Assalamu'alaykum Wr. Wb.
"Dia menyingsingkan pagi dan
menjadikan malam untuk beristirahat, serta matahari dan bulan untuk
perhitungan. Itulah ketentuan Yang Maha Perkasa dan Maha Mengetahui." (QS.
Al-An'am 6:96)
"Dia-lah yang menjadikan malam dan
siang, matahari dan bulan; semuanya beredar dalam orbitnya masing-masing."
(Qs. 21:33)
"Dia memasukkan malam ke dalam
siang dan memasukkan siang kedalam malam dan menundukkan matahari dan bulan,
masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan.Yang demikian itulah Allah
Tuhan-mu, kepunyaan-Nyalah seluruh kerajaan. Dan orang-orang yang kamu sembah
selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari." (Qs.
Faathir 35:13)
"Sesungguhnya bilangan bulan di
sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah pada hari Dia
menciptakan planet-planet dan bumi, diantaranya ada empat bulan terlarang.
Itulah agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri padanya.
Perangilah orang-orang musyrik itu seluruhnya sebagaimana mereka memerangi kamu
seluruhnya; Ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang memelihara
diri." (Qs. at-Taubah 9:36)
Bilangan bulan diatas ini adalah untuk
masing-masing tahun, baik pada jaman dahulu maupun sekarang ini. Setiap bulan
ditandai dengan timbulnya Hilal atau bulan sabit diufuk barat setelah Maghrib,
ke-esokannya tampak jelas dan berupa bulan penuh setelah 14 hari, selanjutnya
menyusut berupa Hilal terbalik dan menghilang diangkasa fajar setelah 29 hari
untuk timbul kembali bagi bulan berikutnya.
Lalu kenapa harus 12 bulan dan kenapa
tidak 10, 14, 19 atau yang lainnya ?
Allah menentukan jumlah bulan yang demikian berdasarkan orbit bumi dalam lingkaran oval dimana ada titik Perihelion yaitu titik terdekat dengan matahari dan titik Aphelion yaitu titik terjauh dari matahari. Dimana ada kedua titik tadi, dinamakan 1 tahun yang terdiri dari 12 bulan.
Allah menentukan jumlah bulan yang demikian berdasarkan orbit bumi dalam lingkaran oval dimana ada titik Perihelion yaitu titik terdekat dengan matahari dan titik Aphelion yaitu titik terjauh dari matahari. Dimana ada kedua titik tadi, dinamakan 1 tahun yang terdiri dari 12 bulan.
Jadi 12 bulan yang dipakai oleh
al-Qur'an surah at-Taubah 9:36 diatas, adalah lama waktu yang dipakai oleh bumi
dalam mengorbit dari Perihelion ke Aphelion dan sampai kembali di Perihelion,
dalam masa dimana berlangsung 12 kali orbit bulan mengelilingi bumi.
Sekarang penanggalan ini disebut
sebagai Qomariah, berdasarkan orbit bulan sekalipun didalamnya orbit bumi juga
memegang peranan penting.
Nama ke-12 bulan itu adalah : Muharram,
Shafar, Rabi'ul Awwal, Rabi'ul Akhir, Jumadil Awwal, Jumadil Akhir, Rajab,
Sya'ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaedah dan Zulhijah.
Diantara ke-12 bulan ini terdapat 4
bulan terlarang menurut ayat tersebut, yaitu : Dzulkaedah, Zulhijah, Muharram
dan Rajab.
Selama bulan terlarang ini orang
dilarang berperang kecuali kalau diserang, dilarang membunuh binatang darat
buruan untuk menjamin kelangsungan kehidupan makhluk yang kini disebut sebagai
suaka marga satwa sebagaimana pada ayat al-Qur'an 2/217, 9/2 dan 5/96.
Dalam al-Qur'an, tahun penanggalan yang
berhubungan dengan orbit bulan keliling bumi dan orbit bumi keliling matahari
disebut dengan SANAH yang sekarang disebut tahun Qomariah, sementara yang
berhubungan dengan musim dinamakan dengan 'AAM yang sekarang dikenal dengan
tahun Syamsiah atau Solar Year.
