Pada tahun 1941, the Committee on Therminology of America Institute of Public Accountants (Sekarang
AICPA) memberikan definisi tentang akuntansi sebagai berikut (Kam, 1990:33)
“Accounting is the art of recording, classifying, and summarizing in
significant manner in terms of money, transactions and events which are, in
part at least, of financial character, and interpreting the results there of.”
The American Accounting Association
(AAA) memberikan definisi akuntansi sebagai berikut (Kam, 1990:33) :
“Accounting is the process of identifying, measuring and communicating economic
information to permit informed judgements and decision by user of information.”
Dari pertanyaan tersebut, Akuntansi
didefinisikan sebagai proses mengidentifikasikan, mengukur, dan menyampaikan
informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalammempertimbangkan berbagai
alternative dalam mengambil keputusan oleh para pemakainya. Dalam hal ini
akuntansi dinyatakan sebagai proses.
Menurut Grady, seperti yang dikutip
oleh Suwardjono (1991:2) :
“Accounting is
the body of knowledge and functions concerned with systematic originating,
authenticating, recording, classifying, processing, summarizing, analyzing,
interpreting, and supplying of dependable and significant information covering
transaction and events which are, in part at least, of financial character,
required for the management and operation of entity and for reports that have
to be submitted there on the meet fiduciary and other responsibility”
Definisi ini menjelaskan bahwa akuntansi
merupakan seperangkat pengetahuan sebagai hasil pemikiran para ahli (akuntan)
untuk menghasilkan seperangkat informasi yang bermanfaat. Definisi ini juga
mengisyaratkan adanya proses pemilihan informasi dan proses penyediaan /
pengolahan informasi tersebut. Jadi akuntansi tidak semata-mata merupakan suatu
pengetahuan yang bersifat mekanis atau ketrampilan akan tetapi melibatkan suatu
proses pemikiran dan penalaran.
Accounting Principles Boards (APB)
Statement no. 4, menyatakan definisi akuntansi sebagai berikut (Kam, 1990:34) :
“ Accounting is service activity. Its function is to provide quantitative
information. Primarily financial in nature, about economics entities that is
intended to be useful in making economic decisions, in making resolved choice
among alternative courses of action.”
Menurut pernyataan di atas,
akuntansi didefinisikan sebagai suatu aktivitas jasa yang berfungsi untuk
menyediakan informasi yang bersifat kuantitatif yang bermanfaat dan
pelaporannya untuk pengambilan keputusan ekonomi bagi para pemakainya.
Perkembangan Akuntansi
Menurut Glautier dan Underdown (1986 : 3-8) perkembangan akuntansi dalam
peranan sosialnya terdiri dari empat tahapan, yaitu :
1.
Stewardship Accounting
Stewardship Accounting dimulai sejak masa awal akuntansi yaitu sekitar 4500 SM hingga abad XVI.
Tujuan utama akuntansi pada saat itu adalah menyediakan informasi tentang
kekayaan pemilik. Pencatatan dipegang secara rahasia dan pelaporan kekayaannya
tidak dipengaruhi oleh pihak luar, artinya, metode perhitungan, perlakuan
akuntansi, serta penyajiannya disesuaikan dengan keinginan pemilik dan tingkat
ketelitian dan keseragaman pelaporannya diragukan. Karena tidak seragam, maka
laporan akuntansi antara pemilik yang berbeda tidak dapat dibandingkan, bahkan
kemungkinan terjadi perbedaan perlakuan akuntansi pada periode yang berbeda
dari pemilik yang sama. Laporan akuntansi dianggap sebagai catatan pribadi
pemilik. Praktek akuntansi semakin berkembang di Italia pada awal masa Renaissance dan pada saat itu muncul metode
pembukuan berpasangan (double-entry
bookeeping) yang dikemukakan oleh Luca Pacioli dalam bukunya yang berjudul ”Summa de Arithmetica, Geometrica,
Proportioni et Proportionalita” yang diterbitkan di Venice pada tahun 1494.
2. Financial
Accounting
Revolusi Industri pada tahun 1760 melihat perubahan untuk
perkembangan akuntansi. Berdirinya pabrik-pabrik membuat para pemilik
perusahaan membutuhkan modal yang besar sehingga diterbitkan saham-saham oleh
perusahaan yang memungkinkan publik menanamkan modalnya ke perusahaan. Pemilik
perusahaan hanya menyetorkan modalnya pada perusahaan, dan kemudian memperoleh
bagian dari laba perusahaan sebesar penyertaannya. Manajer yang mengelola
pelaksanaan bisnis perusahaan dan memperoleh gaji sebagai imbalan jasanya pada
perusahaan. Sehingga diperlukan suatu penyusunan laporan keuangan yang
memberikan informasi kepada pemilik atau pemegang saham tentang
pertanggungjawaban manajer dalam mengelola modal yang disetor para pemegang
saham kepada perusahaan. Berbagai usaha dilakukan untuk menyajikan informasi
yang akurat bagi para investor agar terhindar dari kesalahan investasi yang
dilakukan pada masa itu.
3. Management
Accounting
Revolusi Industri memberikan
peluang bagi pengembangan akuntansi sebagai alat bagi manajemen industri.
Akuntansi manajemen mengubah fokus akuntansi dari proses pencatatan dan
penganalisaan transaksi ke arah penggunaan informasi bagi manajemen untuk
kepentingan pengembangan perusahaan.
4.
The Social
Welfare Viewpoint of Accounting
Tahap ini merupakan tahap baru
dari perkembangan akuntansi karena adanya revolusi sosial yang terjadi di dunia
barat pada tahun-tahun belakangan ini. Teknologi yang berkembang dengan cepat
dan berlebihan terkadang membuat kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh
kegiatan operasional perusahaan. Masyarakat menuntut untuk terpenuhinya
kebutuhan akan barang dan jasa dan mereka juga menuntut perusahaan untuk
mempertanggungjawabkan masalah-masalah lingkungan dan kemanusiaan dalam setiap
operasinya. Akuntansi pertanggungjawaban sosial merupakan perluasan dari lingkup
akuntansi, karena selain mempertimbangkan dampak ekonomi dari bisnis juga
mempertimbangkan aspek sosialnya. Pihak manajemen diharapkan selain bertanggung
jawab untuk memperoleh laba yang besar, juga dituntut untuk bertanggung jawab
terhadap dampak sosial yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi perusahaan.
Berdasarkan
uraian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa telah terjadi perubahan peranan
akuntansi dalam masyarakat. Dari yang hanya memberikan informasi kepada pemilik
tentang kekayaannya (stewardship
accounting) hingga berperan untuk memberikan informasi atas dampak sosial
yang diakibatkan oleh aktivitas ekonomi perusahaan (the social welfare viewpoint of accounting). Hal ini terjadi karena
pada dasarnya akuntansi berkembang sejalan dengan perkembangan kondisi sosial
ekonomi masyarakat.