Salah
satu maksud praktis dari Teori Kritis adalah membantu proses refleksi diri
masyarakat atas proses pembentukan diri masyarakat itu. Proses rasionalitas
adalah proses menuju otonomi dan kedewasaan. Dalam hal ini Teori Kritis
berhutang besar pada “patron sosiologi” Max Weber atas sumbangan tentang proyek
rasionalisasi masyarakat. Pada titik yang sama juga, Teori Kritis juga
mengalami kebuntuan teoritis atas seluruh proses rasionalitas.
Teori Kritis
melalui Habermas dan Seyla Benhabib mencoba untuk membuka dimensi rasionalitas
dengan rasio fungsionalis yang tercermin dalam tindak komunikasi. Teori Kritis
mengkritisi modernitas ketika mereka mau mengabsolutkan rasio instrumental
dalam bentuk kekuasaan dan kemakmuran ekonomis. Dalam tindak komunikatif, ada bentuk
rasionalitas lain yang perlu dibangun, yaitu rasionalitas praktis moral. Tapi
hal itu tidak pernah bisa berkembang. Dalam hal ini proyek emansipatoris
mengalami hambatan yang luar biasa dalam hal tersebut. Sejauh mana rasionalitas
praktis-moral mendapat nilai untuk dijadikan konsensus sosial yang terbuka bagi
masyarakat.
Bagian pertama buku ini lebih banyak berisi pandangan dan perspektif Seyla
Benhabib atas konsep kritik dalam karya Hegel berikut transformasi pengertian
kritik dalam pandangan Karl Marx. Sementara itu melalui pengaruh F. Bacon
(Bertens, 1996; Poedjawijatna, 1992) penganut aliran empirisme yang tumbuh
lebih belakangan ber-pendapat bahwa suatu teori tidak hanya dibenarkan sejauh
ia dapat dibuktikan dengan fakta-fakta yang diperoleh melalui observasi
(pengalaman inderawi).
Kritik Normatif
v
Yang mendasarkan diri pada suatu landasan dotrin, tipe, system dan pengukuran yang
berada diluar system itu sendiri.
v
Tergantung pada keyakinan kita diluar lingkungan fisik itu sendiri.
v
Digunakan sebagai pedoman-pedoman baku normatif yang bebeda dalam
kerumitan, keabstrakan dan kekhususnya.
Kritik Dotrinal
-
memiliki sudut pandag tunggal
-
hanya ada satu cara untuk mencapai tujuan
-
hanya ada satu standar untuk menolok segenp hsil yang dicapai
-
pernytaan prinsip yang abstrak.
Contoh:
-
bentuk mengikuti fungsi,
-
fungsi seharusnya mengikuti bentuk,
-
kurang atau lebih
-
kurang adalah salah satu yang membosankan
-
bangunan seharusnya menjadi apa yang diinginkan
-
bangunan harus mengekspresikan struktur, fungsi, aspirasi, ideology, metode
konstruksi, iklim daerah, dan bahan.
-
Sebuah bagunan seharusnya dari bukit dan bukan di bukit dimana dia terdapat
-
Ornamentasi merupakan kejahatan
Contoh
Ada Luoise Haxtable menegaskan bahwa bangunan-bangunan umum mutakhir
seyogyanya menghindari “sikap angkuh dalam pemujaan dimasa lalu klasik yang
sangat digemari oleh komisi bangunan, bagai selimut linus. Berdasarkan
kritiknya ini terhadap Boston City Hall merupakan pujian. Bangunan ini tidak
bersifat Gotik. Bangunan produk saat ini dan zaman ini sesuatu yang dapat
disebut sebagai seni yang berhasil dri suatu kurun waktu.
Kritik sistematik
-
Lebih luas dibanding dotrin
-
Suatu susunan berbagai factor
-
Suatu system untuk menilai bangunan atau setting kawasan perkotaan
-
Menggunakan satu perangkat system yang diambil dari luar banguan itu
sendiri.