Tahun Qomariah atau Lunar Year yang
menjadi dasar penanggalan Hijriah adalah tahun yang panjang waktunya tidak
pernah berkurang. Hal ini dapat dimengerti jika kita mau memperhatikan sejarah
dan keadaannya :
[1.] Orbit bumi keliling matahari
bukanlah berupa lingkaran bundar, karena lingkaran begini akan menggambarkan
jarak bumi dari matahari selalu sama sepanjang tahun, padahal pengukuran dengan
sistem parallax menyatakan ada kalanya bumi sejauh 90 juta mil dari matahari
dan adakalanya berjarak 94 juta mil.
Seandainya orbit bundar ini terlaksana,
maka bumi akan kekurangan daya layangnya mengelilingi matahari, dan aktivitas
Sunspots dipermukaan matahari tetap stabil, bersamaan, padahal perubahan
aktivitas itu selalu ada karena ditimbulkan oleh tarikan matahari pada
planet-planet yang kadang-kadang mendekat dan kadang-kadang menjauh.
[2.] Orbit bumi mengelilingi matahari
bukan pula berupa lingkaran elips atau lonjong, karena lingkaran ini akan
membentuk dua titik perihelion dan dua titik aphelion orbit. Jika ini memang
berlaku, maka susunan tatasurya akan kacau balau dengan akibat yang susah untuk
diramalkan. Dan dengan pemikiran yang wajar, rasional, orbit demikian dapat
dikatakan tidak mungkin terjadi dalam tarik-menariknya matahari dengan bumi,
karena setiap kali bumi berada pada titik perihelion orbitnya, dia harus
tertarik untuk membelokkan arah layangnya kekiri beberapa derajat mendekati
matahari yang dikitarinya.
"Sungguh, Allah menahan
planet-planet dan bumi agar tidak luput /dari garis orbitnya/, Jika semua itu
sampai luput, adakah yang dapat menahannya selain Dia ?
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(Qs. Faathir 35:41)
Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun."
(Qs. Faathir 35:41)
[3.] Orbit berbentuk lingkaran oval
adalah satu-satunya yang dilakukan bumi, memiliki satu titik perihelion, yaitu
titik dimana bumi paling dekat terhadap matahari sembari melayang cepat dan
satu titik aphelion yaitu titik terjauh dari matahari, waktu dimana bumi
melayang lambat. Dengan orbit oval begini, terwujudlah daya layang
berkelanjutan menurut ketentuan Allah, begitupun jarak relatif antara 90 juta
dan 94 juta mil, dan aktivitas Sunspots yang berubah sepanjang tahun untuk
mewujudkan perubahan cuaca dimuka bumi.
Lingkaran oval berbentuk bulat telur
dimana ada bujur besar dengan titik aphelion, dan bujur kecil dengan titik
perihelion. Sewaktu bumi berada pada titik perihelion ini, tarik menariknya
sangat kuat terhadap matahari, sehingga ketika itu gelombang laut tampak lebih besar
dari biasanya, dan mulailah penanggalan Muharram selaku bulan pertama Lunar
Year.
Karena keadaan bumi serius sekali,
melayang cepat dengan jarak paling dekat terhadap matahari, lalu dinyatakan
Muharram selaku bulan terlarang, yaitu Syahrul Haraam yang sering juga
diartikan dengan "Bulan Mulia".
Kemudian itu bumi mulai melayang lambat
dan paling lambat sewaktu berada dititik aphelion, yaitu bulan ke-7, maka bulan
Rajab itupun dinamakan bulan terlarang, karena bumi ketika itu mencapai jarak
paling jauh dari matahari dalam keadaan serius. Pada tanggal 27 bulan Rajab ini
juga dahulu Nabi Muhammad Saw telah di-Mi'rajkan Allah dari bumi keplanet
Muntaha.
Setelah itu, bumi mulai pula melayang
cepat karena ditarik oleh matahari sehingga mencapai bulan ke-11 dan lebih
cepat pada bulan ke-12, yaitu bulan Zulkaedah dan Zulhijah, semakin dekat pada
matahari, lalu kedua bulan itu juga dinamakan bulan terlarang, karena nyatanya
bumi dalam keadaan serius. Pada tanggal 29 Zulhijah, bumi telah menyelesaikan
satu orbitnya 345 derajat mengelilingi matahari, yaitu satu tahun Lunar Year.
