TURUNNYA ISA AL-MASIH DAN DAJJAL

Assalamu'alaykum Wr. Wb.
Rasulullah Muhammad Saw al-Amin sang Paraclete telah bersabda:
"Tidak akan terjadi hari kiamat sehingga matahari terbit dari arah barat. Maka apabila matahari sudah terbit dari arah barat, lalu para manusiapun akan beriman seluruhnya. Tetapi kelakuan mereka yang demikian pada waktu itu sudah tidak berguna lagi, keimanan seseorang yang belum pernah beriman sebelum peristiwa tersebut atau memang belum pernah berbuat kebaikan dengan keimanan yang sudah dimilikinya itu." (Diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah)

Hadist diatas, menceritakan salah satu tanda-tanda dari sudah mendekatnya hari kiamah, hari dimana pengadilan Allah akan segera berlaku bagi para makhluk-Nya. Hari dimana semua makhluk bernyawa akan diminta pertanggungan jawab atas seluruh perbuatan yang pernah dilakukan selama hidupnya.
Berkaitan erat dengan hadist diatas kita bisa melihat dalam sabda Rasul dalam dua buah hadistnya yang lain :
"Tiada seorang Nabi-pun yang diutus Allah, melainkan Nabi tersebut akan menakut-nakuti kepada umatnya perkara Dajjal. Dajjal itu akan keluar kepada kamu semua, kemudian tidak samar-samar lagi bagimu semua akan hal-ihwalnya dan tidak samar-samar untukmu semua, bahwa Tuhanmu itu tidak bermata sebelah. Sesungguhnya Dajjal itu bermata sebelah yang tidak dapat digunakan yang sebelah kanannya, seolah-olah matanya itu menonjol kemuka."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
"Demi dzat yang jiwaku berada dalam genggaman kekuasaan-Nya, niscaya, sudah amat dekat sekali saat turunnya 'Isa putra Maryam dikalangan kamu semua yang bertindak sebagai seorang hakim yang adil. Dia akan memecahkan semua kayu salib dan membunuh babi."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah)
"al-Mahdi akan muncul dari ummatku, Tuhan akan menurunkan hujan untuk manusia, ummat akan merasa senang, ternak hidup (dengan aman), dan bumi menumbuhkan tumbuh-tumbuhannya dan harta akan diberikan dengan merata."
(Diriwayatkan oleh Abu Nu'aim dan al-Hakim dari Abu Sa'id r.a)
Hadist-hadist diatas menurut hemat penulis, tidak bisa kita tafsirkan sambil lalu saja, disaat-saat seperti sekarang ini, mungkin kita bisa sama-sama memberikan pemahaman dan makna yang baru terhadapnya sesuai dengan situasi dan kondisi jaman yang berlaku.
Nabi Muhammad Saw menceritakan bahwa kiamat itu sudah sangat dekat, dan beliau Saw juga telah memberikan beberapa nubuat mengenai tanda-tanda semakin mendekatnya hari tersebut, dan dalam kesempatan kali ini, kita akan membahas 4 diantaranya terlebih dahulu.
1. Terbitnya matahari dari arah barat
2. Keluarnya al-Masih Dajjal
3. Turunnya 'Isa al-Masih putera Maryam
4. Datangnya al-Mahdi
Bahwa dalam semua jaman yang telah berlalu kita mengenal terbitnya matahari yang terlihat oleh manusia setiap paginya selalu dari arah timur, matahari merupakan satu sumber energi yang bisa menerangi bumi dari kegelapan, membangkitkan pertumbuhan makhluk-makhluk hidup baik itu manusia, hewan hingga tumbuh-tumbuhan atau mungkin pula didalamnya termasuk makhluk-makhluk halus sebangsa Jin.
Matahari dalam kaitan dengan Hadist diatas memiliki kesamaan dengan ajaran agama yang membimbing manusia dari jalan kesesatan, kegelapan pandangan maupun pemikiran kearah pencerahan, kearah hidayah atau cahaya kebenaran.
Agama yang mampu membangkitkan pertumbuhan makhluk hidup, membina mental dan spiritual agar dapat berperan aktif didalam menjalankan roda kehidupan diatas dunia sebagai satu tugas yang diembankan oleh sang Pencipta, menjadi Khalifah dibumi.
Matahari yang selama ini terbit dari arah Timur bisa kita tafsirkan sebagai munculnya ajaran-ajaran Allah yang mempengaruhi umat manusia dari sebagian besar bagian timur dunia seperti tanah Yerusalem, Palestina hingga semenanjung Arabia.
