Yusuf :108 Mereka tidak akan mengikuti kiblatmu,
dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebagian dari mereka pun
tidak mengikuti kiblat sebagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti
keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu kalau begitu
termasuk golongan orang-orang yang zalim. - Qs. 2 al-Baqarah: 145
Setelah persalinan
usai, Maryam dengan tertatih-tatih menggendong bayinya untuk kembali kekampung
halamannya, Nazaret, dan sesuai nazar sebelumnya bahwa dia tidak akan
bercakap-cakap kepada siapapun apabila bertemu baik mengenai dirinya maupun
status anaknya itu. Ini bisa kita maklumi, betapa berat beban yang harus ia
terima atas sikap kaumnya saat mereka mengetahui dirinya melahirkan tanpa
melalui pernikahan, mereka pasti akan menuduhnya berbuat zina dan sejenisnya,
melayani perkataan mereka hanya akan menimbulkan keributan yang menyakitkan hatinya.
Dugaan ini ternyata benar adanya ...
Maryam menggendong
bayinya menuju kepada keluarganya, ' Hei Maryam ! Engkau sudah melakukan hal
yang keji. Wahai saudara Harun, ayahmu bukan orang yang jahat dan ibumu pun
bukan seorang pelacur ! ; Tetapi Maryam hanya menunjuk kepada anaknya. Maka
mereka bertanya kembali : 'Bagaimana mungkin kami bisa bertanya kepada seorang
bayi yang masih dalam buaian ?'. - Qs. 19 Maryam : 27 s/d 29
Sepanjang sejarah
kenabian, ada beberapa orang yang sudah diutus oleh Allah untuk menjadi Nabi
sejak kecil atau saat mereka masih berada dalam asuhan orang tuanya. Misalnya
Nabi Yahya.
Hai Yahya, ambillah
kitab itu dengan sungguh-sungguh dan Kami berikan hukum kepadanya semenjak
kecil - Qs. 19 Maryam : 12
Dalam terjemahan
al-Quran versi Departemen Agama RI pada catatan kaki no 599 dituliskan sebagai
penjelas ayat ini : 'Pelajarilah Taurat itu dan amalkanlah isinya dan
sampaikanlah kepada umat.' ; Artinya Nabi Yahya sudah diutus menjadi Rasul
sejak masih anak-anak hingga wafatnya. Kata MAHD dan KAHL oleh sebagian
mufasirin diterjemahkan sebagai keadaan bayi merah yang baru lahir, akan tetapi
jika kita lihat bahwa kata ini dirangkai dengan kata YUKALLIMU yang memiliki
arti "berkata-kata dihadapan manusia" tentunya ini maksudnya adalah
menyampaikan risalah, bertabligh atau berdakwah. Kata serupa juga bisa ditemui
dalam kasus Nabi Zakaria.
Allah berfirman kepada
Zakaria : Adapun yang menjadi tanda untukmu adalah engkau tidak akan
berkata-kata dihadapan manusia (berdakwah) selama tiga malam berturut-turut.' -
Qs. 19 Maryam : 10
Ayat diatas
menggunakan kata YUKALLIMUNNASA artinya Zakaria selama tiga hari tiga malam
tidak bertabligh dihadapan umum sebagai pertanda bahwa dirinya akan mendapatkan
karunia seorang putera sebagaimana doanya kepada Allah. Bila Isa al-Masih
disebutkan telah berkata-kata saat masih berupa bayi merah 0 hari, maka ini
akan menentang hukum kausalita Tuhan, padahal dari persamaan kasus Zakaria
diatas kita bisa menyimpulkan bahwa Isa al-Masih mulai melakukan dakwah dihadapan
manusia sejak ia masih anak-anak, bukan saat ia masih berbentuk orok.; Jikapun
Isa al-Masih berkata-kata dalam kondisi bayi merah, maka kalimat pada ayat
tersebut akan berbunyi YATAKALLMU atau TATAKALLAMU. Muhammad Abduh dalam tafsir
al-Manar III/307 menjelaskan :
Kata KAHL adalah
seorang lelaki yang gagah perkasa, tidak terbatas pada umur tertentu, sedang
kata MAHD ditujukan kepada orang yang sudah bisa berkata-kata, yaitu yang sudah
berumur setahun keatas. Sedangkan orang yang usianya dibawah satu tahun tidak
termasuk dalam pengertian MAHD ini. Apalagi diayat tersebut kata MAHD
dilanjutkan dengan kata ANNAAS (manusia), sehingga mengandung pengertian yang
diucapkan Isa al-Masih adalah perkataan yang bisa dimengerti oleh manusia,
sebab perkataan bayi merah tidak mungkin bisa dipahami.
Dus, ucapan
orang-orang terhadap Maryam saat ia menunjuk bayinya : 'Bagaimana mungkin
kami bisa bertanya kepada seorang bayi yang masih dalam buaian ?'. kata buaian dalam
teks tersebut adalah SHABIYYA bukan MAHD, sedangkan arti SHABIYYA adalah bayi,
dan ini tidak sinonim dengan MAHD (berada dalam asuhan). Mari kita lihat juga
ucapan Isa al-Masih :
Ia berkata : aku ini
adalah hamba Allah, diberi kitab dan dijadikan seorang Nabi, aku diberkati
dimanapun berada serta diperintahkan untuk Sholat dan mengeluarkan zakat
sepanjang hidupku, berbakti kepada ibuku dan aku juga tidak diperintahkan
menjadi orang yang durhaka dan sombong. Kesejahteraan semoga dilimpahkan atas
diriku, saat aku lahir, mati dan saat aku dibangkitkan kembali (dihari
kiamat).' ; Itulah Isa putera Maryam, yaitu ucapan yang haq ...- Qs. 19 Maryam
30 s/d 34
Sekarang, dari
perkataan Isa tersebut : 1. Tidak mungkin seorang bayi bisa melakukan sholat
dan mengeluarkan zakat 2. Tidak mungkin seorang bayi berlaku sombong dan
durhaka kepada ibunya Kedua poin diatas tidak bisa ditujukan kepada seorang
bayi yang baru lahir, namun lebih tepat dinisbahkan kepada seorang yang sudah
lebih dewasa, paling tidak usianya tidak dibawah 1 tahun apalagi 0 hari. Bila
kita meninjau lagi kedalam alkitab, akan kita dapati informasi bahwa Isa
al-Masih memang pernah menyampaikan risalah Tuhan sejak ia masih anak-anak :
Dan setelah selesai
semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota
kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea.
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padanya.
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuanya.
Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari dia.
Sesudah tiga hari mereka menemukan dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar dia sangat heran akan kecerdasannya dan segala jawab yang diberikannya
- Lukas 2 ayat 39 s/d 47
Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada padanya.
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah.
Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu.
Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tuanya.
Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka.
Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari dia.
Sesudah tiga hari mereka menemukan dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar dia sangat heran akan kecerdasannya dan segala jawab yang diberikannya
- Lukas 2 ayat 39 s/d 47
Akhirnya, semuanya
kembali kepada kita, apa dan bagaimana cara memahami al-Quran berikut
kisah-kisah yang ada didalamnya ...
Wassalam,