Itulah juga sebabnya bila ditinjau dari
sudut ilmu pengetahuan, mengapa Muharram, Rajab, Zulkaedah dan Zulhijah
dinamakan oleh al-Qur'an sebagai 4 bulan terlarang, pada bulan-bulan itu bumi
sedang mengalami tarikan kuat dari matahari dan juga mengalami tarikan yang
lemah sehingga manusia bumi bagaikan diberi peringatan mengenai planet yang
didiami terutama mereka yang mendalami ilmu Hisaab dan Astronomi.
Dalam pada itu, bulan Rabi'ul Awwal,
bulan dimana Nabi Muhammad Saw lahir dan wafat tidak dinyatakan sebagai bulan
terlarang, karena Islam tidak mengenal kultus individu.
Satu kali orbit bumi mengelilingi
matahari bukan 360 derajat, tetapi 345 derajat dilaluinya selama 354 hari 8 jam
45 menit dan 36 detik. Dalam satu bulan Qomariah, bumi bergerak sejauh 28
derajat dan 45' atau dalam satu hari sejauh 0 derajat dan 58' 28", 4.
Perlu dicatat bahwa bulan mengorbit
mengelilingi bumi sejauh 331 derajat 5, selama 29 hari 12 jam 44,04 menit. Dia
bergerak dalam satu hari sejauh 11 derajat dan 12'.
Jadi keliling 360 derajat - 331 derajat dan 15' = 28 derajat dan 45' kalau dikalikan 12 bulan Qomariah, maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 gerak edar bumi mengelilingi matahari.
Jadi keliling 360 derajat - 331 derajat dan 15' = 28 derajat dan 45' kalau dikalikan 12 bulan Qomariah, maka satu tahun Islam adalah 354 hari 8 jam 48 menit dan 36 detik atau 345 gerak edar bumi mengelilingi matahari.
Untuk mengitari matahari 360 derajat
keliling, maka bumi memakai waktu selama 370 hari. Dalam pada itu satu tahun
musim pada abad 20 Masehi dijalani bumi sejauh 355 derajat dan 12' selama 365
hari 6 jam. Hal ini dapat dibuktikan dengan terlambatnya bintang-bintang
diangkasa pada waktu tertentu yang sama setiap tahunnya sejauh 4 derajat dan
48'.
Jadi menurut tahun musim atau Solar
Year, maka bumi bergerak mengelilingi matahari sejauh 355 derajat dan 12' yaitu
4 derajat dan 48' sebelum mencapai titik lingkaran penuh, hingga 360 derajat -
355 derajat dan 12" = 4 derajat serta 48' jika dikalikan dengan 75 tahun
musim menjadi 360 derajat, barulah bumi berada pada posisi pertama selaku awal
tahunnya. Ketika itu bintang-bintang diangkasa mungkin berada kembali pada
posisi tertentu pada waktu bersamaan dengan 75 tahun yang lalu, karena bumi
sendiri bukan berada pada titik perihelion orbit semula.
Namun jika dihitung menurut tahun
Hijriah atau Lunar Year, ternyata bumi memulai orbitnya dari titik perihelion
tanggal 1 Muharram, lalu bergerak 345 derajat keliling matahari yaitu 15
derajat sebelum mencapai titik lingkaran 360 derajat penuh. Setelah 24 tahun
kemudiannya, bumi berada pada posisi semula, yaitu 360 derajat - 345 derajat =
15 derajat X 24 tahun = 360 derajat. Waktu itu setiap bintang diangkasa berada
kembali pada posisi tertentu bersamaan dengan posisinya pada waktu tertentu 24
tahun yang lalu, dan bumi juga berada kembali pada titik perihelion orbitnya
semula.
Waktu pergantian musim tidak praktis
untuk dijadikan dasar penanggalan dibumi, apalagi diplanet-planet lain yang
panjang waktu pergantian musimnya sangat berbeda.
Penanggalan Lunar Year dimulai dari
Hari Gerhana Matahari dengan pengetahuan bahwa sorenya pasti ada Hilal bulan
diufuk barat. Sekiranya tanggal 1 Muharram, yaitu bulan pertama, bertepatan
dengan tanggal 21 Maret atau 22 September pada abad 20 Masehi, tentulah terjadi
gerhana penuh disuatu tempat tertentu pada ekuator bumi.
Hal ini memang telah berlaku pada
tanggal 21 Maret 1901 waktu dimana Umbra atau Gerhana Matahari penuh terjadi.