Cahaya Allah sebagaimana yang pernah disinggung oleh Nabi Musa dalam kitab Ulangan 33:2, telah pernah terbit dari pegunungan Sinai, Seir dan pegunungan Paran didalam kawasan Timur Tengah.
Ajaran yang berisikan petunjuk, pembimbing serta pencerahan kepada manusia untuk menjadi pedoman hidupnya bergerak dan berputar, muncul tenggelam sebagaimana cahaya matahari yang terkadang tampak maupun terhalang.
Ajaran para Nabi yang telah begitu banyak pudar karena nafsu keserakahan manusia terhadap dunia dan emosi yang mendorong rasa fanatisme berlebihan terkadang lebih banyak membuat ajaran-ajaran kebenaran itu terpuruk, terpecah dan berkesan membingungkan.
Arah perpindahan terbitnya matahari dari timur kebarat didalam sabda Nabi Muhammad Saw diatas bisa juga kita berikan penafsiran bahwa cahaya kemenangan Islam, kebangkitan Islam akan muncul dari negeri-negeri Barat.
Negeri-negeri yang kita kenal memiliki pengikut mayoritas penyembah berhala dan pendewaan terhadap manusia yang didalam kacamata orang-orang terdahulu adalah sangat mustahil bisa terjadi justru akan menjadi cikal-bakal bersinarnya kembali Islam keseantero dunia.
Sebagaimana yang kita ketahui, merupakan satu kenyataan yang tidak terbantahkan bahwa jumlah pengunjung gereja diberbagai negeri-negeri dibarat semakin menunjukkan prosentasi yang menurun, padahal dinegeri-negeri tersebut berbagai sarana telah melimpah-limpah untuk menjadi seorang Nasrani sejati.
Orang-orang Eropa dan Barat sudak tidak dapat diharap lagi untuk menjadi bumi yang subur bagi perkembangan ajaran Nasrani, yang dewasa inipun telah menjadi hanya seperti adat, bukan sebagai suatu ajaran agama yang harus dimengerti dan disadari secara jelas. Begitulah tampaknya ajaran Nasrani telah dan akan kehilangan tempat berpijak serta basis yang amat kuat dan kaya raya karena umumnya orang-orang disana telah mampu bersikap kritis dan mau terbuka terhadap akal pikirannya mengenai kebenaran yang ditunjang oleh penemuan-penemuan ilmu pengetahuan modern.
Negeri-negeri yang dahulunya merupakan ajang kebiadaban dunia, penuh sentimen ras, pendeskreditan wanita dan lokalisasi kemaksiatan lainnya kini telah berubah menjadi satu negeri yang memiliki tim ahli, memiliki orang-orang pandai, peneliti dan segudang ilmuwan yang kelak akan menghantarkan mereka dan umat Islam lainnya kepada kebenaran ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Muhammad Saw hampir 15 abad yang silam.
Dari sejarah kita ketahui bahwa sekian banyak para ahli dari bidang Astronomi, Geologi, Kedokteran, Biologi dan seterusnya yang berasal dari negeri barat menemukan fakta-fakta kevalidan al-Qur'an yang tidak mungkin bisa ditulis dan dikarang oleh seorang anak manusia ditengah gurun pasir yang hampa ilmu pengetahuan terhadap tantangan dunia ilmiah abad 20-an.
Pencerahan yang diberikan Allah terhadap para penduduk dinegeri barat ditamsilkan oleh Nabi Muhammad Saw sebagai munculnya matahari dari arah barat yang akan menyinari bumi kepada keterangan, kepada cahaya kebenaran yang berlandaskan wahyu dan ilmu pengetahuan.
Saat itulah orang-orang akan menyadari bahwa betapa mereka selama ini sebenarnya sudah terlalu jauh mengadakan penyimpangan-penyimpangan dari ajaran para Nabi dan mereka bermaksud untuk kembali kepada ajaran Islam yang hakiki, Islam yang dianut oleh Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, Nabi Ishaq, Nabi Musa, Nabi 'Isa dan Nabi Muhammad Saw.
Namun Rasul menggambarkan bahwa saat itu sudah akan sangat terlambat bagi mereka untuk menyadari kebenaran itu, kebiasaan yang sudah mengurat akar didalam hati dan keyakinan mereka selama ini telah membuat kebanyakan dari mereka bingung dan memakan buah simalakama. Tidak mudah untuk membunuh pemahaman dan doktrin-doktrin yang melekat didalam diri mereka sejak dari anak-anak.
