TEORI DAN HIPOTESIS NILAI BRAND (MEREK)


1.   Definisi brand (merek)

Menurut para ahli, definisi brand (merek) adalah :

a. Brand atau merek adalah janji penjual untuk menyampaikan kumpulan sifat, manfaat, dan jasa spesifik secara konsisten kepada pembeli (Kotler, Armstrong, 1997: 283).
b. Brand adalah ide, kata, desain grafis dan suara / bunyi yang mensimbolisasikan  produk,  jasa,  dan  perusahaan  yang memproduksi produk dan jasa tersebut (Janita, 2005: 15).
c.   Stephen   King   dalam   Paul   Temporal,   KC   Lee   (2002:   46) mengatakan bahwa produk adalah sesuatu yang dibuat didalam pabrik, merek adalah sesuatu yang dibeli oleh konsumen. Produk dapat ditiru pesaing, merek adalah unik.
d. American Marketing Association mendefinisikan brand sebagai nama, tanda, simbol, rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut,  yang  dimaksudkan  untuk  mengidentifikasi  barang  atau jasa            dari   seseorang   atau   sekelompok   penjual   dan   untuk membedakannya dari produk pesaing (Kotler, 2002: 460).

Dengan demikian dapat disimpulkan brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya membedakannya dari produk  pesaing;  namun  merupakan  janji  produsen  atau  kontrak kepercayaan dari produsen kepada konsumen dengan menjamin konsistensi bahwa sebuah produk akan selalu dapat menyampaikan nilai yang diharapkan konsumen dari sebuah produk.



Merek dapat memiliki enam level pengertian (Kotler, 2002: 460) :

a.
Atribut            :
merek mengingatkan pada atibut-atribut tertentu

b.

Manfaat          :

atribut  perlu  diterjemahkan  menjadi  manfaat



fungsional dan emosional

c.

Nilai                :

merek  juga  menyatakan  sesuatu  tentang  nilai



produsen.

d.

Budaya           :

merek juga mewakili budaya tertentu.

e.

Kepribadian    :

merek juga mencerminkan kepribadian tertentu.

f.

Pemakai          :

merek   menunjukkan   jenis   konsumen   yang



membeli atau menggunakan merek tersebut.




2.   Keputusan nama merek

Belakangan, hampir semua produk diberi merek. Bahkan produk yang sebelumnya tak bermerek kini sudah memakai merek. Menurut Simamora dalam bukunya Remarketing for Business Recovery, Sebuah Pendekatan Riset”, selain memiliki nilai bila mereknya kuat, merek juga bermanfaat bagi pelanggan, perantara, produsen maupun public (Simamora, 2001; 62) :
a.   Bagi pembeli, manfaat merek adalah :

1)  Menceritakan sesuatu kepada pembeli tentang mutu

2)  Membantu  perhatian  pembeli  terhadap  produk-produk  baru yang bermanfaat bagi mereka
b.   Bagi penjual, manfaat merek adalah :

1) Memudahkan penjual mengolah pesanan dan menelusuri masalah-masalah yang timbul
2)  Memberikan perlindungan hukum atas keistimewaan atau ciri khas produk.
3) Memungkinkan untuk menarik sekelompok pembeli yang setia dan menguntungkan.
4)  Membantu penjual melakukan segmentasi pasar. c.   Bagi masyarakat, merek bermanfaat dalam hal :
1)  Pemberian merek memungkinkan mutu produk lebih terjamin dan lebih konsisten.
2) Meningkatkan   efisiensi   pembeli   karena   merek   dapat menyediakan  informasi  tentang  produk  dan  dimana membelinya
3)  Meningkatnya innovasi-inovasi produk baru, karena produsen terdorong untuk menciptakan keunikan-keunikan baru guna mencegah peniruan oleh pesaing.
Menurut Paul Temporal dan KC Lee dalam bukunya Hi-Tech Hi-Touch Branding” (2002: 44), alasan merek merupakan hal penting bagi konsumen adalah:
a.   Merek memberikan pilihan