Kemudian 1 Muharram tercatat tanggal 20 Maret 1935 dan tanggal 19 Maret 1969,
waktu itu terdapat Penumbra atau Gerhana Matahari tidak penuh di Sumatera
Tengah, tegasnya di Bukit Tinggi, dan hal itu juga menjadi bukti bahwa bumi
dalam orbit ovalnya keliling matahari melalui garis zigzag atau melenggang
keutara dan keselatan garis Ekliptik.
Karena itu juga garis Umbra gerhana
penuh pada tanggal 23 Desember sampai 21 Juni melengkung kearah utara permukaan
bumi, sebab waktu itu bumi bergerak keselatan Ekliptik keliling matahari, lalu
bayangan bulat tampak bergerak keutara. Sebaliknya jika gerhana itu berlaku
tanggal 22 Juni sampai 22 Desember, Umbra tampak melengkung kearah selatan
selaku bayangan bulan, karena ketika itu bumi bergerak keutara.
Namun gerhana matahari pada tanggal 21,
20, 19 Maret tadi telah kita pergunakan selaku bahan penyusunan kalender
Nuclear untuk satu abad Hijriah dan Masehi, diterbitkan lalu diedarkan pada
masyarakat umum.
Dengan perhitungan atas orbit bumi dan
orbit bulan sebagai diatas tadi, kita memperoleh ketentuan bahwa :
[a.] Ramadhan memiliki 29 hari tetapi
30 hari pada tahun ke-3
[b.] Satu tahun Qomariah terdiri dari 354 hari, tetapi 355 hari pada tahun ke-3
[c.] Setiap seperempat abad jumlah hari yang dimiliki Ramadhan seperti dibawah ini :
[b.] Satu tahun Qomariah terdiri dari 354 hari, tetapi 355 hari pada tahun ke-3
[c.] Setiap seperempat abad jumlah hari yang dimiliki Ramadhan seperti dibawah ini :
Ramadhan Jumlah
Tahun Harinya
Tahun Harinya
1400 30
1401 29
1402 30
1403 29
1404 29
1405 30
: :
: :
1417 30
1418 29
1419 29
1420 30
1421 29
1422 29
1423 30
1401 29
1402 30
1403 29
1404 29
1405 30
: :
: :
1417 30
1418 29
1419 29
1420 30
1421 29
1422 29
1423 30
Dan seterusnya.
Penduduk Mesir adalah yang pertama kali menjadikan pergantian musim untuk penanggalan sesuai dengan jadwal pertanian waktu itu, ditandai dengan bintang Sirius bersamaan dengan terbitnya matahari diufuk timur. Dan dalam beberapa dokumentasi yang beredar, hal yang sama juga berlaku pada bangsa Maya di Mexico, semenjak kira-kira 580 tahun sebelum Masehi.
Penduduk Mesir adalah yang pertama kali menjadikan pergantian musim untuk penanggalan sesuai dengan jadwal pertanian waktu itu, ditandai dengan bintang Sirius bersamaan dengan terbitnya matahari diufuk timur. Dan dalam beberapa dokumentasi yang beredar, hal yang sama juga berlaku pada bangsa Maya di Mexico, semenjak kira-kira 580 tahun sebelum Masehi.
Sewaktu Julius Caesar berada di Mesir,
beliau dapat mempelajari penanggalan musim, dan dengan pertolongan seorang
Astronom Greek bernama SOSIGENES, lalu merubah tradisi bangsa Roma yang ketika
itu memakai Qomariah dengan penanggalan musim.
Nama bulan ke-7 yang oleh Mesir disebut
QUINTILIS ditukar dengan nama JULY untuk menghormati Julius Caesar. Dia
dilahirkan pada tahun 116 sebelum Masehi dan meninggal tahun 44 sebelum Masehi,
sedangkan penanggalan musim itu mulai disyahkan pemakaiannya pada tahun 45
sebelum Masehi, yaitu 1 tahun sebelum kematiannya.
Sewaktu penanggalan itu diuji ternyata
cocok dengan pergantian musim yang satu tahunnya terdiri dari 365 hari 6 jam,
maka mulailah bangsa lain, yang mulanya memakai Lunar Year, mengikuti
penanggalan musim.
"The 1973 World Almanac And Book
of Facts" menyatakan bahwa penganut Protestan barulah memakai penanggalan
musim pada permulaan abad 18 Masehi, Prancis pada tahun 1793, Jepang tahun
1873, China tahun 1912, Greek tahun 1924 dan Turki tahun 1927.