Hal ini telah difirmankan oleh Allah didalam al-Qur'an :
"Dan sesungguhnya Kami telah menjadikan isi Neraka itu beberapa banyak dari Jin dan Manusia, yang mempunyai hati tetapi tidak untuk mengerti dengannya, mempunyai mata tidak untuk melihat dengannya dan mempunyai telinga tidak dipergunakan untuk mendengarkan; mereka itu seperti binatang, malah mereka lebih sesat." (Qs. 7:179)
Bahkan didalam kitab Bible sendiri kita dapati pernyataan 'Isa al-Masih :
"Sekalipun melihat, mereka tidak melihat. Sekalipun mendengar, mereka tidak mendengar dan tidak mengerti." (Matius 13:13)
Hal ikhwal Hadist Nabi mengenai perpindahan arah sang matahari dari arah terbitnya yang di Timur menjadi ke wilayah Barat disambung dengan kemunculan raja angkara murka yang disebut Dajjal yang akan menimbulkan huru-hara diatas dunia.
Rasanya tidak mungkin bila kita bayankan sosok Dajjal seperti monster dalam film-film Power Rangers dan Ultraman.
Dajjal pasti merupakan satu lambang kejahatan yang akan melanda setiap jamannya sebagaimana sabda Nabi Muhammad Saw bahwa semua Nabi terdahulu-pun telah mengingatkan umatnya akan keberadaan dan ulah Dajjal-dajjal yang merusak.
Dajjal digambarkan oleh Rasulullah Muhammad Saw sebagai satu perwujudan yang hanya bisa memandang dengan sebelah mata adalah sebuah bentuk dari kezoliman, ke-egoisan, keculasan serta kepicikan yang akan melanda umat manusia.
Dalam satu Hadistnya, Rasul menjelaskan perihal Dajjal ini secara lebih luas :
"Sesungguhnya Dajjal itu keluar dan bersamanya adalah air dan api; maka apa-apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai air, sebenarnya adalah api yang membakar, sedangkan apa yang dilihat oleh orang banyak sebagai api, maka sebenarnya itu adalah air yang dingin dan tawar. Maka barangsiapa yang bertemu dengannya, hendaklah menjatuhkan dirinya kedalam apa yang dilihatnya sebagai api itu, sebab sesungguhnya yang ini adalah air yang tawar dan nyaman."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Hadist diatas memberikan refleksi kepada kita, betapa akan datang suatu masa dimana orang yang berpegang pada kebenaran akan dianggap telah berhadapan dengan sesuatu yang menggerahkan, sesuatu yang membakar dan dapat menghanguskan.
Suatu jaman dimana fitnah merajalela, kebenaran bisa dibeli, hal yang putih bisa dibalikkan menjadi hitam dan begitupun sebaliknya, abad dimana perzinahan telah dianggap biasa, wanita telah memakai pakaian namun tidak ubahnya seperti telanjang, perampokan, pembunuhan serta makar dianggap sesuatu yang biasa, sebaliknya mereka yang giat menekuni ilmu-ilmu agama, mereka yang sholat dan mengadakan pengajian maupun tablig keagamaan malah dianggap sesuatu yang lucu dan kekanak-kanakan malah tidak jarang dicap sebagai orang-orang fundamentalis dalam konotasi negatif.
Pada saat itu Nabi menyarankan agar orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, tetap beristiqomah, memiliki pendirian yang mantap dan tegas didalam berakidah, beramaliah serta beragama sebab hal itu akan menghantarkan mereka kepada jalan Allah yang lurus, menjadi hamba-hamba Allah yang bertaqwa yang syurga dan kenikmatan Allah telah menantikannya.
Berpindahnya kebesaran Islam dari Timur ke Barat yang dilambangkan oleh Rasul sebagai perpindahan arah terbit matahari akan disusul dengan kemunculan orang-orang yang berlaku sombong, picik dan culas yang disymbolkan sebagai Dajjal yang berusaha menjatuhkan ajaran Allah yang haq akan diikuti dengan munculnya kembali sosok 'Isa al-Masih dan al-Mahdi yang bahu membahu didalam menumpas kebatilan dan keberadaan Dajjal.
Kehadiran 'Isa al-Masih pada periode akhir jaman bisa merupakan satu makna figuratif atau kiasan dari pemahaman dan kesadaran manusia terhadap ajaran 'Isa al-Masih yang hakiki, pengajaran yang tidak pernah menyimpang dari hukum Nabi-nabi sebelumnya dan mempunyai satu relevansi yang erat sekali terhadap pengajaran Nabi Muhammad Saw yang datang setelah berakhirnya masa kenabian 'Isa al-Masih kepada Bani Israil sekitar 600 tahun sebelum diutusnya sang Paraclete agung itu.
