13.7.1. Umum 
Kabel yang digunakan di PLTU # 3, terdiri dari: 
1.   Kabel Power Tegangan Menengah yang digunakan pada Proyek ini terdiri dari 2 (dua) system Tegangan yaitu : 
·         Tegangan 20 kV yang digunakan untuk menghubungkan antara Town Feeder Transformer (Lokasi di switchyard 70 kV) ke Incoming Switchgear 20 kV di lokasi Substation dan selanjutnya dari Switchgear ini dikeluarkan 2 (dua) Out Going Feeder ke System 20 kV Distribusi. (Pemasangan kabel power 20 kV bukan scope Proyek ini).
·         Tegangan 6,3 kV yang digunakan pada proyek ini terdiri dari : 
1.         Untuk menghubungkan antara Terminal Generator ke Generator  Circit Breaker (Lokasi di MV Switchgear 6,3 kV). 
2.         Untuk menghubungkan antara MV Switchgear 6,3 kV ke Generator Transformer . 
3.         Untuk menghubungkan antara MV Switchgear 6,3 kV ke Auxiliary Transformer 
4.         Jenis kabel yang digunakan umumnya kabel yang berisolasi Cross-Linked Polyethylene (XLPE) yang disebut kabel XLPE, sedangkan mengenai ukuran dan jenis bahan konduktor, serta detail konstruksinya  tergantung  dari Design Engineering. 
2.   Kabel  Power  Tegangan  rendah,  dimana  System  Tegangan  yang  digunakan  pada Proyek ini terdiri dari 2 (dua) system Tegangan yaitu : 
§  Tegangan  380V atau  400V  untuk  System  Tegangan  3  (tiga)  phasa,  yang digunakan sebagai Masukan (Incoming) dan juga sebagai Keluaran (Outgoing) yang menghubungkan antara LV Switcthgear satu dengan yang lainnya. Selain itu juga digunakan sebagai sumber tenaga untuk menggerakkan motor-motor 3 (tiga) phasa. 
§  Tegangan 220V atau 230V untuk System Tegangan 1 (satu) phasa, yang digunakan sebagai sumber tenaga untuk Instalasi Penerangan pada gedung-gedung (Building), Penerangan Jalan (Street Ligthing), maupun peralatan- peralatan lainnya, termasuk untuk menggerakkan Motor-motor 1 (satu) phasa. Jenis  kabel  yang  digunakan  umumnya  kabel  yang  berisolasi  PVC  (Polyvinyl chloride),  sedangkan mengenai ukuran dan jenis bahan konduktor, serta detail konstruksinya tergantung dari Design Engineering 
3. Kabel  kontrol Tegangan  rendah,  dimana  System  Tegangan  yang  digunakan  pada Proyek ini terdiri dari 2 (dua) jenis Tegangan, yaitu yang manggunakan   Arus Bolak- Balik (Alternating Current / AC) dan Arus Searah (Direct Current / DC), sedangkan system Tegangan yaitu: 
§  Tegangan  220  VAC untuk  System Tegangan 1 (satu)  phasa, yang  digunakan sebagai control untuk Motor - motor, dll. 
§  Tegangan 110 VDC yang digunakan sebagai control untuk Motor-motor penggerak peralatan HV Apparratus, dll. 
§  Tegangan 48 VDC yang digunakan sebagai control untuk System Scada, Telekomunikasi, dll. 
§  Jenis kabel yang digunakan umumnya kabel yang berisolasi Polyvinyl chloride (PVC), sedangkan mengenai ukuran dan jenis bahan konduktor, serta detail konstruksinya tergantung dari Design Engineering 
13.7.2. Proses dan Prosedur Pemasangan Kabel 
Prinsip pemasangan kabel - kabel ini secara umum dapat disampaikan sebagai berikut: 
§  Seluruh  kabel  didalam  pemasangannya harus  terlindungi  dari  hal-hal  yang dapat merusak konstruksi kabel. 
§  Pemasangannya  harus  rapi  atau  tidak  boleh  terjadi  tumpang  tindih  (harus diikat), sesuai dengan konstruksi/dimensi kabel, dimana untuk ukuran yang besar diikat dengan menggunakan clamp-clamp, sedangkan untuk kabel berukuran kecil dapat menggunakan plastic ties. 
§  Penandaan dari kedua sisi kabel harus jelas (Labelling and Marking), hal ini untuk menghindarkan terjadinya kesalahan dalam wiring atau terminasi. 
§  Pemasangan  pada  crossing  jalan,  kabel  mutlak  harus  ditempatkan  didalam material pelindung (Pipa/Conduit, dll) yang dapat meredam gaya yang terjadi diatasnya  dan  dapat  melindungi  konstruksi  kabel,  ditanam  pada  kedalaman tertentu  atau  ditempatkan  pada  saluran  beton  bertulang yang harus kuat memikul beban diatasnya. 
§  Jika pada saluran terdapat beberapa jenis kabel, maka kabel tegangan yang lebih tinggi harus berada pada kedalam yang lebih, demikian seterusnya. 
§  Pemasangan kabel dibawah/didalam tanah secara langsung agar diperhatikan kedalaman minimum sesuai dengan jenis tegangan dari kabel dan diatasnya harus dipasang patok tanda (untuk mengetahui jalur kabel). 
§  Pemasangan  kabel  secara  vertikal dengan cara  terbuka  harus  melalui  kabel ladder atau kabel tray atau racks yang terpasang secara kuat/ mantap baik yang terpasang pada structure/konstruksi baja maupun yang terpasang pada konstruksi  sipil  (Beton/Tembok)  atau  kontruksinya  dapat  menggunakan supports dengan di las atau dengan pemasangan pemasangan  spacer/dyna bolt, dll. 
§  Pada  saat  proses  penarikan  kabel  harus  diperhatikan bahwa  kabel  tidak mendapatkan tarikan yang besar dan tidak terjadi gesekan dengan benda-benda lain yang dapat merusak konstruksi kabel (dan bila diperlukan dapat ditempatkan pada roller yang berputar dengan lancar/smooth). Didalam penarikan kabel juga harus diperhatikan  bending dari radius kabel (sesuai dengan konstruksi dan dimensi/diameter kabel), dll 
§  Untuk pemasangan kabel-kabel khusus yang sensitif terhadap air/api, selain konstruksinya dibuat spesial juga agar diberikan proteksi extra dengan menempatkannya didalam pelindung/racks yang bebas terhadap tembusnya air/api kedalam (water/ fire- proof)