Setelah 16 abad, ternyata penanggalan
musim yang disyahkan oleh Julius Caesar itu tidak tepat lagi sebagai tahun
musim, karena memang lenggang bumi keutara dan keselatan telah semakin
berkurang sesuai dengan berkurangnya gerak pendolum bebas. Daerah kutub yang
diliputi es semakin meluas sesuai dengan ketentuan al-Qur'an surah 13/41 dan
21/44
"Apa tidakkah mereka perhatikan
bahwa Kami mendatangi bumi itu, Kami kurangi dia dari ujung-ujungnya
(kutub-kutubnya). Dan Allah itulah yang memberi hukum. tidak ada yang dapat
menolak ketetapan-Nya; dan Dia-lah yang Maha cepat perhitungan-Nya." (Qs.
ar-Ra'd 13:41)
"Maka apakah mereka tidak
memperhatikan bahwasanya Kami mendatang bumi itu, lalu Kami kurangi dia dari
ujung-ujungnya (kutub-kutubnya sehingga daerah panas semakin sempit) ?, Maka
apakah mereka yang menang ?" (Qs. al-Anbiyaa' 21:44)
Perluasan daerah kutub ini pernah
dikatakan "Bumi jadi semakin dingin", musim dingin lebih cepat
datangnya dari masa lalu.
Maka Paus Georgery VIII memperpendek
penanggalan tersebut dan menetapkan tanggal 04 Oktober 1582 menjadi tanggal 15
Oktober 1582, yaitu memperpendek 11 hari, didasarkan pada pergantian musim yang
berlaku tidak cocok lagi dengan penanggalan Julius Caesar, dan bahwa waktu
dalam tahun musim telah semakin berkurang. Tepatnya waktu itu adalah 365 hari 5
jam 48 menit 46 detik. Penanggalan inilah yang masih dipakai sampai abad 20
Masehi kita sekarang.
Sebagai akibat dari kalender Georgery
ini, maka Inggris dan daerah koloninya di Amerika merubah tanggal 03 September
1752 menjadi tanggal 14 September, hingga hari kelahiran George Washington yang
mulanya dicatat tanggal 11 Pebruari 1731 harus dirubah menjadi tanggal 22
Pebruari 1731. Sementara itu timbul pula perbedaan pendapat mengenai hari lahir
Jesus al-Masih yang dinyatakan 25 Desember, ada yang menyatakan 4 tahun sebelum
tahun Masehi yang berlaku hingga tahun 1990 kini haruslah ditulis tahun 1994.
Namun Julius Caesar telah benar pada
jamannya, begitupun Paus Georgery VIII, keduanya menyusun penanggalan musim
yang cocok pada jaman masing-masing, tetapi waktu pergantian itu sendiri yang
telah berkurang. Dan bernarlah pula pernyataan "Encyclopedia
Americana" 1975 jilid 9 halaman 588 bahwa penyimpangan ekuator bumi dari
garis Ekliptik keliling matahari tercatat 23 derajat dan 27' pada tahun 1975
dan berkurang terus menerus 0 derajat dan 75' setiap seratus tahun.
Penanggalan musim yang disebut dengan
tahun Masehi kini bukanlah didasarkan atas peredaran bumi mengelilingi
matahari, karena Julius Caesar dan Paus Georgery VIII sendiri masih menyangka
bintang-bintanglah yang mengelilingi bumi dan mereka belum mengetahui keadaan
bumi sebenarnya.
Seperti yang kita ketahui dari sejarah,
diluar kawasan Islam telah terjadi konfrontasi antara ilmu pengetahuan dengan
agama. Setiap keterangan ilmu yang tidak sepaham dengan gereja segera
dibatalkan oleh Kepala Gereja. Itulah yang terjadi pada Astronom Nicholas
Copernicus (1507) yang menghidupkan kembali ajaran orang-orang Yunani dijaman
purba yang mengatakan bahwa bukan matahari yang berputar mengelilingi bumi
sebagaimana ajaran gereja dan tercantum pada Yosua 10:12-13, melainkan bumi
yang berputar dan mengedari matahari.