Manusia   menyenangi   pilihan   dan   merek   memberi   mereka kebebasan untuk memilih. Sejalan dengan semakin terbagi-baginya pasar,   perusahaan   melihat   pentingnya   memberi   pilihan   yang berbeda kepada segmen konsumen yang berbeda. Merek dapat memberikan  pilihan,  memungkinkan  konsumen  untuk membedakan berbagai macam tawaran perusahaan. Dalam keadaan seperti ini, manusia condong pada merek. Merek memberi kita pilihan, membuat proses pembuatan keputusan menjadi jauh lebih mudah.
b.   Merek memudahkan keputusan

Merek membuat keputusan untuk membeli menjadi lebih mudah. Konsumen  mungkin  tidak  tahu  banyak  mengenai  suatu  produk yang membuatnya tertarik, tetapi merek dapat membuatnya lebih mudah untuk memilih. Dengan makin meningkatnya kesamaan produk,   merek   memudahkan   konsumen   untuk   memutusakan produk  yang  akan  dibeli.  Merek  yang  terkenal  lebih  menarik banyak perhatian dibanding yang tidak, umumnya karena merek tersebut dikenal dan bisa dipercaya.
c.   Merek memberikan jaminan berkualitas

Para konsumen akan memilih produk dan jasa yang berkualitas dimana  pun  dan  kapan  pun  mereka  mampu.  Sekali  mereka mencoba suatu merek, secara otomatis mereka akan menyamakan pengalaman ini dengan tingkat kualitas tertentu. Pengalaman yang menyenangkan akan menghasilkan ingatan yang baik terhadap merek tersebut. Oleh karena itu, konsumen akan condong terhadap merek yang mereka tahu akan memberikan standar kualitas yang tinggi. Pengalaman terhadap merek yang berbeda membantu konsumen untuk membedakan standar kualitas terhadap produk- produk tersebut.
d.   Merek memberikan pencegahan resiko

Sebagian besar konsumen menolak resiko. Mereka tidak akan membeli suatu produk, jika ragu terhadap hasilnya. Pengalaman terhadap suatu merek, jika positif, memberi keyakinan serta kenyamanan untuk membeli sekalipun mahal. Merek membangun keercayaan, dan merek yang besar benar-benar dapat dipercaya.
e.   Merek memberikan alat untuk mengekspresikan diri

Merek menghasilkan kesempatan pada konsumen untuk mengekspresikan diri dalam berbagai cara. Merek dapat membantu konsumen untuk mengekspresikan, diantara kebutuhan sosial- psikologi, yaitu:
1)  status sosial

2)  keberhasilan

3)  aspirasi

4)  cinta dan persahabatan

5)  sifat

Merek memungkinkan konsumen mengekspresikan diri, hal-hal yang merek pikirkan, hal-hal yang mereka beri nilai dan cintai, pola hidup mereka, dan mimpi-mimpi mereka. Merek ada dalam pikiran manusia, dan kadang kala dapat berbicara lebih dari kata- kata.

 
3.   Strategi merek

Menurut Kotler (2002: 471-475), perusahaan memiliki lima strategi merek:
a.   Perluasan lini (line extension)

Perluasan lini terjadi jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama, biasanya dengan tampilan baru, seperti rasa, bentuk, warna baru, unsur tambahan, ukuran kemasan, dan lainnya.
b.   Perluasan merek (brand extension)

Sebuah perusahaan mungkin memutuskan untuk menggunakan merek yang sudah ada untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru.

c.   Multi merek (multi brand)

Perusahaan sering memperkenalkan merek tambahan dalam kategori produk yang sama. Ada berbagai motif untuk melakukan hal itu. Kadang–kadang  perusahaan  mencoba  membentuk  keistimewaan lain dan/atau daya tarik untuk motif membeli yang lain.

d.   Merek baru (new brand)

Ketika perusahaan melucurkan produk dalam suatu kategori baru, perusahaan mungkin menemukan bahwa tidak satupun merek yang dimiliknya yang tepat untuk produk tersebut. Akhirnya perusahaan menggunakan merek baru untuk kategori produk baru.
e.   Merek bersama (cobrand)

Dua atau lebih merek yang terkenal   dikombinasikan dalam satu tawaran.  Tiap  sponsor  merek  mengharapkan  bahwa  merek  lain akan memperkuat preferensi merek atau minat membeli. Dalam hal produk yang dikemas bersama, tiap merek berharap dapat menjangkau konsumen baru dengan mengaitkannya dengan merek lain.

Artikel Terkait