TEORI, DEFINISI, DAN PENGERTIAN AKUNTANSI

Akuntansi adalah alat yang sangat penting sebagai bahasa bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti para investor, kreditur, instansi pemerintah serta masyarakat yang menginginkan informasi mengenai keadaan keuangan perusahaan dan perkembangan perusahaan, juga bagi manajemen perusahaan itu sendiri. Dapat dikatakan bahwa akuntansi diperlukan sebagai suatu sistem pengukuran yang menghasilkan informasi bagi pihak yang berkepentingan.  Pentingnya  akuntansi  sebagai  sistem  pengukuran dikemukakan oleh Larson, et.all. (2005: 3) sebagai berikut: “Accounting is an information and measurement system that identifies, records, and communicates relevant, reliable and comparable information about an organization’s business activities”.

Komite Terminologi AICPA (The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accountants) memberikan dua definisi akuntansi   dari sudut pandang   berbeda yang dikutif Belkaoui (2000: 66) sebagai berikut :
1) Akuntansi adalah seni pencatatan, penggolongan, dan peringkasan transaksi dan kejadian yang bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna  dan dalam bentuk satuan uang, dan penginterpretasian hasil proses tersebut
2) Akuntansi  adalah  aktifitas  jasa.  Fungsinya  adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama bersifat keuangan tentang entitas ekonomik yang diperkirakan bermanfaat     dalam     pembuatan     keputusan-keputusan ekonomik   dalam   membuat   pilihan   diantara   alternatif tindakan yang ada.

Sebagai suatu “seni” dan "aktifitas jasa"  maka secara  tidak langsung menyatakan bahwa akuntansi mencakup sekumpulan teknik yang dianggap bermanfaat di bidang  tertentu. Belkauoi (2000: 66) memetik  The Handbook of  Accounting  menyatakan  bahwa  bidang  yang  memanfaatkan  akuntansi adalah: laporan keuangan; perencanaan pajak; audit independen; sistem-sistem pemprosesan data & informasi; akuntansi biaya dan manajemen; akuntansi pendapatan nasional; dan konsultan manajemen.

Adapun   laporan   keuangan   (financial   statements)   utama   yang dihasilkan akuntansi terdiri dari: Neraca (Balance Sheet), Laporan Laba-Rugi (Income Statement) dan Laporan Perubahan Modal (Statement of owner’s equity) serta Laporan Arus Kas (Statement of cash flows). Pengertian masing- masing  jenis laporan keuangan tersebut dijelaskan sebagai berikut.

Neraca. Pengertian neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada saat  tertentu dan akan berubah manakala ada transaksi keuangan dalam entitas yang disusun sedemikian rupa.   Lili M. Sadeli (2000 : 19) menyatakan sebagai berikut: “ Neraca adalah suatu daftar keuangan yang memuat ikhtisar tentang harta, utang, dan modal suatu unit usaha atau perusahaan pada suatu saat tertentu, biasanya pada penutupan hari terakhir dari suatu bulan atau tahun”.

Dengan demikian, pengertian    neraca dapat pula diartikan sebagai laporan yang menunjukkan keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Keadaan ini ditunjukkan dengan jumlah harta yang dimiliki atau aktiva dan jumlah kewajiban yang disebut pasiva.

Oleh karena itu dapat dilihat dalam neraca bahwa jumlah aktiva dan pasiva akan sama besar.

Laporan Laba Rugi. Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menunjukkan  pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya dari suatu entitas untuk periode tertentu.    Lili M. Sadeli (2000 : 24) menyatakan bahwa : “Laporan Rugi/Laba  (income  statement)  adalah  suatu  daftar  yang  memuat  ikhtisar tentang  penghasilan,  biaya  serta  hasil  neto  suatu  perusahaan  pada  suatu periode tertentu, misalnya untuk satu bulan atau satu tahun”

Laporan Perubahan Modal adalah laporan yang mengidentifikasi perubahan    modal  (ekuitas)  pemilik  atau  pemegang  saham  dalam  suatu periode. Sedangkan Laporan Arus Kas adalah laporan yang mengidentifikasi arus kas keluar (cash out flow) berupa pembayaran  dan arus kas masuk (cash in flow)   yang diterima dalam suatu periode.

Dalam  pada  itu,  akuntansi  mempunyai  dua  cabang  utama,  yaitu akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Akuntansi keuangan lebih menitik beratkan pada pengumpulan informasi historis untuk menghasilkan laporan keuangan, terutama untuk pihak eksternal sebagaimana dikemukakan Larson et.al (2005: 4 “Financial accounting is the area of accounting aimed at serving   eksternal   users   by   roviding   them   with   financial   statements” Sedangkan akuntansi manajemen lebih kepada pengumpulan informasi untuk pengambilan keputusan bagi pihak internal sebagaimana dijelaskan juga  oleh Larson et. Al (2005: 5): “Management accounting is the area of accounting that service the decision making needs of internal users”.

Adapun akuntansi biaya, merupakan gabungan dari akuntansi keuangan dan manajemen, sebagaimana dikatakan Mulyadi (2002: 1). Lebih jauh, Mulyadi (2002: 6) menegaskan pengertian akuntansi biaya adalah ”proses pencatatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadapnya”

Berdasarkan beberapa batasan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi biaya merupakan bagian akuntansi yang lebih menekankan pada aktivitas jasa untuk menghasilkan informasi biaya, terutama yang berhubungan dengan biaya produksi suatu produk barang atau jasa dengan suatu barang, baik untuk tujuan perencanaan dan pengendalian, maupun penghitungan harga pokok produk itu sendiri. Tanpa informasi biaya, manajemen akan mengalami kesulitan untuk mengelola perusahaan dengan baik. 

Secara lebih rinci, tugas akuntansi   biaya yang dinyatakan Supriyono (1999: 14)  sebagai berikut:
1. Menyediakan data biaya yang diperlukan untuk peren- canaan   dan pengendalian kegiatan.
2. Menyediakan data biaya untuk pengambilan keputusan sehari-hari    atau    proyek    khusus    yang    memerlukan pemilihan alternatif yang harus diambil
3.  Berpartisipasi dalam berkreasi dan menyusun budget
4. Menetapkan metode dan prosedur   pengendalian dan perbaikan operasi serta program pengurangan biaya
5. Mengembangkan sistem analisa biaya dalam rangka penentuan harga pokok dan menganalisa penyimpangan dan pengendalian fisik.
6.  Menyusun laporan biaya.

Sedangkan   Mulyadi (2002: 7) menyatakan bahwa akuntansi biaya mempunyai tiga tujuan pokok, yaitu:
1)  Penentuan harga pokok produksi

2)  Pengendalian biaya

3)  Pengambilan keputusan khusus.

Berdasarkan beberapa tugas dan tujuan akuntansi tersebut dapatlah diartikan bahwa tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu bahan informasi bagi kepentingan manajemen, guna membantu mereka dalam mengelola perusahaan. dalam rangka tujuan tersebut, maka perusahaan harus mencatat dan menggolongkan sedemikian rupa, sehingga penentuan harga pokok  produk  atau  jasa  yang  telah  dihasilkan  oleh  perusahaan  dapat ditentukan secara benar dan teliti. Penentuan harga pokok produk secara teliti hanya dapat dilakukan apabila diadakan pemisahan secara tegas antara biaya produksi dan non produksi.

Artikel Terkait