Galileo Gelilei yang membela teori
tersebut pada tahun 1633 diancam hukuman bakar seandainya dia tidak mencabut
kembali teori tersebut oleh Inkuisisi, yaitu organisasi yang dibentuk oleh
gereja Katolik Roma yang menyelidiki ilmu klenik sehingga sikap gereja yang
kaku itu telah menimbulkan tuduhan bahwa agama menjadi penghalang bagi
kemerdekaan berpikir dan kemajuan ilmu.
Dari keadaan demikian terjadilah
berbagai pemberontakan dari dalam.
Pada tahun 1517 terjadi reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther sehingga menimbulkan kelompok Protestan.
Pada tahun 1517 terjadi reformasi yang dipelopori oleh Martin Luther sehingga menimbulkan kelompok Protestan.
Pada tahun 1992, yaitu setelah 359
tahun kecaman kepada Galileo dilontarkan oleh pihak gereja, akhirnya gereja
Katolik Roma secara resmi mengakui telah melakukan kesalahan terhadap Galileo
Gelilei dan Paus Yohanes Paulus II sendiri telah merehabilitasinya.
Rehabilitasi diberikan setelah Paus
Paulus menerima hasil studi komisi Akademis Ilmu Pengetahuan Kepausan yang dia
bentuk 13 tahun sebelumnya dengan tugas menyelidiki kasus itu. Komisi ini
memberitahukan, anggota Inkuisisi tang mengecam Galileo telah berbuat
kesalahan. Mereka menetapkan keputusan secara subjektif dan membebankan banyak
perasaan sakit pada ilmuwan yang kini dipandang sebagai bapak Fisika
Eksperimental itu.
"Kesalahan ini harus diakui secara
jantan sebagaimana yang Bapa Suci minta", demikian kata ketua Komisi
Kardinal Paul Poupard pada Paus Paulus dalam suatu upacara.
Paulus Yohanes dan beberapa
pendahulunya mengakui bahwa gereja melakukan kesalahan, tapi para ilmuwan
mengkritik Vatican karena tidak bergerak cepat untuk meluruskan masalah itu
secara resmi.
Tetapi anehnya justru masyarakat masa
kini termasuk diri kita, masih berpegang pada penanggalan musim tersebut dan
bahkan mengira bahwa orbit bumi mengelilingi matahari adalah menjadi dasar dan
cocok dengan penanggalan tersebut.
Suatu hal yang mungkin luput dari
pengkajian, yaitu penanggalan musim itu hanya menguntungkan penduduk bumi
Temperature Zone sebelah utara dan merugikan penduduk bumi belahan selatan,
terutama mengenai masa libur. Mereka bertahun baru tanpa dasar tertentu, dan
berbulan baru sewaktu bulan diangkasa purnama raya.
Kalender Julius Caesar diperbaiki oleh
Paus Georgery VIII setelah 16 abad, dan perbaikan itu sudah berlangsung 4 abad,
karenanya sekarang wajar sekali timbul pendapat yang menyatakan bahwa pergantian
musim tidak lagi cocok dengan penanggalan Masehi.
Penanggalan inilah yang dimaksudkan
oleh Allah dalam al-Qur'an :
"Bahwa pengunduran itu tidak lain
hanyalah menambah kekufuran yang dengannya tersesat orang-orang kafir. Mereka
menghalalkannya pada satu musim dan mengharamkannya pada satu musim yang lain
untuk menguasai bilangan yang diharamkan oleh Allah kemudian menghalalkan yang
Allah haramkan. Dihiasi bagi mereka kejahatan amal mereka dan Allah tidak
menunjuki kaum yang kafir."
(Qs. at-Taubah 9:37)
(Qs. at-Taubah 9:37)
Allah telah mencegah kita untuk memakai
penanggalan didasarkan atas pergantian musim, karena secara ilmu pengetahuan,
penanggalan ini tidak bersifat permanen bahkan selalu makin berkurang waktunya,
menguntungkan penduduk belahan utara dan merugikan penduduk belahan selatan
untuk selamanya. Apalagi didaerah kutub dimana satu tahunnya terdiri dari satu
siang dan satu malam.
Penanggalan ini menghilangkan nilai 4
bulan terlarang yang pada awal abad 15 Hijriah hampir tidak dihiraukan oleh
orang-orang Islam sendiri. Dinyatakan bahwa penanggalan musim ini selaku
pengunduran, yaitu mengundurkan jumlah hari setahun dari 355 menjadi 365 pada
abad 15 hijriah dan dinyatakan penambahan dalam kekafiran karena penanggalan
itu menyebabkan tanggal-tanggal penting dalam Islam jadi tidak menentu, nyaris
tidak ada kepastian.
