Secara
tradisional, laporan keuangan merupakan indicator historis-agregatif yang
merefleksikan akibat dari implementasi dan eksekusi strategi dalam satu
periode.
Pengukuran kinerja keuangan akan
menunjukkan apakah perencanaan dan pelaksanaan strategi memberikan perbaikan
yang mendasar bagi keuntungan perusahaan.
Perbaikan-perbaikan ini tercermin dalam sasaran-sasaran yang secara
khusus berhubungan dengan keuntungan yang terukur, pertumbuhan usaha, dan nilai
pemegang saham.
Pengukuran kinerja keuangan
mempertimbangkan adanya tahapan dari siklus kehidupan bisnis, yaitu: growth,
sustain, dan harvest. Tiap tahapan
memiliki sasaran yang berbeda, sehingga penekanan pengukurannya pun berbeda
pula.
Growth
adalah tahapan awal siklus kehidupan perusahaan dimana perusahaan memiliki
produk atau jasa yang secara signifikan memiliki potensi pertumbuhan
terbaik. Di sini, manajemen terikat
dengan komitmen untuk mengembangkan suatu produk atau jasa baru, membangun dan
mengembangkan suatu produk/jasa dan fasilitas produksi, menambah kemampuan
operasi, mengembangkan system, infrastruktur, dan jaringan distribusi yang akan
mendukung hubungan global, serta membina dan mengembangkan hubungan dengan
pelanggan.
Dalam tahap pertumbuhan, perusahaan
biasanya beroperasi dengan arus kas yang negatif dengan tingkat pengembalian
modal yang rendah. Dengan demikian,
tolak ukur kinerja yang cocok dalam tahap ini adalah, misalnya, tingkat
pertumbuhan pendapatan atau penjualan dalam segmen pasar yang telah
ditargetkan.
Sustain
adalah tahapan kedua di mana perusahaan masih melakukan investasi dan
reinvestasi dengan mengisyaratkan tingkat pengembalian terbaik. Dalam tahap ini, perusahaan mencoba
mempertahankan pangsa pasar yang ada, bahkan mengembangkannya, jika
mungkin. Investasi yang dilakukan
umumnya diarahkan untuk menghilangkan bottleneck, mengembangkan kapasitas, dan
meningkatkan perbaikan operasional secara konsisten. Sasaran keuangan pada tahap ini diarahkan
pada besarnya tingkat pengembalian atas investasi yang dilakukan. Tolak ukur yang kerap digunakan pada tahap
ini, misalnya ROI, ROCE, dan EVA.
Harvest
adalah tahapan ketiga di mana perusahaan benar-benar memanen/menuai hasil
investasi di tahap-tahap sebelumnya.
Tidak ada lagi investasi besar, baik ekspansi maupun pembangunan
kemampuan baru, kecuali pengeluaran untuk pemeliharaan dan perbaikan
fasilitas. Sasaran keuangan utama dalam
tahap ini, sehingga diambil sebagai tolak ukur, adalah memaksimumkan arus kas
masuk dan pengurangan modal kerja.