“… a set of measures that gives top
managers a fast but comprehensive view of the business … includes financial
measures that tell the results of actions already taken … complements the
financial measures with operational measures on customers satisfaction,
internal processes, and the organization’s innovation and improvement
activities – operational measures that are the drivers of future financial
performance.”
Sementara,
Anthony, Banker, Kaplan, dan Young (1997) mendefinisikan Balanced Scorecard
sebagai: “a measurement and management system that views a business unit’s
performance from four perspectives: financial, customer, internal business
process, and learning and growth.”
Dengan
demikian, Balanced Scorecard merupakan suatu sistem manajemen, pengukuran, dan
pengendalian yang secara cepat, tepat, dan komprehensif dapat memberikan
pemahaman kepada manajer tentang performance bisnis. Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard memandang
unit bisnis dari empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses
bisnis dalam perusahaan, serta proses pembelajaran dan pertumbuhan. Melalui mekanisme sebab akibat (cause and
effect), perspektif keuangan menjadi tolak ukur utama yang dijelaskan oleh
tolak ukur operasional pada tiga perspektif lainnya sebagai driver (lead
indicator).
Selain
itu, Balanced Scorecard juga memberikan kerangka berpikir untuk menjabarkan
strategi perusahaan ke dalam segi operasional.
Sebelum Balanced Scorecard diimplemantasikan, pada saat penyusunan
(building) Balanced Scorecard, terlebih dulu dijabarkan dengan jelas visi,
misi, dan strategi perusahaan dari top-management perusahaan, karena hal ini
menentukan proses berikutnya berupa transaksi strategis kegiatan operasional.
Dengan
Balanced Scorecard, tujuan suatu unit usaha tidak hanya dinyatakan dalam suatu
ukuran keuangan saja, melainkan dijabarkan lebih lanjut ke dalam pengukuran
bagaimana unit usaha tersebut menciptakan nilai terhadap pelanggan yang ada
sekarang dan masa datang, dan bagaimana unit usaha tersebut harus meningkatkan
kemampuan internalnya termasuk investasi pada manusia, sistem, dan prosedur
yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
Melalui Balanced Scorecard diharapkan
bahwa pengukuran kinerja financial dan non financial dapat menjadi bagian dari
sistem informasi bagi seluruh pegawai dan tingkatan dalam organisasi.
Keunggulan Balanced Scorecard
Balanced
Scorecard memiliki keunggulan yang menjadikan sistem manajemen strategik saat
ini berbeda secara signifikan dengan sistem manajemen strategik dalam manajemen
tradisional.
Manajemen strategik tradisional
hanya berfokus ke sasaran-sasaran yang bersifat keuangan, sedangkan sistem
manajemen strategik kontemporer mencakup perspektif yang luas yaitu keuangan, customer,
proses bisnis/intern, dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Selain itu berbagai sasaran strategik yang dirumuskan
dalam sistem manajemen strategik tradisional tidak koheren satu dengan lainnya,
sedangkan berbagai sasaran strategik dalam sistem manajemen strategic
kontemporer dirumuskan secara koheren. Di
samping itu, Balanced Scorecard menjadikan sistem manajemen strategik
kontemporer memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh sistem manajemen
strategik tradisional, yaitu dalam karakteristik keterukuran dan keseimbangan.
Keunggulan pendekatan Balanced
Scorecard dalam system perencanaan strategic adalah mampu menghasilkan rencana
strategic yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) komprehensif, (2)
koheren, (3) seimbang, (4) terukur.
Komprehensif
Balanced
Scorecard memperluas perspektif yang dicakup dalam perencanaan strategic, dari
yang sebelumnya hanya terbatas pada perspektif keuangan, meluas ke tiga
perspektif yang lain: customers, proses bisnis/intern, serta pembelajaran dan
pertumbuhan. Perluasan perspektif
rencana strategic ke perspektif nonkeuangan tersebut menghasilkan manfaat
berikut:
a. Menjanjikan kinerja keuangan yang
berlipatganda dan berjangka panjang,
b. Memampukan
perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks.
Balanced Scorecard memotivasi personel untuk mengarahkan
usahanya ke sasaran-sasaran strategik yang menjadi penyebab utama dihasilkannya
kinerja keuangan. Untuk
menghasilkan kinerja keuangan, personel harus mewujudkan sasaran dari
perspektif customer. Perusahaan harus
mampu menghasilkan produk dan jasa yang menghasilkan value terbaik bagi
customers. Produk dan jasa yang
menghasilkan value bagi customers harus dihasilkan dari proses yang produktif
dan cost effective. Proses yang
produktif dan cost effective harus dijalankan oleh personel yang produktif dan
berkomitmen. Kinerja keuangan yang
dihasilkan dari perspektif customers, proses, serta pembelajaran dan
pertumbuhan tersebut merupakan kinerja keuangan yang sesungguhnya, yang berasal
dari usaha nyata dalam bisnis, sehingga kinerja keuangan yang demikian akan
berlipatganda dan berjangka panjang.