-
Memiliki tolak ukur pada konsistensi
-
Perakitn unsur atau prinsip yang saling bersangkut paut umpamanya, prinsip
vitrivus.
-
Satu versi dari abad kedua puluh dari system Vitrivus mengganggap suatu
bangunan sebagai pengubah iklim, pengubah prilaku, pengubah budaya, dan
pengubah sumber daya,
-
Bangunan jarang dapat dinilai dalam pengertian satu atau dua petunjuk,
karena kerumitannya yang banyak arah.
-
Suatu jenis yang merupakan model digeneralisasikan bagi suatu golongan
benda tertentu.
Contoh:
Seperti gereja-geraja Inggris pada abad ke lima belas, yang menurut
Pugin sebagai rsitekturgerejani dan seyogyanya menjadi model bagi gereja akhir
abad ke sembiln belas.
Kritik Tipe
-
mendasarkan pada tipe structural, bentuk dan fungsionl atau
-
menunjukkan pada diri sendiri salah satu dari tiga aspek bangunan:
struktur, pengaturan fungsi, atau bentuk.
-
Menfokuskan pada keserupaan (material dan pola-pola pendukung, lingkungan
untuk kegiatan serupa atau kemungkinan adanya bentuk murni)
-
Pugin merasa berkepentingan untuk menilai gereja abad ke sembilan belas
dalam hubungannya dengan contoh-contoh terdahulu dari abad kelima belas.
Contoh:
Philips Sawyer, suatu yang menyangkut jenis sehubungan dengan pengaturan
fiungsi:
Mengindentifikasikan cirri-ciri, kebutuhan dan rencana dari bank tabungan
dan menilai sebuah bank tertentu untuk menjadi :contoh yang baik sekali”
berdasarkan jenisnya.
Kritik terukur
-
Menggunakan bakuan angka dan standar tertentu sebagai norma pekerja suatu
bangunan.
-
Ukuran merupakan penilaian tentang suatu lingkungan buantan terhadap
pedoman-pedoman baku yang pasti dan numeral.
-
Bakaun ini merupakan kondisi minimal, rerqata atau maksimal.
-
Mungkin bersifat teknis, fungsional atau behavioral (prilaku).
Contoh:
Adakan jalan darurat dlam jangkauan 100 kaki di tiap ruang ?
Ini dapat segewra dijawab dengan
sebuah meteran pita dan penilaian pun dilakukan.
-
norma-norma yang dijadikan dasar untuk mengukur kritik akan dinyatakan
sebagai kondisi minimum, rata-rata atau yang lebih disukai dan mencerminkan
keragaman tujuan untuk sebuah bangunan, termasuk pertimbangan teknis,
fungsional, keperilakuan
-
kritik yang bersifat teknis akan memusatkan perhatian pada daya tahan
serat-serat bangunan.
-
Kritik yang bersifat fungsional akan memandang keberhasilan suatu bangunan
sebagai suatu rona bagi kegiatan-kegiatan tertentu yang ditetapkan.
-
Kritik keperilakuan akan meneneliti dampak banguanan terhadap penerapan
visual dari pribadi-pribadi, sikap umum dan prilaku yang dapat diamati.
Kritik Interpretif/penafsiran
v
berbeda dengan kritik noramtif, sifat kritik interpretif lebih pribadi.
v
Kritikus adalah seorang penafsir yang pandangannya lebih pentik daripada
pedoman baku dari luar apapun
v
Yang sangat personal dan sang kritikus disisni adalah seseorang yang visinya
sangat penting dari standar manpun.
v
Bukan bulti atau fakta tapi ke4nalaran
v
Tujuan kritikus dalah membuat orang-orang lain melihat lingkuangan buatan
seperti yang dilihatnya.
Kritik interprerif terdiri dari:
1. Kritik Advokatori/ kritik pembelaan
-
merangsang Apresiasi dan tidak menilai.