Kita lihat dari kacamata sejarah, betapa banyaknya Ahli Kitab yang mulai merenungi ajaran agamanya dengan membuka pintu objektivitas dan keterbukaan atas doktrin-doktrin yang ada didalam kitab sucinya.
Berapa banyak para pemikir dan cendikiawan Nasrani mulai tidak bisa menerima perbedaan pemahaman antara pengajaran 'Isa yang sejati dengan yang mereka hadapi didalam dakwahan gereja yang bersumberkan kepada Paulus, inilah salah satu bentuk penafsiran bahwa kehadiran 'Isa al-Masih tersebut akan mematahkan kepercayaan akan penyaliban dan kematiannya serta menghilangkan kebiasaan memakan babi.
Beragam studi dan perbandingan telah dilakukan dalam kalangan Yahudi dan Nasrani untuk mendapatkan nilai kebenaran yang sesungguhnya, dan kebanyakan dari mereka akhirnya beralih untuk mengedepankan kelimuwanan dan kecendikiawanan masing-masing didalam menelaah dan mengkaji hingga rata-rata dari mereka akan sampai pada satu titik pemberhentian kepada ajaran yang dibawa oleh Muhammad Saw.
Munculnya pemahaman Saksi Yehovah, Kaum Essenes serta ditemukannya gulungan laut mati yang lebih dikenal dengan sebutan Dead Sea Scroll didalam gua Qumran adalah salah satu contoh kecil dari kembalinya ajaran Nabi 'Isa al-Masih putera Maryam.
Kita lihat dalam hal ini Rasulullah Saw bersabda :
"Segolongan ummatku akan selalu berperang membela kebenaran, sehingga turunlah 'Isa ibn Maryam pada saat fajar terbit di Baitul-Maqdis (Palestina). Ia turun pada al-Mahdi, maka dikatakan: "Majulah hai Nabi Allah! dan salatlah bersama kami." Maka ia berkata: "Ummat ini menjadi pemimpin (amir) sebagian yang satu pada sebagian yang lain."
(Diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn 'Abdillah)
Umat Muhammad Saw senantiasa berhadapan dengan orang-orang yang ingin melepaskan mereka dari keyakinan dan keteguhan akidahnya yang umumnya disebabkan oleh mereka-mereka yang menganut ajaran Nasrani (baca: Kristenisasi), sebagai suatu pertolongan dari Allah terhadap orang-orang yang beriman ini yaitu dengan dikembalikannya kebenaran yang pernah disampaikan oleh 'isa al-Masih yang merupakan dasar dan tokoh utama yang menjadi panutan kaum Masehi.
Kehadiran risalah 'Isa yang sejati ini bertepatan disaat terbit fajar dari Baitul Maqdis, yaitu mulai tercerahkannya orang-orang cendikiawan dan ahli kitab akan kesalahan keyakinan yang telah mereka anut selama ini.
Waktu terbit fajar adalah saat dimana matahari mulai muncul menyinari bumi, yaitu dikala kesadaran mulai menyelimuti para penganut kitab Bible terhadap kandungan-kandungan yang ada didalamnya dan berganti dengan memahami kandungan ajaran Muhammad Saw.
Tampilnya keberadaan 'Isa al-Masih ini menurut Hadist Nabi diatas akan turun kepada al-Mahdi, sebelum kita berbicara mengenai hal ini, mari terlebih dahulu kita mengerti apa yang dimaksud dengan al-Mahdi itu sendiri.
Kata al-Mahdi sering dipasangkan oleh orang dengan perkataan Imam yang berarti Pemimpin, jadi bila disebut sebagai Imam al-Mahdi (baca: Imam Mahdi) maka berarti orang atau pemimpin yang telah mendapat hidayah atau petunjuk dari Allah.
Dengan demikian bisalah kita tarik garis lurus pengertian ini dengan kriteria apa yang disebut al-Qur'an terhadap orang yang telah mendapatkan petunjuk Allah ini :
"Itulah petunjuk Allah yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
(Qs. Al-An'am 6:88)
Berdasarkan ayat diatas terdapatlah kesimpulan, bahwa siapapun bisa menjadi al-Mahdi. Karena petunjuk dan bimbingan dari Allah itu bisa ada pada manusia manapun diantara hamba-hambaNya yang dikehendaki oleh Allah sendiri tanpa mesti terikat dengan satu individu tertentu.
Ayat diatas tidak menunjukkan pengecualian petunjuk dan bimbingan Allah itu hanya ditujukan kepada orang-orang yang beriman saja, sebab keadilan Allah itu tidak terbataskan dan sangat susah untuk bisa kita tebak.