Oleh karena kinerja keuangan dapat dijelaskan dengan nyata penyebabnya,
personel dapat mengulangi sukses yang diperolehnya di lain kesempatan.
Kekomprehensivan sasaran strategik
merupakan respon yang pas untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompleks. Dengan mengarahkan sasaran-sasaran strategik ke
empat perspektif, rencana strategik perusahaan mencakup lingkup yang luas, yang
memadai untuk menghadapi lingkungan bisnis yang kompleks.
Koheren
Balanced Scorecard mewajibkan personel
untuk membangun hubungan sebab akibat (causal relationship) di antara berbagai
sasaran strategik yang dihasilkan dalam
perencanaan strategik. Setiap sasaran
strategik yang ditetapkan dalam perspektif nonkeuangan harus mempunyai hubungan
kausal dengan sasaran keuangan, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Dengan
demikian, kekoherenan sasaran strategik yang dihasilkan dalam sistem
perencanaan strategik memotivasi personel untuk bertanggung jawab dalam mencari
inisiatif strategik yang bermanfaat untuk menghasilkan kinerja keuangan. Sistem perencanaan strategic yang
menghasilkan sasaran strategik yang koheren akan menjanjikan pelipatgandaan
kinerja keuangan berjangka panjang, karena personel dimotivasi untuk mencari
inisiatif strategik yang mempunyai manfaat bagi perwujudan sasaran strategik di
perspektif customers, proses bisnis/intern, pembelajaran dan pertumbuhan, atau
keuangan. Kekoherenan sasaran strategic
yang menjanjikan pelipatgandaan kinerja keuangan sangat dibutuhkan oleh
perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif.
Kekoherenan
juga berarti dibangunnya hubungan sebab akibat antara keluaran yang dihasilkan
sistem perumusan strategi dengan keluaran yang dihasilkan sistem perencanaan
strategik. Sasaran strategik
yang dirumuskan dalam sistem perencanaan strategik merupakan penerjemahan visi,
tujuan, dan strategi yang dihasilkan sistem perumusan strategi.
Kekoherenan juga dituntut pada waktu
menjabarkan inisiatif strategik ke dalam program, dan penjabaran program ke
dalam rencana laba jangka pendek (budget).
Kekoherenan di antara keluaran yang dihasilkan oleh setiap tahap
perencanaan dalam sistem manajemen strategik (perumusan strategi, perencanaan
strategik, penyusunan program, dan penyusunan anggaran) menjanjikan kecepatan
respon perusahaan terhadap setiap perubahan yang terjadi di lingkungan bisnis
yang dimasuki oleh perusahaan. Kecepatan
respon ini sangat diperlukan oleh perusahaan untuk memasuki lingkungan bisnis
yang turbulen.
Seimbang
Keseimbangan
sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik penting
untuk menghasilkan kinerja keuangan berjangka panjang.
Berikut
adalah gambar yang memperlihatkan garis keseimbangan yang perlu diusahakan
dalam menetapkan sasaran-sasaran strategic di keempat perspektif.
Terukur
Keterukuran sasaran strategik yang
dihasilkan oleh sistem perencanaan strategik menjanjikan ketercapaian berbagai
sasaran strategik yang dihasilkan oleh sistem tersebut. Semua sasaran strategik ditentukan oleh
ukurannya, baik untuk sasaran strategik di perspektif keuangan maupun sasaran
strategik di perspektif nonkeuangan.
Berikut
adalah ukuran kinerja dalam ke empat perspektif:
Perspektif
|
Ukuran kinerja
|
Keuangan
|
Return On Investment (ROI)
Revenue Mix
Asset
Turnover
Berkurangnya
biaya secara signifikan
|
Customer
|
Jumlah customer baru
Jumlah customer yang hilang
Kecepatan waktu layanan customer
|
Proses bisnis/intern
|
Cycle time
On time delivery
Cycle effectiveness
|
Pembelajaran dan pertumbuhan
|
Skill coverage
Quality work life index
|
Gambar 2.2 Ukuran Kinerja dalam 4 Perspektif Balanced
Scorecard
Dengan Balanced Scorecard,
sasaran-sasaran strategik yang sulit diukur, seperti sasaran-sasaran strategik
di perspektif nonkeuangan, ditentukan ukurannya agar dapat dikelola, sehingga
dapat diwujudkan. Dengan demikian
keterukuran sasaran-sasaran strategik di perspektif nonkeuangan tersebut
menjanjikan perwujudan berbagai sasaran strategik nonkeuangan, sehingga kinerja
keuangan dapat berlipat ganda dan berjangka panjang.