-
Mungkin dengan menunjukkan langgam atau cara memandang
Contoh:
o
Kota sebagai stage, atau
o
Karya arsitektur sebagai gubahan nada
-
Salah stu cara seorang kritikus adalah dengan mengemukakn suatu cara baru
untuk memandang obyek,
-
Biasanya dengan mengubah kiasan/ analogi yang kita gunakan untuk mengamati
obyek bangunan.
2.
Kritik Evokatif
-
Langsung menggugah
perasaan/tanggapan emosional
-
Madangkala tidak disertai dengan argumentasi yang rasional
-
Masalahnya bukan benar atau salah, tetapi bagiamana menggugah
perasaan/memberi pengalaman
-
Dimaksudkan untuk menimbulkan pada pengamat persaan taua emosi yang serupa
dengan yang dialami oleh sang kritikus ketika dihadapkan pada bangunan atau
rona kota.
3.
Kritik Impreionistik
-
Sang kritikus menggunakan property arsitektur sebagai wahana untuk
mengungkap interpretasi personal.
-
Mungkin dengan manipulasi grafis, kata-kata, atau pernyataan lewat
modifikasi suatu bangunan
-
Sangat perlu dalam menbuat lingkungan kita ”memorable” gampang diingat dan
senangtiasa dikenng.
-
Sang kritikus mengabaikan obyek yang dinilai
-
Sebagai gantinya, menggunakannya sebagai dasar untuk menciptakan karya seni
lain.
-
Masih terdapat unsure penafsiran, tapi titik pusat upaya sang kritikus
terletak dalam penciptaan sesuatu yang baru.
-
Kritik foto sering kali impresionistis
-
Sacar bersamaan menguils pokok persoalan dan berdiri sendiri sebagai suatu
karya seni.
Kritik Deskriptif
v
Yang mencoba menggambarkan fenomena fisik,
v
Menjelaskan riwayat hidup perancang
v
Sejarah proses perncangan, konstruksi atau penggunaan suatu fasilitas
bangunan
v
Menciptakan fakta-fakta yang menyangkut perjumpaan seseorang dengan suatu
lingkungan tetentu.
v
Hal-hal yang mendasari adalah anggapan bahwa bila mengetahui tentang apa
yang sesungguhnya terjadi selama berlangsungnya
pengembangan rancangan.
v
Tentang seperti apa bangunan tesebut sebenarnya, kita akan dapat memahami
bangunan tersebut.
v
Tidak menilai, tapi juga menafsirkan
v
Semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada
v
Menjelaskan bangimana bangunan itu atau rona perkotaan berlaku sebagai
lingkungan yang dinamis.
v
menjelaskan proses terjadinya rancangan bangunan
v
yang memuat uraian metode-metode perancanan yang digunakan serta runtunan
peristiwa dalam proses tersebut
1.
Kritik Depiktif/penggambaran
-
aspek statis arau aspek dinamis digambarkan secara verbal atau grafis
-
ungkin juga menunjukkan proses penciptaan.
-
dari apa bngunn itu dibuat dan bagaimana ditata.
2.
Kritik Biogrfis
-
menunjukkan berbagi fakta, mengenal pembuat bangunan
-
mengendentifikasi fakta-fakta yang relevan mengenai kehidupan para arsitek, klien dan kontraktor serta
damapk akhir terhadap bentuk akhir bangunan.
Contoh:
Pengaruh permainan dan blok-blok
karya Gunther Froebel tas karya Frank Lloyd Wright diakui oleh sejumlah
kritisi, dan juga Wright sendiri.
-
Mengelakkan penafsiran-penafsiran demikian dan hanya mengemukakan
fakta-fakta.
-
Menyerahkan pernyataan tentang pengaruh-pengaruh tersebut terhadap pembaca.
3.
Kritik Kontekstual
-
merekam tekanan-tekanan dan peristiwa-peristiwa yang menyertai perancangan dan produksi.
-
Bagaimana tekanan-tekanan ekonomi, politik, atau ntar pribadi mewujudkan
dirinya dalam rancangan akhir?