Dalam bukunya yang berjudul Islam Aktual, Jalaludin Rakhmat meriwayatkan bahwa Imam Ali bin Abu Thalib ra pernah berkata : "Hikmah itu barang berharga yang hilang dari seorang Mukmin, karena itu, dimanapun orang Mukmin menemukan hikmah, maka harus memungutnya. Ambillah hikmah itu walaupun dari orang munafik!"
Begitupun Nabi Muhammad Saw sendiri pernah bersabda :
"Ambillah hikmah dan jangan merisaukan kamu darimaka hikmah itu keluar."
Jadi bisa saja seorang yang kafir mendapatkan bimbingan oleh Allah dalam hal ilmu duniawi, akan tetapi dia hampa dari bimbingan Allah untuk ilmu akhirat. Sebaliknya melalui tangan-tangan orang-orang kafir inilah Allah membuktikan kebesaran-Nya sekaligus mengajarkan kepada kaum Muslimin atas kebenaran risalah Rasul-Nya.
Sebagaimana bunyi dari bagian terakhir ayat tersebut : "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan."
Ini merupakan penerangan kepada kita, bahwa cendikiawan manapun itu dan berasal dari agama apapun dia tidak menutup kemungkinan bagi Allah untuk membagikan ilmu dunia-Nya kepada mereka, untuk berlaku sebagai al-Mahdi, sebagai orang yang dibimbing Allah.
Akan tetapi jika dalam urusan ke-Tuhanan al-Mahdi ini berlaku ingkar, berlaku menyekutukan Allah terhadap yang lain maka seluruh ilmu dan bimbingan yang diberikan oleh Allah untuknya tidak akan memberikan pengaruh apa-apa bagi kehidupan akhiratnya kelak.
Dan berdasarkan Hadist yang diriwayatkan oleh Ibn Amr ad-Dani dari Jabir ibn 'Abdillah yang telah kita kutip diatas, bahwa 'Isa al-Masih akan turun kepada al-Mahdi adalah satu perwujudan dari kembalinya ajaran 'Isa yang sejati kepada orang-orang yang telah dibimbing oleh Allah dalam urusan agama yang tidak akan menyalahi satu titikpun terhadap apa-apa yang sudah diajarkan oleh Muhammad Saw.
Kita lihat kembali satu Hadist dibawah ini :
"Manusia akan keluar dari arah timur menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi."
(Diriwayatkan oleh Ibn Majah dan Tabrani dari 'Abdullah ibn Sa'id az-Zubaidi)
Ini juga menjadi satu tambahan nubuat yang jelas, bahwa cahaya kebesaran Islam akan beralih kepada kaum cendikiawan dari negeri barat yang telah mendapatkan hidayah Allah untuk berakidahkan Islam.
Nabi Muhammad Saw memberikan tamsilan bahwa pada masa itu manusia akan keluar dari arah timur, yaitu dari arah umumnya matahari terbit setiap harinya kemudian menyerahkan kekuasaan kepada al-Mahdi yang memiliki pengertian tenggelamnya cendikiawan-cendikiawan Muslim dari asal kelahiran Islam kedalam perpecahan dan kebodohannya telah menghantarkan kemegahan dan kebenaran risalah Allah kepada orang-orang Barat.
Kita kenal orang-orang semacam Maurice Bucaille, Napoleon Bonaparte, Will Durant, Ahmad Deedat, Prof. Dr. Joe Leigh Simpson, Proffesor Moore, Thomas Muhammad Clayton, Thomas Irving, Dr. Umar Rolf Baron Ehrenfels, Sir Jalaludin Louder Brunton adalah sederetan kecil dari daftar nama-nama orang yang telah membuktikan kebenaran agama Allah yang berasal dari negeri Barat.
Dan kaum muslimin bersama 'Isa al-Masih akan bahu membahu bersama al-Mahdi didalam menumpas Dajjal, bahwa para pakar ilmu pengetahuan bersama-sama dengan Ahli Kitab yang tercerahkan dan segenap kaum Muslimin akan mengadakan perlawanan terhadap para pembangkang agama, para pimpinan dan masyarakat dinegara zionis yang menawarkan racun dalam bentuk madu kepada masyarakat Islam, menjual neraka dengan nama syurga kepada orang-orang yang beriman.
Semoga kita semua dapat terhindar dari Dajjal-dajjal ini dan bersama mencerahkan kembali bumi Timur dengan ajaran Islam yang sejati, mengembalikan kebenaran dari ajaran 'Isa al-Masih yang telah diselewengkan, menjadi Mahdi-mahdi yang siap bertempur dijalan Allah dengan segenap jiwa, raga dan harta.
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang percaya kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar."
(Qs. 49:15)
Wassalam,



Artikel Terkait