Penanggalan ini juga yang menyebabkan
orang berlibur mingguan, terbukti dengan nam Friday dan Sunday yaitu hari untuk
libur dan bermandi sinar matahari dipantai atau disuatu tempat terbuka lainnya
waktu dimana hukum Islam sulit terlaksana. Akhirnya pemakai penanggalan musim
akan menghalalkan yang secara jelas diharamkan oleh Allah dan itulah penambahan
dalam kekafiran.
"Mereka bertanya kepadamu tentang
Hilal, katakanlah: Dia adalah penentuan waktu bagi manusia dan Haji, dan tiada
kebaikan bahwa kamu mendatangi rumah-rumah dari belakangnya, tetapi kebaikan
itu adalah siapa yang menyadarinya. Datangilah rumah-rumah dari pintu-pintunya.
dan berbaktilah kepada Allah, agar kamu mendapatkan kejayaan." (Qs.
al-Baqarah 2:189)
Hilal yaitu bulan baru atau bulan sabit
yang waktunya ditentukan Allah 12 kali dalam satu tahun, dinyatakan dalam
al-Qur'an :
"Dialah yang menjadikan matahari
bersinar dan bulan bercahaya, dan Dia tentukan orbitnya agar kamu mengetahui
bilangan tahun-tahun dan perhitungan; tidaklah Allah menjadikan semua itu
melainkan dengan kebenaran. Dia menjelaskan tanda-tandaNya bagi kaum yang
berilmu."
(Qs. Yuunus 10:5)
(Qs. Yuunus 10:5)
Serta al-Qur'an surah 9:36 sebagaimana
yang telah kita kutipkan dibagian awal tulisan.
Adapun maksud dari ayat al-Qur'an Surah al-Baqarah 2:189 diatas bahwa orang tidak boleh mendatangi rumah-rumah dari belakangnya tetapi hendaklah mendatangi dari pintu-pintunya. Dalam penafsiran ilmu pengetahuan, bahwa memang orang yang sehat selalu mendatangi atau memasuki rumah dari pintunya dan tidak ada seorangpun yang sehat memasuki rumah dari belakang yang tidak berpintu.
Adapun maksud dari ayat al-Qur'an Surah al-Baqarah 2:189 diatas bahwa orang tidak boleh mendatangi rumah-rumah dari belakangnya tetapi hendaklah mendatangi dari pintu-pintunya. Dalam penafsiran ilmu pengetahuan, bahwa memang orang yang sehat selalu mendatangi atau memasuki rumah dari pintunya dan tidak ada seorangpun yang sehat memasuki rumah dari belakang yang tidak berpintu.
Sekalipun tampaknya ayat ini wajar dan
biasa, akan tetapi dalam pandangan seorang ilmuwan, ayat ini telah menyindir akan
penanggalan musim yang dipergunakan oleh manusia sekarang.
Bahwa Allah menyeru manusia agar sebaiknya mendatangi atau memasuki bulan penanggalan setiap tahun mesti dari Hilal bulan yang dinyatakan pada awal ayat al-Qur'an Surah al-Baqarah 2:189 diatas itu sendiri.
Bahwa Allah menyeru manusia agar sebaiknya mendatangi atau memasuki bulan penanggalan setiap tahun mesti dari Hilal bulan yang dinyatakan pada awal ayat al-Qur'an Surah al-Baqarah 2:189 diatas itu sendiri.
Hendaklah orang berbulan baru diwaktu
Hilal bulan mulai ada diufuk barat disenja hari seperti yang berlaku pada
penanggalan Qomariah, tetapi orang yang memakai penanggalan musim tidak
memperdulikan Hilal bulan itu bahkan mereka sering berbulan baru diwaktu bulan
telah purnama.
<><><>
Selesai
<><><>
Selesai
<><><>
Disarikan dari Bab X Penanggalan
Tahunan hal 170 s.d. 189 seri buku Tauhid dan Logika: "al-Qur'an tentang
Shalat, Puasa dan Waktu" karya Nazwar Syamsu Terbitan Ghalia Indonesia,
Jumadil Awwal 1403 H, cetakan pertama Pebruari 1983.
Wassalam,